29 Desember 2002 tepat pukul 12.00 Wita Shinta bertanya pada kekasihnya Doni yang jauh di pulau jawa melalui sebuah telpon.
Shinta : “Cintaaaa,,,, cinta ingat ngga hari ini hari apa? dengan nada lembut.
Doni : “Ya’iyalah inget sayang cinta, hari ini’kan hari rabu, emang kenapa sayang? Kangen ya?
Shinta: “kalau kangen sih,,,, setiap hari sayang, masa sih sayang ngga inget hari ini hari apa? Dengan nada sedih.”
Doni : cerita donk sayang aku lupa apa? Beneran aku lupa sayang….
Shinta : hari ini hari ulang tahunku doni, dan ini sudah ke-2 kalinya kamu melupakan hari ulang tahunku selama kamu jauh dariku.
Mulai sekarang aku ngga akan berharap sesuatu yang indah darimu, karena hari ulang tahunku aja kamu udah lupa apalagi yang lain.
Doni : ya ampuuunnn,,,, maaf maaf maaf maaaaaaff sekali lagi sayang, aku sibuk banget soalnya ngerjain skripsi makanya aku lupa sayang… maafin aku ya, aku janji ini yang terakhir aku melupakan hari penting hidupmu.
Shinta : ngga apa-apa don dan aku ngerti dengan kesibukanmu, tapi yang aku ngga ngerti kenapa kamu bisa lupa dengan hari ultahku, apa dihandphone kamu ngga ada alarm’nya sebagai pengingat? Tapi ya sudah’lah,, mungkin ini memang ngga penting untuk mu.
Doni : ngga sayang,, kamu terpenting buat aku… maafin aku ya, aku janji ngga akan ngulangin ini lagi.
Seketika telpon itu mati, shinta menutup telponnya sambil menangis,,, dia tak habis pikir kenapa doni sekarang banyak berubah? Pastinya semenjak doni pergi kuliah ke jawa timur malang. Awalnya doni sering menghubungi shinta, masih sering bercanda, yang pasti kebiasaannya masih seperti yang dulu, tapi setelah lewat 1 smester perubahan doni pun mulai terlihat, sering membohongi shinta, komunikasi tidak lancer seperti biasanya, kalaupun ada komunikasi pasti selalu membosankan. Sempat shinta mencoba intropeksi diri karena dia pikir dia yang salah tapi belakangan akhirnya shinta sadar bahwa kekasihnya yang sudah berubah dan yang paling parah yaitu 2kali berturut-turut doni melupakan ulang tahun’nya.
“sambil terus menangis shinta menekan huruf-huruf di hp’nya yang isinya : doni,, aku memaaf’kan semua salahmu tapi aku tak akan melupakan hari ini, kuharap jika kamu pulang nanti kamu kembali seperti doni yang ku’kenal dulu, yang menyayangiku, mengertiku dan mencintaiku apa adanya. Mulai sekarang aku ngga akan mengganggu jadwal pembuatan skripsimu lakukanlah hal apapun sesuka hatimu, aku akan mencoba sabar menghadapimu dan aku harap juga jika kamu pulang nanti kamu akan menepati janjimu yaitu melamarku karena bukan hanya aku yang menantikan janjimu itu tapi orang tuaku juga menunggu janjimu.”
——————————————
Akhirnya hari yang dinantikan shinta tiba, yaitu hari ini tanggal 8 Agustus 2003 doni kembali ke’Banjarmasin, shinta sudah menunggu doni di’Bandara samsudin noor.
“Hhuuuhhh,,, akhirnya pesawatnya tiba juga,, dan dipintu gerabang bandara mereka bertemu, keharuan dan suka cita bercampur aduk dihati shinta sewaktu dia memeluk doni yang sudah tiba. Alhamdulillah doni kamu sudah sampai, iya shin aku udah sampai dengan selamat.. Ayo kita pulang .. !! ajak doni dengan nada datar”.
Seketika shintapun heran dengan sikap doni, sepertinya tidak ada ekspresi bahagia atau terkejut melihat shinta yang memberinya surprise menjemput kedatangannya tanpa memberitahukannya.
:nangis
3 bulan Setelah kedatangan doni ke’banjarmasin doni sudah bekerja disebuah perusahaan daerah tapi dia belum juga melamar shinta, padahal sudah lebih dari 3 kali doni berjanji untuk melamar shinta tapi belum terpenuhi hingga sekarang. Setiap hari shinta selalu di’introgasi sama orang tuanya yang menunggu janji doni, tapi shinta selalu mencari alasan untuk membela doni.
Shinta : doni, aku tau kita akhir-akhir ini jarang bertemu dan berkomunikasi tapi apa kamu masih ingat dengan janjimu?
Doni : iya, aku ingat,, tapi aku masih belum siap shinta apalagi orang tuaku juga ngga mau kita nikah cepat-cepat.
Shinta : apa? Lalu kenapa kamu selalu berjanji padaku? Kenapa kamu menyakitiku lagi don? Apa salahku padamu dan apa yang harus ku’katakan pada orang tua’ku… tolooonggg…. Ngerti’in aku diiiikiiiittt aja doni… !!! Hiik..hik...hik…
Doni : aku ngerti shinta, tapi aku juga ngga bisa nentang keinginan orang tuaku..
Shinta : sama don, aku juga ngga bisa nentang keinginan orang tuaku, mungkin bagi kamu memberiku janji itu adalah hal sepele, karena mungkin kamu pikir aku dan keluargaku tidak punya hati, tapi kamu harus tau kalau untuk kali ini tidak ada lagi janji, aku ngga mau lagi dengar semua janjimu, habis sudah kesabaranku, lebih baik kita akhiri saja hubungan ini walaupun bagiku sudah sangat terlambat untuk mengakhirnya.
Doni : apa?????????
Shinta : iya doni, lebih baik kita putus, walaupun aku sangat mencintaimu tapi seperti dirimu yang memikirkan kebaikan orang tuamu, begitu juga dengan aku yang memikirkan hati orang tuaku.
Doni : tunggu shinta, aku akan melamarmu secepatnya asal kamu jangan memutuskan aku.
Shinta : terlambat doni, kalau kamu memang masih menginginkan aku jadi istrimu maka kamu akan tetap melamar aku walaupun tidak ada status diantara kita lagi tapi dengan catatan selama aku masih sendiri..
Selamat tinggal doni, aku harap kamu bisa belajar dari semua ini bahwa jangan menyepelekan hati wanita dan keluarganya dan jangan suka mengumbar janji kalau tidak bisa bertanggung jawab, aku akan tetap mengingat kenangan yang pernah kau berikan kepadaku.
Shinta pergi dengan air mata.
Doni : tunggu aku shinta,, jangan pergi,,, tunggu aku, aku pasti melamarmu.
Doni menangisi kepergian shinta, penyesalan paling dalam dirasakan doni saat ini.
———————-
1bulan berlalu setelah shinta memutuskan doni, tapi tak ada kabar dari doni, semuanya seperti menghilang dengan sekejap, hubungan yang dibangun selama 3tahun seperti tidak ada artinya, yang ada hanya kebencian dihati orang tua shinta terhadap doni karena sudah menyakiti anaknya dengan begitu sakitnya.
Tepat tanggal 22 januari 2004 doni datang kerumah shinta beserta orang tuanya untuk melamar shinta.
Semula orang tua shinta sempat meluahkan kemarahan mereka kepada doni dan keluarga yang tidak tepat dengan janji. Tapi akhirnya orang tua doni meminta maaf dan membujuk mereka agar mau memaafkan dan menerima doni kembali sebagai calon suami shinta.
Lamaran itu akhirnya berjalan lancar, orang tua shinta dan begitupun shinta juga menerima kembali doni, selain karena shinta juga masih mencintai doni dan juga karena hubungan mereka yang sudah sangat lama jadi bagi orang tua shinta sangat memalukan kalau hubungan selama itu tidak sampai ke pelaminan.
———-
1 bulan lagi pernikahan itu akan terjadi, tak terbayang kebahagiaan yang dirasakan shinta dan kelaurga, merekapun sudah mulai mencetak undangan sebanyak 1000 lembar.
Disaat doni dan shinta jalan mencari fotografer perkawinan mereka tiba-tiba di’dalam mobil shinta pingsan.
“shinnta bangun shin, kamu kenapa shinta? Tidak ada jawaban dari shinta dia masih tergeletak tak ada gerak, akhirnya doni panik dan langsung membawanya kerumah sakit terdekat.
Sesampainya dirumah sakit setelah diperiksa sama dokter shinta dianjurkan untuk rawat inap. Donipun terkejut mendengar kata-kata dokter bahwa shinta terkena penyakit leukemia stadium 4 dan diperkirakan umurnya tidak lama lagi, entah menghitung jam saja lagi atau menghitung hari, yang pasti tidak sampai menghitung bulan.
Doni menangis sejadi-jadinya disamping shinta, dia tidak menyangka kalau selama ini kekasihnya punya penyakit seberat itu. Doni menghubungi orang tuanya dan orang tua shinta, akhirnya merekapun sampai dirumah sakit dan mereka langsung menangis tidak berdaya melihat shinta yang masih memejamkan matanya dengan wajah yang sangat pucat.
Orang tua doni menyemangati doni dan meyakinkan doni kalau shinta pasti tidak lama sakitnya dia aka sembuh tapi doni menyangsikan itu semua dia terus berkata pada orang tuanya kalau tidak mungkin, itu tidak mungkin mah sambil menangis karena shinta mengidam penyakit leukemia, donipun bertanya kepada orang tua shinta yang juga terkejut mendengar kata-kata doni, apa om dan tante tidak tau kalau shinta sakit? Dan ternyata orang tua shinta juga tidak mengetahui sakitnya shinta apa, mereka pikir selama ini shinta hanya sakit biasa karena shinta juga tidak pernah cerita apa-apa tentang penyakitnya. Selama ini kalau dia lagi merasa pusing dia selalu berkata dan berdoa mudah-mudahan doni bisa melamarnya dengan cepat supaya dia bisa hidup lebih lama dengan kamu doni, seperti itulah kata-kata shinta kalau dia lagi pusing atau lagi sakit dan kami kira itu hanya perkataan biasa, makanya selama ini dia setia menunggumu karena dia yakin kamu akan melamarnya sesuai janjimu padanya,. Tapi ternyata kenyataan yang diterima bertolak belakang dan setelah kalian putus selama 1bulan dia hanya mengurung diri dikamarnya sambil menahan rasa sakit.
Doni tidak menyangka kalau shinta menahan rasa sakitnya sendirian tanpa memberitahukan kepada siapapun. “shinta, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu kesakitan dan kenapa kamu menyembunyikan ini semua dariku apa maksudmu? Aku menyesal shinta karena terlalu sering menyakitimu, kamu yang setia menunggu disaat jauh dulu tapi aku selalu membohongimu disana aku bersenang-senang tanpa memilkirkan dirimu, maafkan aku shinta aku menyesal shinta, aku akan melakukan apapun asal kamu bisa sembuh dan aku akan membahagiakanmu seumur hidupmu. Shinta bangun jangan diam saja, aku mencintaimu shinta….
2hari shinta belum sadar juga dan doni masih setia menunggu shinta dengan terus berada disampingnya sambil berdoa.
Akhirnya doni mempunyai rencana kalau setelah shinta sadar dia akan langsung menikahi shinta sekalipun dirumah sakit, karena dia tau keinginan shinta yang paling besar adalah memakai baju pengantin bagai seorang putri yang dipuja pangerannya.
—-
Tidak berapa lama shintapun sadar.
Shinta : Doni….. Panggil shinta,,,
Doni : sayang kamu sudah bangun ya? Bagaimana perasaannya sudah merasa lebih baik? Dengan perasaan senang
Shinta : Aku dimana don?
Doni : Kamu dirumah sakit sayang,,
Shinta : Pasti karena penyakitku ya doni? Doni : Iya shinta,, tapi kenapa kamu ngga cerita aku dan mama papa kamu?
Shinta : Ngga doni, bukannya aku ngga mau cerita tapi aku taunya juga terlambat yaitu satu tahun sertelah kepergianmu dan itu sudah stadium 3. tapi ya sudah’lah itu semua sudah terjadi yang penting aku sudah dilamar sama kamu hanya itu keinginan aku setelah aku tau sakit dan kalaupun ngga jadi nikahnya ngga apa-apa yang penting aku tau kalau kamu mencintaiku. Sambil tersenyum shinta mengatakan semuanya pada doni.
Doni : Tapi shinta, aku’kan belum sempat membahagiakamu?
Shinta :Aku sudah bahagia doni, kamu tenang aja aku pasti bahagia.
Doni : Kalau begitu kali ini kamu harus menurut sama aku, kita akan menikah besok walaupun dirumah sakit.
Shinta :Tapi doni, aku ngga mau, bagaimana dengan orang tuamu, lebih baik kamu cari yang lebih baik dari aku doni…
Doni : Kamu ini masih ngeyel aja, pokoknya kita harus nikah besok.
Shinta : Iya doni baiklah, aku mau, tapi aku mau dirias seperti seorang putri ya..
Doni : Iya sayang,,, ngga di’dandanin kamu tetap seperti seorang putri ko…
Ya sudah sekarang kamu istirahat ya supaya besok bisa memakai baju seorang putri.
Shinta : Iya sayang…
Shinta akhirnya tidur dengan membawa perasaan bahagia yang tiada terkira karena dia merasakan kembali kehangatan cinta doni yang dulu pernah dia rasakan.
Akhirnya hari itu tiba, hari pernikahan yang diimpikan shinta yaitu tanggal 14 maret 2004. shinta dirias bagaikan seorang putri dan memakai baju pengantin warna putih dengan kerudung yang anggun. Shinta terlihat sangat cantik walaupun sebenarnya mukanya lebih pucat karena sakit yang dirasakannya.
Setelah selesai shinta dirias, akhirnya doni mengangkatnya dan mendudukannya dikursi roda didepan sebuah meja yang sudah disediakan untuk pernikahan. Entah kenapa disaat doni mau melepas tangan shinta tiba shinta menggenggam tanganya begitu erat dan berkata, “doni aku mencintaimu dari kuhidup sampai matiku, laillahaillallah,, muhammadarrasulullah”. Seketika genggaman itu terlepas dan mata shinta pun sudah menutup untuk selamanya. Akhirnya shinta meninggal dalam keadaan memakai gaun seorang putri sambil tersenyum. Donipun menanngis sejadi-jadinya,, dia masih tak bisa terima kalau calon istrinya meninggal sebelum dia mengucapkan janji didepan penghulu.
Hingga kini setelah kematian shinta, doni masih merasakan penyesalan yang sangat terlambat itu, setelah dia kehilangan baru dia menyadari kalau ternyata selama ini dia menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan shinta dan Tuhan kepadanya.
Walaupun kini doni sudah berkeluarga tapi doni selalu setia mengunjungi kuburnya shinta disaat hari ulang tahunnya, hari jadiannya dan yang pasti hari kematiannya.