SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Kuntilanak di tempat kemping

Go down 
5 posters
PengirimMessage
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyThu 23 Jun 2011 - 0:51


Sebuah gedung mungil berukuran 5X4 meter yang terletak di tengah-tengah SMA Sumpah Pemuda mulai terasa panas. Ruang KIR (Karya Ilmiah Remaja) ini memang sudah hampir sejam dihuni oleh anggota-anggotanya. Belum lagi panasnya siang ini bak menembus ke dalam gedung. Membuat semua yang ada di situ pada berkeringat.
Rapat hari ini memang belum selesai dalam rangka membahas rencana rekreasi nanti sore. Anak-anak berebut dengan pendapat masing-masing, ada yang pengen ke ancol, ke anyer, ke taman mini, de el el. Beberapa juga ada yang mengusulkan ke Bali, Lombok, Bunaken, Toba, bahkan ke London, Roma, Swiss. Ih, pake duit siapa kalee…?
Mas Andi selaku pembina, menyarankan pergi ke museum saja.
“Aduh mas, kita kan mau liburan, bukan belajar.” Protes Puput. Kancing bajunya ia buka satu karena kepanasan.
“Justru itu, karena kita anggota KIR, maka ada baiknya kita berlibur sambil belajar.”
“Nggak asik ah! Liburan liburan saja, nggak usah pake belajar…” ungkap Obet yang diimbuhi protes juga dari yang lain.
“Daripada bingung, mending kemping aja … di rumah masing-masing.” Usul Puput.
“Kalo di rumah bukan kemping namanya Put. kemping tu di utan!” cela Vido.
Mas Andi yang mulanya bingung, ganti senyam senyum “Ide kamu boleh juga Put. Kalau begitu, sore ini kita kemping di hutan angker. Setuju?”
Hutan angker? Anak-anak bengong. Serius???

Perhatian!! Sebelum cerita ini dilanjutkan, patut kami peringatkan kepada para pembaca budiman budiwati yang ngaku penakut. Jangan sampai lho nggak baca cerita ini. Baca aja … pasti nggak bakal takut lagi. Percaya deeh…

Kisah ini dimulai ketika sore itu. Di mana cahaya jingga matahari semakin pudar seiring dengan berlalunya waktu dan bulan di atas mulai muncul malu-malu. Dari timur sekelompok burung gereja nampak bergerak cepat menuju ke pohon beringin raksasa di pinggir sungai. Pohon beringin itu memang sudah menjadi rumah mereka secara turun temurun. Tak heran bagi yang sering berteduh di bawahnya, bukan hanya buah beringin yang jatuh di kepala, kadang-kadang gituannya burung juga suka neplok.
Bicara soal burung gereja, ternyata sore-sore gini masih ada juga lho yang masih anteng di atas genteng rumah Rere. Lagi asik-asiknya tu burung cuit cuit gembira, sebuah batu mungil tiba-tiba melayang ke arah mereka, dan ‘Taakk!!’ untung cuman kena gentengnya. Mengetahui nyawa sedang terancam, burung-burung itu langsung bubar jalan. Eh, salah! Bubar terbang ding…
Dua detik kemudian, sebuah batu kerikil kembali melesat, lalu giliran kulit pisang yang melayang, sebentar kemudian kulit kacang, lalu kulit nanas, kulit duren, sampai wayang kulit juga ikut terlempar. Hihi…
“Aduuh! Aduuuh…!!” pekik Rere yang sedang nyangkut di atas genteng. Sementara di bawah sana ada Puput, Obet, Hanup dan Romi yang terus melempari kerikil.
“Udah doong…! Eiyke bisa sakit semua nih boookk..!” ujar Rere. Pria yang satu ini memang rada-rada banci. Jadi wajar kalau ngomongnya ngondek.
“Kalo nggak mau dilempar, ikut kita dong…!” teriak Puput.
“Idiiih… ogah boook, eiyke mendingan is det daripada ikut ye ye pade!”
“Ya sudah. Pasukaan!! Seeraang…!!”
Puput, Obet dan teman yang lain kembali melempari Rere dengan batu kerikil. Ada yang kena kakinya, badannya, yang kena palanya juga banyak. Untung kerikil… coba martil, benjol tu banci. Saking banyaknya kerikil yang melayang, sampai ada yang masuk ke mulut Rere, karena sudah terlanjur masuk, sekalian saja ditelan. Lumayan, itung-itung ganjel perut.
Tapi toh, pada akhirnya Rere menyerah juga. Dan dia terpaksa harus ikut teman-temannya dalam rangka kemping di hutan Angker. Hiiiii… mendengar namanya saja bulu ketek sudah pada berdiri. Pantes Rere nolaknya sampai manjat rumah segala.
Rombongan kemping KIR anak-anak SMA Sumpah Pemuda terdiri dari delapan belas anak. Sepuluh cewek dan delapan cowok. Ditambah Mas Andi, kakak pembina mereka, jadi ada sembilan belas. Dan terbagi dalam tiga mobil. Dua APV dan satu carry tua.
Mobil carry milik Romi ini memang sudah tuuaaa… banget. Warisan dari kakeknya dulu. Uniknya, mobil ini tidak bisa dinaiki lebih dari lima orang. Sebab dulu pernah enam orang naik mobil ini, dan baru jalan sepuluh meter, mesinnya sudah batuk-batuk. Maklum, mobilnya sudah bau tanah. Hehehe.
Nah, sekarang coba kita tengok sejenak siapa yang ada di dalam mobil carry itu. Ada Romi, Obet, Hanup dan Puput. Romi yang baru bisa nyetir menjalankan mobilnya pelan-pelan. Sementara Obet dan Hanup sedang asik genjreng-genjreng gitar mereka. Lalu Puput? Ah, tu anak sebenarnya juga takut kemping di hutan Angker. Makanya sekarang diam mulu di jok belakang sambil mulutnya komat-kamit baca doa. Obet yang mulai bosan bersenandung, tiba-tiba ingin mengatakan sesuatu kepada Puput. Yakni sebuah pernyataan yang sangat misterius….
“Put, lu pasti nggak tau…”
“Tau.” jawab Puput enteng. Obet langsung manyun. Merasa dicuekin, dia melempar ke Romi. “Rom, lu juga pasti nggak tau…”
“Ssstt..!! orang nyetir jangan diajak ngomong! Bahaya!!” putus Romi.
Obet cemberut lagi. Merasa tidak diperhatikan, dia langsung melungker dan pura-pura tidur.
“Kasihan…” ujar Hanup. “Yuk, sini… biar kuperhatikan perkataanmu. Supaya engkau tidak sedih.”
“Bodo!!” balas Obet ngambek. Teman-temannya langsung ngikik (Tu kan, pernyataannya misterius banget. Hihi…)

Singkat cerita, sampailah mereka di tempat tujuan. Mas Andi selaku pembina dengan ditemani beberapa siswa mendatangi sang juru kunci hutan Angker. Orangnya cukup muda, masih sekitar tiga puluhan lah, dan hidup seorang diri di sebuah rumah sederhana peninggalan orang tua. Namanya Keramat, sebut saja Cak Mat. Cak Mat orang yang berbadan kurus pendek berwajah muram, dengan mata suram, berbaju hitam dan giginya tinggal enam, kalau ketawa mulutnya bau asam. Iiih, seeeeraam!
Setelah ngobrol sana sini dengan Cak Mat, maka, jadilah semua anak masuk ke dalam hutan Angker, mengikuti Cak Mat yang berjalan paling depan demi menunjukkan tempat kemping. Udara lereng yang dingin menusuk sampai ke tulang, angin meniup pelan di sela-sela leher mereka. Menambah seramnya suasana. Suara binatang malam seperti kodok, burung hantu, kelelawar berhasil membuat anak-anak merinding. Belum-belum mereka sudah pada bergidik ngeri. Apalagi kalau kita lihat cewek-cewek yang ada di barisan belakang, baru saja ada bunyi kentut ‘Tiiit!!’ dikit, sudah langsung menjerit sambil berpelukan. Obet yang berada dekat situ sekalian saja ikut berpelukan. “Hehe, lumayan.”
Sadar ada yang ganjil, cewek-cewek itu langsung bubaran. Sebelumnya mereka sempat njitak pala Obet biar tahu rasa. Dia langsung ngibrit ke barisan depan sambil ngusek-ngusek benjolnya.
Sementara itu si Rere, dari tadi tu banci masih saja ngekor di belakang Puput sambil pegangan pinggang Puput, matanya merem dan giginya gemelutuk ketakutan. Beberapa anak lain seperti Romi, Hanup dan Adrian juga ikutan ngekor di belakangnya. Kayaknya mereka pada takut kalau-kalau ada penampakan muncul.
Sekalian deh Puput yang berada paling depan jadi lokomotifnya “Juuss… juuss… juuss…” katanya sambil melewati beberapa anak. “Mau naik mbak? Ke Bandung Surabaya boleh naik dengan percuma lho…”
Anak-anak yang lain sempat tertawa disela-sela ketakutan mereka.
Setibanya di lokasi kemping, Cak Mat minta diri. Sebelumnya sempat dia berpesan kepada seluruh anggota kemping. “Ingat, kalau di tempat sini jangan pakai pakaian yang mini-mini ya!” ujarnya dengan mimik menegangkan.
“Lho? Kenapa Cak Mat?”
Anak-anak mulai khawatir.
“Hiiii… jangan-jangan yang pake pakean mini bisa diculik hantuu!” kata Vido gemeteran.
“Siapa bilang? Hanya saja udara di sini kan dingin, asal kalian tahan pake yang mini-mini ya boleh-boleh saja.” jelas Cak Mat sambil ngikik dikit. Anak-anak langsung lega.
“Tapi, hati-hati dengan pohon yang di situ!” tambah Cak Mat sambil nunjuk pohon pisang yang ada di ujung. “Kemarin di samping pohon itu ada yang lihat perempuan pake baju merah sedang menari jaipong lho…”
Anak-anak ketakutan setengah mati, apalagi pas Cak Mat pergi sambil ketawa model orgil. Suasana jadi makin mencekam, dan Mas Andi selaku pembina yang dari tadi pura-pura berani, kini demamnya mulai naik turun. Begitu pula Rere, gerak geriknya yang aneh itu menandakan kalau dia ngempet pengen pipis.
“Lu sudah pake softek belon?” usil Puput.
“Kurang ajar!” omel Rere sambil ngintik nyari persembunyian untuk … pasang softek. Hihi..
Melihat anak-anak pada ketakutan, Puput coba menenangkan, selagi mereka belum pingsan. “Sudah sudah. Karena kita sudah di sini, mending kita hepi-hepi. Hilangkan saja rasa takut yang ada di benak kalian. Toh pada hakikatnya suasana menyeramkan itu ada karena pikiran-pikiran negatip kita. Coba deh kita pikirkan hal-hal yang menyenangkan. Insya Alloh perasaan takut itu akan hilang…”
Yah, paling tidak, penjelasan Puput barusan sedikit membuat anak-anak rileks. Perkataan Puput ada benarnya juga. Tidak baik kalau terus berpikir negatif, dan syukurlah teman-teman yang cewek juga mulai berani.
“Nah, kalau sudah tenang, kita bikin tenda yuk! Setelah itu kita buat api unggun supaya acara ini lebih meriah. Siapa tahu nanti ada yang gabung sama kita. Misalnya tuyul ato kuntilanak. Kan lumayan bisa nambah-nambah temen.”
Hiiiiiiiii…..
Tenda sudah berdiri, kayu bakar sudah tersusun dan api mulai menyala kecil-kecil. Beberapa anak juga turut berkumpul di depan, menikmati hangatnya api unggun sambil bernyanyi gembira. Hanya sebagian siswa cewek yang masih asik di dalam tenda. Sebut saja Mita, Keket dan Mega. Ketiganya mulai larut dalam acara ngegosiip! Maklum lah, kebanyakan cewek emang suka gosip. Apalagi Keket, bibirnya yang monyong itu menandakan kalau dia hobinya nggacor. Dan temanya selalu nggak jauh-jauh dari cowok. Misalnya nih. “Eh, ternyata Puput itu orangnya kere juga ya?” ujar Keket
“Kere? Maksud lu miskin?”
“Bukan, maksudnya kere_mpeng. Liat saja badannya yang kayak sapu lidi itu, pasti kalo kena angin langsung terbang. Hihi…”
Nah, dari satu gosip itulah lama-lama bisa mengakar ke mana-mana. Hingga suatu saat Mega mulai ngantuk. Sebelum bobok, cewek pesolek ini lebih dulu membaluti wajahnya dengan masker. Kalau diperhatikan, sudah mirip banget dengan kuntilanak yang di tivi-tivi ntu. Usai pasang masker, barulah Mega tidur. Sementara Mita dan Keket yang sudah kehabisan bahan gosip, beranjak keluar mengikuti teman-temanya di api unggun.
Di luar, Puput yang mulai bosan memainkan gitarnya, bangkit dan langsung berdiri di tengah-tengah mereka. “Teman-teman, karena malam sudah larut. Alangkah baiknya sebelum tidur, lebih dulu kita mendengarkan sebuah kisah dari saya. Kisah tentang seorang atlit maraton. Mau?”
Horeee..!!! Semua bersorak setuju. Dan dalam hitungan ketiga. Ceritapun dimulai.
“Pada suatu malam..”
“Ih, kok malam sih? Pasti cerita horor!!” belum-belum Vido sudah protes. Puput cuman melotot, lalu kembali bercerita. “Pada suatu malam, seorang atlit maraton bernama Junardi Sunarti Makan Ati Ratini Panggabean berlari dari komplek rumahnya. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya, sudah hampir dua jam Junardi Sunarti Makan Ati Ratini Panggabean berlari tapi tak sedikitpun istirahat. Dan Junardi Sunarti Makan Ati Ratini Panggabean terus berlari, melewati hutan, kuburan, hutan, kuburan…”
“Hiii… kok kuburan sich? Ganti aja deh ceritanya!!” cela Rere yang langsung merinding. Yang lain juga ikutan protes. mereka yakin itu cerita horor. Tapi Hanup tiba-tiba membela
“Tunggu! Ini bukan cerita horor kok! Percaya deh, bab saya ingat dulu pernah ada film seperti ini di layar kaca. Kalian pasti juga pernah nonton. Iya kan?”
Anak-anak kompak menggeleng. Tapi anehnya mereka percaya juga dengan omongan Hanup. Padahal tahu sendiri kalau tivi di rumah Hanup layarnya bukan dari kaca.
Cerita pun berlanjut “Tak berapa lama Junardi Sunarti Makan Ati Ratini Panggabean terjatuh, lalu Junardi Sunarti Makan Ati Ratini Panggabean bangkit. Dan Junardi Sunarti Makan Ati…”
“Stop! Stoop!! Ngapain sih nama lengkapnya disebut-sebut terus? Pake nama panggilan aja!” protes Vido.
“Justru Junardi Sunarti Makan Ati Ratini Panggabean adalah nama panggilannya. Kalian mau tau nama panjangnya? Yaitu Junardi Sunarti Makan Ati Ratini Panggabean Winarsih Sariatih Endahwati…”
“Oke! stoop!! Kalo gitu namanya disingkat saja deh!”
“Ya sudah kalo itu mau kalian. Tokoh ini kita panggil saja si Jun. lalu si Jun kembali berlari, hingga bertemulah ia dengan tukang siomay, eh… si tukang siomay juga ikut berlari, lalu mereka bertemu dengan tukang ngeronda, eh… mereka juga ikut berlari membelakangi si Jun. dan kalian tau kenapa?”
Anak-anak mulai serius.
“Ternyata mereka berlari karena ada kuntilanak yang sedang mengejar mereka sambil ketawa kikikikik…”
Semua langsung menjerit. Teriakan mereka sontak memecah keheningan malam. Dan tentunya. Protes pun rame menghujani Puput.
Tanpa tahu, teriakan mereka telah membangunkan seseorang yang sedang tidur pulas di dalam tenda. Mega bangkit masih dengan rasa ngantuk. Dasar teman-teman, masa ada acara meriah gitu gue nggak diajak? Batinnya sambil berjalan keluar. Lupa kalau dia masih pake masker.
“Teman-teman, ada acara apa sih? Kok gue nggak diajak?” katanya.
Anak-anak serempak noleh. Dan, huuuuaaaa….!!! Kuntilanak…!!! Semuanya bubar, dan langsung ngacir menuruni hutan, tidak peduli akan barang-barang mereka yang masih di sana. Mega yang mengira ada kuntilanak beneran berusaha menyusul teman-temannya sambil jerit-jerit. Hingga tak lama kemudian tibalah mereka di rumah Cak Mat. Pintu digedor berkali-kali, untunglah beberapa detik kemudian Cak Mat muncul dari balik pintu sambil ngucek matanya. Belum juga bertanya apa yang terjadi, semua anak sudah berebut masuk dan mengunci pintu, lalu sembunyi di balik sofa, ada juga yang ngumpet di dalam lemari.
Tok tok tok… “Teman-teman! Bukain dong! Ini Mega…” teriak Mega dari balik pintu.
“Bohong!” kata Puput.
“Beneran, ini Mega!”
“Kalo lu bener Mega, coba sebutkan kata sandinya.”
“Kata sandi? Kata sandi apaan? Jangan bercanda deh Put?”
“Kata sandinya adalah. ‘Idiih, Puput cakep banget deeh…’ Hihi.”
“Pupuuutt…!!!”
Untungnya Puput segera beranjak membuka pintu, telat dikit, sudah diculik tu si Mega sama kuntilanak karena dikira sodaranya. Pintu dibuka, Mega langsung nyengir, membuat Puput kembali takut “Kuntilanak!!” jeritnya sambil kembali sembunyi di sofa. Mega yang nggak tahu apa-apa malah ikutan ngekor dibelakang Puput. “Tolong! Kuntilanaknya nguber gue!!” teriak Puput lagi. Otomatis anak-anak yang sembunyi di sofa semburat nggak karuan, mereka berlarian sambil teriak-terik.
Dan Mega masih terus ngekor dibelakang Puput “Hus, huss!! Pergi kau kuntilanak! Jangan ngikut terus!!”
Sadar ada yang aneh dengan omongan Puput, Mega tengok kanan kiri memastikan apa benar ada kuntilanak. “Mana Put kuntilanaknya? Mana… mana..?”
“Huuaaa…!! Kuntilanaknya ngomong mana.. mana…!!!”
Mega langsung ngambek. Ditambah ketika anak-anak muncul satu per satu dari persembunyian mereka sambil tertawa geli. Mega makin keki. Tapi suasana jadi kembali meriah, apalagi ketika Adrian, pacar Mega menghapus maskernya dengan tisu toilet. Ciyee ciyee ciyee…, romantisnya.

Hanya saja anak-anak tidak mau lagi kembali ke hutan, lebih baik di rumah Cak Mat, berkumpul rame-rame, jadi nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Ya… bukannya takut kenapa-napa sih, cuman takut apa-apa doang. Hehe…
Syukurlah Cak Mat mengerti akan perasaan mereka. Akhirnya anak-anak diizinkan menginap di rumah Cak Mat. Wah, senangnya.
Pada saat itulah pintu kembali diketok pelan. Puput yang paling dekat dengan pintu lantas membukanya. Seorang cewek dengan daster merah kusam, dan bermake up tebal tersenyum di hadapannya, matanya merah melotot, rambutnya panjang berantakan, giginya item-item pula.
“Lu siapa lagi? Nita? Dewi? Wati? Hayo ngaku!!” tanya Puput cuek. Tapi dasar ni cewek bukannya ngejawab malah makin nyengir.
“Eh, nggak mau ngaku ya? Mita! Teman-teman ada yang belum datang nggak?” tanya Puput ke Mita di belakang sana.
“Nggak ada Put. Semua sudah komplit!” jawab Mita.
Cewek di depan pintu itu langsung ngikik sambil ngedip-ngedipin mata ‘ting ting ting…’ begitu bunyinya.
Tinggal Puput yang tiba-tiba …. Idiiiih, ngompoool.

* * *
Kembali Ke Atas Go down
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyWed 26 Oct 2011 - 9:58

tdk adakah pemuda-pemudi yg memberi kritik dan saran atas cerpenku ini..... Nangis
Kembali Ke Atas Go down
ilhammenulis
Penulis Senior
Penulis Senior
ilhammenulis


Jumlah posting : 1114
Points : 1203
Reputation : 18
Join date : 23.07.11
Age : 34
Lokasi : Bandung

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyThu 27 Oct 2011 - 9:56

iqbal wrote:
tdk adakah pemuda-pemudi yg memberi kritik dan saran atas cerpenku ini..... Nangis

udah keburu kelelep ini postingannya.. hehehe

Dan temanya selalu nggak jauh-jauh dari cowok. Misalnya nih. “Eh, ternyata Puput itu orangnya kere juga ya?” ujar Keket

puput itu cowok? Muke Cape

btw, bang, si puput ini bisa jadi ikon semua cerita abang deh.. sumpah saya ngakak baca yang ini. hahaha
Kembali Ke Atas Go down
http://www.ilhammenulis.wordpress.com
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyThu 27 Oct 2011 - 20:15

ilhammenulis wrote:
iqbal wrote:
tdk adakah pemuda-pemudi yg memberi kritik dan saran atas cerpenku ini..... Nangis

udah keburu kelelep ini postingannya.. hehehe

Dan temanya selalu nggak jauh-jauh dari cowok. Misalnya nih. “Eh, ternyata Puput itu orangnya kere juga ya?” ujar Keket

puput itu cowok? Muke Cape

btw, bang, si puput ini bisa jadi ikon semua cerita abang deh.. sumpah saya ngakak baca yang ini. hahaha

bener. udah keburu nyungsep ni posting. Very Happy

iya. Puput tu cowok. tampangnya mirip2 Nikolas Saputra gitu. rambutnya sama2 ikal, bedanya cuman di mata. mata Puput rada gede, kulitnya kecoklatan, kalo ngomong suaranya cempreng, trus di pipinya suka muncul jerawat mungil2, badannya jg kurus, dan sama2 jadi rebutan cewek2.
kalo Niko berebut pengen minta foto, kalo Puput berebut pengen njitak palanya. hehe. (apanya yang mirip?)
wah, kok jadi cerita lagi.

"btw, bang, si puput ini bisa jadi ikon semua cerita abang deh".
iya sih. udh kepikir juga. hehe. tnks bang Ilhammenulis. Top
Kembali Ke Atas Go down
ilhammenulis
Penulis Senior
Penulis Senior
ilhammenulis


Jumlah posting : 1114
Points : 1203
Reputation : 18
Join date : 23.07.11
Age : 34
Lokasi : Bandung

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyThu 27 Oct 2011 - 20:47

namanya feminim banget ya? puput. hehehe tapi bagus kok, unik :afro:
Kembali Ke Atas Go down
http://www.ilhammenulis.wordpress.com
khairani mukhlis
Penulis Senior
Penulis Senior
khairani mukhlis


Jumlah posting : 1250
Points : 1309
Reputation : 32
Join date : 13.10.11
Age : 30
Lokasi : padang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyThu 27 Oct 2011 - 21:07

iqbal wrote:
ilhammenulis wrote:
iqbal wrote:
tdk adakah pemuda-pemudi yg memberi kritik dan saran atas cerpenku ini..... Nangis

udah keburu kelelep ini postingannya.. hehehe

Dan temanya selalu nggak jauh-jauh dari cowok. Misalnya nih. “Eh, ternyata Puput itu orangnya kere juga ya?” ujar Keket

puput itu cowok? Muke Cape

btw, bang, si puput ini bisa jadi ikon semua cerita abang deh.. sumpah saya ngakak baca yang ini. hahaha

bener. udah keburu nyungsep ni posting. Very Happy

iya. Puput tu cowok. tampangnya mirip2 Nikolas Saputra gitu. rambutnya sama2 ikal, bedanya cuman di mata. mata Puput rada gede, kulitnya kecoklatan, kalo ngomong suaranya cempreng, trus di pipinya suka muncul jerawat mungil2, badannya jg kurus, dan sama2 jadi rebutan cewek2.
kalo Niko berebut pengen minta foto, kalo Puput berebut pengen njitak palanya. hehe. (apanya yang mirip?)
wah, kok jadi cerita lagi.

"btw, bang, si puput ini bisa jadi ikon semua cerita abang deh".
iya sih. udh kepikir juga. hehe. tnks bang Ilhammenulis. Top

puput nya mirip nikolas saputra ato mirip yg nulis cerita nya
hahahha :scratch:
Kembali Ke Atas Go down
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyFri 4 Nov 2011 - 11:10

khairani mukhlis wrote:
iqbal wrote:
ilhammenulis wrote:
iqbal wrote:
tdk adakah pemuda-pemudi yg memberi kritik dan saran atas cerpenku ini..... Nangis

udah keburu kelelep ini postingannya.. hehehe

Dan temanya selalu nggak jauh-jauh dari cowok. Misalnya nih. “Eh, ternyata Puput itu orangnya kere juga ya?” ujar Keket

puput itu cowok? Muke Cape

btw, bang, si puput ini bisa jadi ikon semua cerita abang deh.. sumpah saya ngakak baca yang ini. hahaha

bener. udah keburu nyungsep ni posting. Very Happy

iya. Puput tu cowok. tampangnya mirip2 Nikolas Saputra gitu. rambutnya sama2 ikal, bedanya cuman di mata. mata Puput rada gede, kulitnya kecoklatan, kalo ngomong suaranya cempreng, trus di pipinya suka muncul jerawat mungil2, badannya jg kurus, dan sama2 jadi rebutan cewek2.
kalo Niko berebut pengen minta foto, kalo Puput berebut pengen njitak palanya. hehe. (apanya yang mirip?)
wah, kok jadi cerita lagi.

"btw, bang, si puput ini bisa jadi ikon semua cerita abang deh".
iya sih. udh kepikir juga. hehe. tnks bang Ilhammenulis. Top

puput nya mirip nikolas saputra ato mirip yg nulis cerita nya
hahahha :scratch:

kalo boleh jujur sih, akunya yg mirip nikolas saputra. mirip jempol kakiknya doang. hihi.. What a Face
Kembali Ke Atas Go down
ilhammenulis
Penulis Senior
Penulis Senior
ilhammenulis


Jumlah posting : 1114
Points : 1203
Reputation : 18
Join date : 23.07.11
Age : 34
Lokasi : Bandung

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyFri 4 Nov 2011 - 19:34

ahahaha Aha
Kembali Ke Atas Go down
http://www.ilhammenulis.wordpress.com
khairani mukhlis
Penulis Senior
Penulis Senior
khairani mukhlis


Jumlah posting : 1250
Points : 1309
Reputation : 32
Join date : 13.10.11
Age : 30
Lokasi : padang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyFri 4 Nov 2011 - 20:17

ceritanya bgus bg iqbal, diaawal2 cerita aku sempat guling2 karena lucunya tuh cerita
eh, pas diakhir cerita, jadinya biasa2 aja. gak kayak diawal
hahaha
ini komen gak merujuk ke teorinya yah bg iqbal

intinya, aku suka gaya berceritanya bg iqbal
:cheers: :cheers: :cheers:
study study
Kembali Ke Atas Go down
oktarina musdalipah
Pendatang Baru
Pendatang Baru
oktarina musdalipah


Jumlah posting : 6
Points : 12
Reputation : 0
Join date : 02.10.11
Age : 31
Lokasi : palembang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySat 5 Nov 2011 - 20:00

NICEEE, .. LUCU abisss Top
Kembali Ke Atas Go down
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySat 5 Nov 2011 - 21:53

khairani mukhlis wrote:
ceritanya bgus bg iqbal, diaawal2 cerita aku sempat guling2 karena lucunya tuh cerita
eh, pas diakhir cerita, jadinya biasa2 aja. gak kayak diawal
hahaha
ini komen gak merujuk ke teorinya yah bg iqbal

intinya, aku suka gaya berceritanya bg iqbal
:cheers: :cheers: :cheers:
study study

makasi makasi.... What a Face What a Face

"ini komen gak mrujuk k teorinya...". waduuh, basanya ketinggian uni... mencari
jujur uni. ambo indak paham sama kalimat ntu. hehe... Malu
Kembali Ke Atas Go down
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySat 5 Nov 2011 - 21:57

oktarina musdalipah wrote:
NICEEE, .. LUCU abisss Top

makasi mbk okta. :cheers:

tp kok semua bilang lucu sih.... padahal ceritanya kan serem, ada hantunya. hiiiii..... clown

salam kenal mbk. okta. dari penulis yg suka asal-asalan.


Top Top


kritik n saran dooong.....
Kembali Ke Atas Go down
khairani mukhlis
Penulis Senior
Penulis Senior
khairani mukhlis


Jumlah posting : 1250
Points : 1309
Reputation : 32
Join date : 13.10.11
Age : 30
Lokasi : padang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySat 5 Nov 2011 - 22:38

iqbal wrote:
khairani mukhlis wrote:
ceritanya bgus bg iqbal, diaawal2 cerita aku sempat guling2 karena lucunya tuh cerita
eh, pas diakhir cerita, jadinya biasa2 aja. gak kayak diawal
hahaha
ini komen gak merujuk ke teorinya yah bg iqbal

intinya, aku suka gaya berceritanya bg iqbal
:cheers: :cheers: :cheers:
study study

makasi makasi.... What a Face What a Face

"ini komen gak mrujuk k teorinya...". waduuh, basanya ketinggian uni... mencari
jujur uni. ambo indak paham sama kalimat ntu. hehe... Malu

hah.. beneran
heh, gak juga bg iqbal
mksdnya di akhir cerita terlihat biasa aja, gak seperti diawal cerita
:cheers: :cheers:
Kembali Ke Atas Go down
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 39
Lokasi : Bekasi

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySun 6 Nov 2011 - 0:29

wah emg gaya berceritanya bg iqbal bgt ya...
lucuuu...trus udah berkurang ya komen2 joke nya, jd ny yg ini passs bgt Top
mnrutku sih..hehe...
wah ini bisa jadi satu novel, bg...terusin bg...
btw sumpah aku baru ngeh klo yg namany puput itu cowo
kirain cewek...dari cerpen prtama yg dia rada di protect sama ibuny itu.
aku emg kurang perhatian soal detil2.. :oops:
Kembali Ke Atas Go down
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySun 6 Nov 2011 - 14:44

khairani mukhlis wrote:
iqbal wrote:
khairani mukhlis wrote:
ceritanya bgus bg iqbal, diaawal2 cerita aku sempat guling2 karena lucunya tuh cerita
eh, pas diakhir cerita, jadinya biasa2 aja. gak kayak diawal
hahaha
ini komen gak merujuk ke teorinya yah bg iqbal

intinya, aku suka gaya berceritanya bg iqbal
:cheers: :cheers: :cheers:
study study

makasi makasi.... What a Face What a Face

"ini komen gak mrujuk k teorinya...". waduuh, basanya ketinggian uni... mencari
jujur uni. ambo indak paham sama kalimat ntu. hehe... Malu

hah.. beneran
heh, gak juga bg iqbal
mksdnya di akhir cerita terlihat biasa aja, gak seperti diawal cerita
:cheers: :cheers:

makasi uni Rani. :cheers:

tetep cemungudh eeaa qaqaa.... Top
Kembali Ke Atas Go down
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySun 6 Nov 2011 - 14:50

de_wind wrote:
wah emg gaya berceritanya bg iqbal bgt ya...
lucuuu...trus udah berkurang ya komen2 joke nya, jd ny yg ini passs bgt Top
mnrutku sih..hehe...
wah ini bisa jadi satu novel, bg...terusin bg...
btw sumpah aku baru ngeh klo yg namany puput itu cowo
kirain cewek...dari cerpen prtama yg dia rada di protect sama ibuny itu.
aku emg kurang perhatian soal detil2.. :oops:

muchiii ea qaqa (wh kok jd alay gini. What a Face )

udh aku terusin kok... tuh ada yang baru. tapi entahlah bagus apa enggak. hanya teman-teman sekalianlah yg bisa menilai. Malu

masukan mbk.wind yang dulu emang masuk banget. nggak ilang-ilang sampe sekarang. makasi ya mbk.wind.
selamat atas terpilihnya jd moderator. kalo dapat honor kirim-kirim ya... hehe.. Lidah
Kembali Ke Atas Go down
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 39
Lokasi : Bekasi

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptySun 13 Nov 2011 - 10:55

ng....iya jg ya...
mesti minta honor, nih..
bg mimiiiiinn.................... kabur
Kembali Ke Atas Go down
prutprut
Penulis Pemula
Penulis Pemula
prutprut


Jumlah posting : 117
Points : 161
Reputation : 6
Join date : 23.06.11
Age : 37
Lokasi : Malang

Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  EmptyTue 5 Jun 2012 - 18:14

menaikkan harkat cerpenku yag sudah terkontaminasi hingga lembar ke-dua.
HAHAHAHA...!!!! Twisted Evil
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Kuntilanak di tempat kemping  Empty
PostSubyek: Re: Kuntilanak di tempat kemping    Kuntilanak di tempat kemping  Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
Kuntilanak di tempat kemping
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» "Tumpahan Perasaan yang Tak Memiliki Tempat untuk Menyimpannya"
» Serendipity (Situs bagus untuk mencari nama tokoh, tempat, dll)

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: