SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 (puisi) Lalu...

Go down 
2 posters
PengirimMessage
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(puisi) Lalu... Empty
PostSubyek: (puisi) Lalu...   (puisi) Lalu... EmptyMon 3 May 2010 - 10:33

Lalu bungabunga itu menggugurkan kelopaknya
dan kalender itu membunuh satu persatu setiap angka yang sudah tak layak tampak

Lalu tanah-tanah bertanya kepada kegaiban semesta:
Sampai kapan aku menjadi rumah bagi mereka yang tak dapat lagi tertawa?

Lalu kita bergidik menyaksikan keganjilan sang waktu sambil terus resah bertanya:
Kapan giliran kita?
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
ipink
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 31
Points : 32
Reputation : 1
Join date : 03.05.10

(puisi) Lalu... Empty
PostSubyek: Re: (puisi) Lalu...   (puisi) Lalu... EmptyTue 4 May 2010 - 8:53

tukangtidur wrote:
Lalu bungabunga itu menggugurkan kelopaknya
dan kalender itu membunuh satu persatu setiap angka yang sudah tak layak tampak

Lalu tanah-tanah bertanya kepada kegaiban semesta:
Sampai kapan aku menjadi rumah bagi mereka yang tak dapat lagi tertawa?

Lalu kita bergidik menyaksikan keganjilan sang waktu sambil terus resah bertanya:
Kapan giliran kita?

lalu, kuncup-kuncup itu mulai bermekaran
dan, kalender itu meruapkan bulan demi bulan yang menjanjikan harap

lalu, tanah-tanah itu menjawab tanya sang Gaib:
Sampai tak ada lagi tunas merah jambu menjelma!

lalu, kita beringsut menyeruak kerumunan di putaran sang waktu sambil berkata lantang:
Demi detik, akulah yang terbaik!
Kembali Ke Atas Go down
 
(puisi) Lalu...
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Teknik Menulis Puisi [Sharing tips & trik menulis puisi, jenis-jenis puisi, dll]
» (puisi) forum ini
» (puisi) Perpisahan
» puisi galau
» puisi waktu

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Puisi-
Navigasi: