[LOUNGE] Mari Berbicara lewat Puisi

aku menyeret langkah
memutar bola kaca dalam rongga mata ku
aku mencari mu
dimanakah?

Kembali ku dengar
suara lembut itu
segera hentikan
karenanya aku dapat terbunuh
karena suara itu menyesakan hati ku

Desau angin mengiris di dasar hatiku
Memendam perih yang berpendar penuh duka
Aku ingin memeluk rindu yang kian jauh tak terjangkau jemariku yang rapuh

Mencoba hilangkan riak gelisah yang memerangkap jiwa
Mencoba tulikan telinga dari teriakan garang yang menusuk perasaan
Mencoba sembuhkan seluruh goresan yang terus menerus ada.

Aku benci pedih..
Sebenci aku melihatmu yang tak pernah bisa kumiliki
Lalu apa salah kalau aku berbalik pergi kini???

Kau tahu? Di sini aku menunggumu tanpa suara, tanpa ada keluh terdengar...
Kau tahu? Di sini aku mencoba untuk terus setia, tanpa menengok lebih jauh sisa cinta yang ada.

Lalu aku tahu semua sia-sia.

Aku berhenti mencoba bahagia.
Dengan kenanganmu yang berputar-putar di kepalaku, apa kau pikir aku bisa tetap lanjutkan hidupku tanpa mengingat lukaku???

Kau tidak tahu sakitnya koyakan yang kau tinggal bersama pengkhianatan yang ada.

Aku disini...
Hilang tanpa bekas tersisa.

Ku coba bersabar
beri aku kesabaran
dan ingatkan aku
bila malam tiba
aku tetap harus bersabar
menanti pagi hembuskan embun segar
basuh luka yang membuat aku bersabar

Aku benci menengok senyum yang kau tebarkan.
Penuh pesona.
Aku benci menangkap lirikan mata yang kau pamerkan.
Penuh makna.
Aku benci rasa nyaman yang kau tawarkan.
Penuh kasih sayang.

Kau datang tanpa ada pertanda.
Dan aku benci berpura-pura tak ada apa-apa.

Aku masih kehilangan jejak dimana kusembunyikan kunci hatiku.
Mencoba berpaling dari segala rasa yang mulai menari-nari di dalam dada.
Dan aku tahu tak akan sanggup terlalu lama memendam rasa.

Apa kau mau serpihan hati yang tak bisa disatukan lagi???
Sanggupkah kau menunggu sampai retakan itu menyatu???

Aku tak bisa berjanji bisa pulih kembali.

Ku tahu suatu saat semua akan pergi
begitu juga dirimu
disini aku, berdoa pada sang Pencipta
beri aku kesabaran,
beri aku keihklasan
dan berharap kau temukan jalan terbaik
di dunia sebelum surga menanti

Dan kini ini ingatanku berbalik padamu lagi
Padamu, yang di hari-hari sebelumnya
selalu ada bersamaku di sini

Dalam sepi ini memoriku menari mengangangkat kenangan akanmu lagi
Tentangmu, sosok sempurna yang terlalu jauh untuk dapat ku raih
Dirimu, yang kucinta dengan segala keterlambatan yang kusadari

Ntah itu bintang, ntah itu matahari
Apakah desau angin mau pun embun di pagi hari
Mungkinkah hujan, ataukah adanya pelangi
Setiap hal membawamu kembali mengiris hati

Bila kah kau akan kembali?
Akan kah aku bisa bertemu denganmu lagi?

kilauan bintang terlihat indah sungguh
menarik hati, menyentuh luka terbasuh
belaian kasih dua hati menyatu
melantunkan senandung syahdu
menguak tabir yang menggugu

de_wind wrote:

Naaaah sebelum mulai, kita tetepin aturan dlu ya...
ini lounge artinya kita bebas ngobrol-ngalur-ngidul, tp dgn syarat :

1. satu kali postingan minimal 3 baris kalimat
2. bahasa/diksi yg dpake mesti puitis/bahasa puisi
3. tema bebas, gak perlu terikat, bhkan skedar curhat boleh (tp tetep ngacu ke aturan no.2)

yg lagi gundah-gulana, lg galau, lg sedih, seneng, susah, dll
ungkapin aja smuanya lwt bahasa puisi...


START WITH ME...!!!

Quote :

Mari berucap dalam puisi
Melantunkan nada-nada indah
Membisikkan keriaan
Meneriakkan kesedihan

Wahai sang puisi, jendela hati
bukalah jendelamu untuk kami

[b]berjuta x rasa itu memburuku
mencoba tuk merengut seluruh asaku
namun tak jua aku mampu membunuhnya
hanya satu yang aku bisa lakukan
menorehkan dalam secarik kertas
tuk satu tujuan
rasa ini kan terucap
untukmu ......

aku berjalan menyusuri lorong2 waktu
nampak jelas gelap n misteri
langkah ini terhenti
bertanya pada diri sendiri
jalan mana yang kan ku lalui
asa tak lagi ku miliki
aku takut tersesat di masa yang lalu
yang hanya duri dan perih
namun segera aku sadari
bahwa langkah ini belum berhenti sampai di sini
disana ada asaku
dan aku hanya perlu mempercayai
satu langkah ini

kilauan kegelapan terus saja tersenyum padaku
menawarkan keabadian

aku lelah
namun aku mencoba bertahan
karena aku tak ingin membuangmu
dalam lubang hitam di hatiku
aku ingin kau terus ada
biar menjadi pasir, biar menjadi batu
asal kau terus ada di sampingku
tak pernah pergi

namun aku juga tak bisa lupa
kau punya ranah sendiri
yang tak pernah bisa kujamah
seperti luka jiwamu
aku berusaha mengintipnya secara perlahan
dan kau dengan diamdiam menutup pintunya
seraya tersenyum padaku

aku tak mengerti
sungguh
apakah yang harus kulakukan
agar kubisa diami hatimu yang terus meminta cinta
tetepi kau juga enggan membuka gerbangnya

mungkin aku harus menunggumu
sedikit lagi
beberapa menit lagi...

aku hanya pengembara kata hina...
sekedar singgah melepas lelah....
ksatria dengan pedang patah...
dan tak tau harus menuju kemana...
tersesat di jalan kehidupan.....

rasa sayangku...
pergi diam tanpa kata....
tak sempat tinggalkan pesan luka....
hanya keheningan.....
senyap tanpa suara......
dalam hati yang kembali beku....
pilu mengharu membiru.....
menghempaskan kabut rindu....
akan kehadiranmu....

sayang....
aku mundur dari sandiwara cintamu......
jangan ada dendam....
jangan saling sakiti lagi.....
berteman lebih baik.....
jika memang kau adalah jodohku.....
benang merah tak akan lari kemana.....
dewasalah dalam berfikir....
suatu saat .....
jika kau lelah dengan tipuan mata yang menghanyutkanmu.....
gemerlapnya malam surabaya.....
ingatlah saat aku memarahimu.....
ingatlah saat aku melarangmu.....
ingatlah saat aku memelukmu.....
ingatlah saat mencium keningmu.....
akan kau dapati sebuah jawaban......
ketulusan hati yang telah kau sia-siakan....
dan aku.......
setiap rasa ini.....
segenap jiwa dan raga ini akan sepaham....
aku telah memaafkanmu.....

waktu berputar perlahan-lahan,.
dunia tua wadah cerita,.,
jejak yang hilang entah kemana.,
begitu singkat cerita kita.,.

Itu kau yang 6 tahun lalu bersama kami,
Itu kau yang 6 tahun lalu selalu tertawa dengan muka merah tomatmu
Itu kau yang 6 tahun lalu selalu membawa sapu lidi sebagai tongkat tahta
3 tahun jarak menjadi begitu jauh
3 tahun waktu menjadi begitu lama
Kini kau hadir kembali,
Dengan sejuta tanya dan teka-teki
Membawa genangan air tenang, dan membangunkan singa yang tertidur
Kau kembali denganNya
Kau menjadi yang beruntung
Kau bersatu dengan alam, dan cepat kembali pulang
Muka tomat merahmu akan selalu terkenang di benak kami,

29 oktober 2012
Ggp.

Lama entah berapa lama
kami tinggalkan jejak pada tanah tertinggi
tempat sang pejuang kata menyendiri
mencari jati diri tersembunyi

lama, telah sangat lama
kami tinggalkan tanah ini sendiri
gersang tanpa tumpahan tinta
tanpa siraman kata-kata

kawan lama, telah lama
aku, dia, kami, dan mereka
pergi dengan janji akan kembali
terompet berbunyi
memanggil kami untuk pulang kesini

meski..
langit biru memikat
embun pagi menyejukkan
kicau burung menggoda


     
tapi..
kau tetap runtuhkan hati ini
mengetuk lalu pergi
tersenyum lalu menangis


    Aku...
     ?
     !
     ,
     .

Ada harap yang tak henti terselip dalam setiap Doa
Namamu...
Bagai dibasuh sembilu saat kutahu tak ada aku dalam inginmu
Bagai separuh aku hilang saat kutahu mimpiku tak pernah sama dengan anganmu

Aku tahu...
Tapi tak ada dambaku ingin kau pergi dalam hidupku
Terlalu nyaman diriku akan hadirmu dalam benakku
Meski kutahu tak pernah ada diriku dalam hatimu

Tolong jangan beranjak dari sini
Meski harus kulukai diriku saat ini
Karena kutahu indahku tak terlihat dalam mimpimu sendiri
Biar kunikmati perih ini sendiri dalam diam sendiri

Dasar para hyena dan medusa metropolitan
kalian semua bagai sampah di lautan