Buat yg mau nulis tentang Psikologi, masuuuukk...!!! :D

aku diajarin sama dosen sinting satu itu, sakit jiwa itu schizofrenia aja sih Kak .-.

masa??? emg dosennya jurusan apa?
sakit jiwa gak selalu schizopren, itu cuma salah satu jenisnya aja...
mgkn dia ngasi definisi operasional kali ya...
soalnya klo kegilaan yg dketahui umum ya schizopren itu...
tnyain lagi gih...
apa mksdny sakit jiwa yg dia bilang itu beda sama patologi?

S2 Psikologi ._.

Nah...
nggak mau --"
dua kelas sama-sama punya niatan buat bunuh dia soalnya, sama sekali nggak punya karisma buat ngajar. Adanya karisma buat bikin mahasiswa nggak suka sama dia dan nggak niat ambil bukunya.
Lagian aku udah nggak ketemu sama dia lagi akhirnya.

haaaaahh???
serius tuh???


lagian org psikologi jarang deh ada yg nyebut2 sakit jiwa, ada jg patologi atau gangguan....emg mslh terminologi aja sih...tp sbg penulis ngerti lah knp harus ada perbedaan terminologi, krena terminologi itu mnciptakan kesan...


btw aku gak terlalu percaya lho sama org2 berpendidikan S2 di INDONESIA...aku pny bnyk temen s2 tp klakuan kayak anak2, gak dewasa dan malah gak intelek...bukanny aku ngejelek2in dosenny rui, sih...tp blum tentu dia bisa kupercaya... pndpat yg berat sebelah, ya... <-- ini jg org psikologi yg gak dewasa....


kalo dia gak pnya karisma, jgn percaya sama kata2ny... <--- provokator...jgn bilang dari dia jg rui tau soal temen2 rui yg punya kepribadian ganda...klo gtu mesti dipikir ulang, dri info2 itu kayakny aku ngerasa ni org gak bener...mnrtku secara pribadi sih...klo gtu mulai dri skrg jgn dkutip lg ya kata2ny rui...sklipun dia s2 dan psikologi bukan brarti dia bener...gmna sih, pemberian ijazah dan lisensi di indonesia kok gampang bgt ya, smpe bisa ngasilin org2 macam dia??? <--- lho kok sewot???

Kakak mengakui adanya lucid dream kan?
Dan dia baru tahu istilah Lucid Dream setelah temenku tanya
Baru tahu hari, jam, detik, mili second itu juga!
Stress apa!?

Dan katanya SEMUA mimpi bisa kita atur, atur apanya!?
Mimpi yang merupakan kritalisasi alam bawah sadar gimana mau diatur seenaknya!?
LD sih lain masalah --"

hahahah....ada yg sewooot...
sabar, nak, sabaaaar....

klo soal pengetahuan emg susah, rui...
krena yg namany ilmu itu slalu berkembang.
psti bnyk istilah2 baru di ilmu psikologi yg baru jd wajar jg gak tau...
tp klo yg gak tau itu dosen sih keterlaluan jg...
soalny kan dia sharusny up-to-date krena dia adalah tokoh intelektual
apalagi pny tgg jawab sma mahasiswany..klo dia gak up-to-date gmn bisa ngasi contoh ke mhsiswa...


hmm...aku sndri bingung sih soal pngaturan mimpi dan lucid dream
alam bawah sadar (klo aku dikoreksi, ktny yg bener pikiran bawah sadar )
namany jg bawah sadar ya pasti dlm kondisi gak sadar...
cara pemunculannya jg biasanya ekstrim, kayak hipnosis...
klo dia bilang bisa diatur, tanya balik sama dia...
pngaturannya kyk gmna?

soalnya klo mau memunculkan pikiran2 bawah sadar itu
artinya kita harus sangat sehat (secara teori) dan bebas dari defense mechanism
karena pikiran bawah sadar itu salah satu akibat dari represi2 insting kita...
dan aku jarang tuh ketemu org yg sehat wal afiat kayak bgtu...
termasuk diriku sndiri...

mangkanya aku bingung --"
udah dia kasih saran kalau ngajar pakai ilmu psikoanalisis, sendirinya malah pakai behavioristik

haaah knp dia ngasi saran smntara dia sndri yg ngajar? mksdny apaa??? :surprised:

tnpa sadar kali tuh...
brarti dia dpermainkan oleh pikiran bawah sadarny sndri...

wind, mau nanya dong... tentang MPD.

awalnya gimana biasanya seseorang bisa mulai menjurus kearah sana. Trus gejala-gejala awalnya kayak apa? Bisa enggak seseorang yang nota bene 'normal' memaksakan diri untuk mengidap MPD? Berapa banyak personality yang mungkin dimiliki? dan sejauh apa perbedaan sikap dan personality tersebut dari personality induknya? Dan mungkinkah sampai mempengaruhi kondisi fisik (mis personality A gampang sakit2an, begitu ganti B jadi lebih jago berantem dan sehat)?

Setahuku sih itu bukan sesuatu yang bisa disengaja Kak...
MPD kan hasil represi perasaan karena mengalami hal yang buruk.
Dan dari yang kutahu...

Perbedaan personality itu tergantung pada perasaan mana yang direpresi.
Kalau yang direpresi perasaan yang selalu merasa tidak aman, butuh perhatian dan seseorang yang digantungkan, kemungkinan sifat-sifat itu yang akan membentuk pribadi sang alter.

Dan kalau mempengaruhi kondisi fisik...
umh...
dari yang Rui tangkep sih itu biasanya bawaan psikis masing-masing.
Yang satu sering banyak pikiran yang mengakibatkan pas ambil alih jadi tertekan dan lemes, sementara yang satu jarang terlalu stress jadi pas ambil alih nggak terlalu pengaruh.
Kalau soal kekuatan sih...
hum...
kayaknya enggak Kak...
jadi jenius iya dah

Kan pada awalnya itu tetep diri si inang yang ditahan dan membentuk pribadi sendiri.
Mereka saling melengkapi kekurangan satu sama lain.

Dari yang aku perhatiin sih begitu, tau dah pendapat mereka apaan. Paling kalau baca aku lagi yang dicecar sama macam-macam koreksi

Dan jumlah alter? .-.
Tidak terbatas~~
Kecuali alter paling pertama kerjaannya "ngegencet" alter baru yang mau lahir.
Hasilnya ya cuma satu aja~~
tahu deh kalau "penggencetannya" gagal~~

Spoiler:

hmm, rui bener juga sih..

cuma kalau yang aku pikir, kondisi kelainan jiwa/psychological disorder kan sangat mungkin terjadi tanpa ada kelainan fisik dengan orang normal. Dan tekanan/depresi/trauma yang dialami oleh seseorang bisa menyebabkan dia menjadi 'terganggu' bisa pula tidak. Tergantung kestabilan dan kekuatan jiwanya kan? (bener gak sih??). Kalau melihat hal ini secara teoritis berarti seseorang yang dianggap normal pun bisa memilih untuk menjadi terobsesi akan suatu hal/ terpengaruh sesuatu agar dia bisa dengan sengaja mengidap suatu kelainan kejiwaan kan? Soalnya aku rasa (pribadi) sangat mungkin untuk "melatih" diri kita sendiri menjadi phobia akan suatu hal atau memiliki OCD (obsessive Compulsive Disorder), nah kalau untuk mengidap MPD mungkinkah hal itu bisa dilakukan?

Beda orang beda ketahanan lho Kak...
Termasuk dengan bagaimana mereka dibesarkan.
Ingatan dan pengalaman adalah apa yang membentuk seorang individu bukan?
Dan "bawaan" lahir juga memiliki andil dalam menentukan kuat lemahnya mental seseorang.

Dan...
Mental sehat itu terbilang mustahil lho Kak.
Sekali pun kecil semua orang pasti punya kelainan psikologi.

Tinggal takarannya aja seberapa... (takaran?)

Jadi kurasa bukan memilih secara sengaja tapi manusia beradaptasi dengan cara masing-masing--dengan hasil yang berbeda-beda, dan bila lingkungan sekitar (baik dari segi mana pun) berpotensi, bukan hal yang janggal bila OCD terjadi atau phobia.

Manusia bukan terbentuk atas keinginan manusia itu sendiri, tapi sekitarnya yang membentuk dia. Sekecil apa pun, semua memiliki andil dalam pembentukan seseorang.

Spoiler:

iya, emg ga ada org yang bener2 sehat secara psikologis. sebagaimana gak ada orang tanpa dosa. Tapi aku yang tidak mengidap phobia atau obsesi seperti OCD seperti bisa memahami gimana 'langkah-langkahnya' untuk bisa memiliki (mengidap) itu meskipun belom pernah nyoba (takut sih, takut ga bisa balik). Btw, buat yang pernah nyobain 'magic mushroom' pun bisa ngerasain gimana ilusi, dan delusi jadi begitu nyata (untung efeknya cuma sekitar 6 jam).

Dalam hal ini, sebenernya pingin memperkaya sudut pandang aku aja. At some degree, aku bisa 'masuk' ke gimana sudut pandang orang yang menderita phobia, hyper obsession, sama delusional, tapi MPD sama sekali masih misteri buatku. Pertama karena gak pernah ketemu dan bicara heart to heart langsung dengan orang yang mengidap itu, dan kedua karena gak pernah ngalamin (mungkin juga karena gak tau gejala-gejala awalnya). makanya jadi penasaran banget...

Heart-to-heart?
Adanya saling kata-kataan

Umh, setahuku gejala awalnya itu time slip.
Kehilangan waktu yang nggak seharusnya dan ketiadaan beberapa emosi--yang ini susah diceknya sih emosi yang mana yang tiada.
Sebenernya dari sorot mata sama emosi juga bisa dilihat perbedaanya kok Kak.
Satu suara agak cempreng, satu lagi mirip orang kumur-kumur
Cuma kalau dari sorot mata, aku nggak terlalu merhatiin. Males banget...

Cuma kalau secara emosi masing-masing...
Hum...
Mungkin bagi Alternya (yang memang sudah menerima kenyataan bahwa mereka AE) lebih condong pada pengakuan dari orang lain.
Soalnya kan banyak yang menganggap AE itu nggak ada dan berkata yang mengaku mengidap AE itu hanya mencari perhatian. Dan dari dua sample (Woy!) yang Rui kenal... mereka menganggap diri mereka bukan manusia... melainkan mahluk abstrak yang entah apaan.

Rui, aku baru buka Spoiler kamu yang diatas... ternyata kita semua disini emang punya 'khas' masing-masing.

Spoiler:

haaaah ya ampuuun trnyta mondo udh maen ksini aku gak nyadar...

Quote :

Dalam hal ini, sebenernya pingin memperkaya sudut pandang aku aja. At some degree, aku bisa 'masuk' ke gimana sudut pandang orang yang menderita phobia, hyper obsession, sama delusional, tapi MPD sama sekali masih misteri buatku. Pertama karena gak pernah ketemu dan bicara heart to heart langsung dengan orang yang mengidap itu, dan kedua karena gak pernah ngalamin (mungkin juga karena gak tau gejala-gejala awalnya). makanya jadi penasaran banget...

gmna cara "masuk"nya?
gmna cara ngomong sm penderita delusional dan halusinasi?
boleh tau detilny gak?

Quote :

mereka menganggap diri mereka bukan manusia... melainkan mahluk abstrak yang entah apaan

makhluk abstrak kyk gmna?
aku msih pnasaran soal temen rui ini...

Quote :

The descriptive tradition began in Ernst Kretschmer's (1925)[5] description of observable schizoid behaviors, which he organized into three groups of characteristics:
1. unsociability, quietness, reservedness, seriousness, eccentricity
2. timidity, shyness with feelings, sensitivity, nervousness, excitability
3. pliability, honesty, indifference, silence, cold emotional attitudes.[5]

mnrt observasi awal, rui gak pny karakter di atas...mnrtku sih


----------------------------------------------------


faktor pnyebab patologi itu ada 3 : organo-biologis, psiko-edukatif dan socio-kultural. jd pnggabungan ketiga ny lah yg mmicu patologi wlopun gak selalu jd pnyebab lgsg. tahap2 org bisa masuk ke tahap patologi itu jg gak serta-merta krena 1-2 hal. ada yg namany predisposisi dkk (lupa lagi.haha)

jd patologis itu biasany turunan...trus pola asdik yg gak bener dan stressor sosial yg tinggi. trus klo yg mondo bilang, Soalnya aku rasa (pribadi) sangat mungkin untuk "melatih" diri kita sendiri menjadi phobia akan suatu hal atau memiliki OCD (obsessive Compulsive Disorder), nah kalau untuk mengidap MPD mungkinkah hal itu bisa dilakukan?
aku rasa mgkn sekian persen bisa dgn konsentrasi yg sangat tinggi dan kbiasaan yg berulang, tp lagi2....gak sgampang itu dlakuin. psti butuh tahunan bwt masuk ke tahap itu, dan butuh tahunan pula bwt balik ke 'normal' lg...jd klo mondo ngrasa prnah masuk ke tahap itu, bisa jd itu rasionalisasi mondo krena mondo "mengharapkan" itu terjadi...soalny kan mondo jg masih muda kan? kcuali klo age dbwh avatar ngeboong.

Quote :

Rui, aku baru buka Spoiler kamu yang diatas... ternyata kita semua disini emang punya 'khas' masing-masing.

setuju. krena pada dasarny mnusia itu pny smua sifat mnusia yg ada di muka bumi ini. jd keputusan ada pada diri kita, kita mau jd apaan. jd klo ada org yg bilang "aku gak punya pilihan" it's a big bullshit! sklipun lu miskin sklipun smua bisa berubah dgn usaha....yaaah kcuali klo tangan Tuhan udh bermain, itu aku no comment aja dah...haha...

tp brhubung aku yakin Tuhan ngasi kebebasan bwt umat-Nya jd aku cukup yakin klo slalu ada pilihan, bhkan utk memilih sikap yg kita sukai... (sikap ya bkn sifat)

aku lewat aja dulu dah, males mikir berat-berat...

Oh?
nggak ada tiga poin yang Kakak sebutkan?
Aku nggak tahu deh
itu kan sudah lama banget.

mungkin tahun ini sudah ganti sifatku... (sering dikomentari gonta-ganti sifat)

de_wind wrote:

gmna cara "masuk"nya?
gmna cara ngomong sm penderita delusional dan halusinasi?
boleh tau detilny gak?

Belom yang parah sih kak, temen aku sendiri. Delusinya (bener delusin bukan masuknya?) baru dalam tahap paranoid sama teori konspirasi dan obsesi bahwa dia memiliki kejeniusan yang harus dia gunakan buat ngelawan konspirasi itu (emg cukup pinter sih aslinya). Tapi akhirnya dia beberapa kali ke psikiater dan beberapa kali juga kabur.

Mungkin kalau cara "masuk" ya gampangnya sebagai temen aja. Trus ngobrol deh semalem suntuk (oke mungkin ada saatnya pisau gunting dan benda tajam lainnya dijauhin dari jangkauannya...).

Kalau phobia sih kan banyak banget di sekitar kita. Temen2 ku ada yang phobia sama orang cebol, ayam, kucing, dll. Ada yang kalo ketemu ayam (hidup) maksudnya bisa sampe nangis ketakutan... tapi kalo ini masih tergolong normal kan?

de_wind wrote:

faktor pnyebab patologi itu ada 3 : organo-biologis, psiko-edukatif dan socio-kultural. jd pnggabungan ketiga ny lah yg mmicu patologi wlopun gak selalu jd pnyebab lgsg. tahap2 org bisa masuk ke tahap patologi itu jg gak serta-merta krena 1-2 hal. ada yg namany predisposisi dkk (lupa lagi.haha)

jd patologis itu biasany turunan...trus pola asdik yg gak bener dan stressor sosial yg tinggi. trus klo yg mondo bilang, Soalnya aku rasa (pribadi) sangat mungkin untuk "melatih" diri kita sendiri menjadi phobia akan suatu hal atau memiliki OCD (obsessive Compulsive Disorder), nah kalau untuk mengidap MPD mungkinkah hal itu bisa dilakukan?
aku rasa mgkn sekian persen bisa dgn konsentrasi yg sangat tinggi dan kbiasaan yg berulang, tp lagi2....gak sgampang itu dlakuin. psti butuh tahunan bwt masuk ke tahap itu, dan butuh tahunan pula bwt balik ke 'normal' lg...jd klo mondo ngrasa prnah masuk ke tahap itu, bisa jd itu rasionalisasi mondo krena mondo "mengharapkan" itu terjadi...soalny kan mondo jg masih muda kan? kcuali klo age dbwh avatar ngeboong.

Aku gak pernah masuk ke tahap itu kok wind. Cuma menurutku itu mungkin dilakukan, kenapa? karena kita cenderung masih bisa paham (atau 'ikut merasakan') perasaan yang dia rasakan... Sama seperti halnya kita bisa ikut merasa 'pedih' saat ada teman kita yang kehilangan keluarganya misal. Secara logika dan perasaan kita bisa memahami itu dengan mensimulasikan seberapa sedih kalau kita sendiri ditinggal orang yang kita kasihi. Sama halnya kita bisa merasakan seberapa semangatnya pidato Bung Karno terhadap masyarakat Indonesia dulu, walaupun dalam kehidupan sehari-hari belum tentu kita pernah memiliki semangat juang seperti itu

Sedangkan rasa takut dan obsesi pun kita semua pasti pernah punya, jadi kita masih 'cukup mudah' memahami apabila kondisi dosis takut dan obsesi itu berlebih, apalagi kalau kita tahu background si pengidap. Mungkin kata-kataku juga perlu diralat jadi aku gak terlalu aneh sama penderita OCD dan phobia. Sedangkan dalam kasus delusional, aku terpaksa bicara disini bahwa aku pernah merasakannya via halucinogen. Jadi kurang lebih aku cukup bisa mengerti apa yang terjadi di dalam benak sang penderita.

Namun apa yang terjadi dalam penderita MPD itulah yang masih belum bisa aku pahami. Terlebih karena memang belum bertemu langsung dan tatap mata serta aksesku kesana yang hanya berupa film dan tulisan...

oooh...kurang lebih km make metode depth interview ya...iya bisa jg sih bgtu...itu sih cara psikolog buat ngenalin kliennya...

Quote :

Kalau phobia sih kan banyak banget di sekitar kita. Temen2 ku ada yang phobia sama orang cebol, ayam, kucing, dll. Ada yang kalo ketemu ayam (hidup) maksudnya bisa sampe nangis ketakutan... tapi kalo ini masih tergolong normal kan?

sperti yg kubilang...apa mreka merasa nyaman dgn kondisi bgtu? apa mreka ngrasa terganggu? klo iya, brarti gak...mreka gak normal...itu secara normatif ya...soalny klo secara statistik sih udh pasti gak krena mreka kaum minoritas kan???

NB klo gtu kaum punk/skinhead jg lmyn gak normal (contoh aja... )

Quote :

Sedangkan dalam kasus delusional, aku terpaksa bicara disini bahwa aku pernah merasakannya via halucinogen

woooow....
knapa ampe bgtu? emg tujuannya apa ya?

gak usah halucinogen...nge-drugs jg bikin halusinasi kan?
tp aku gak bakalan pernah niat make gtuan...

masa lalu kok wind, namanya juga curiousity, yang temenku itu aku juga males ngobrol lagi... emosinya gak stabil... leherku pernah hampir ditusuk pake mata bolpen, padahal lagi ngobrol analitis...

m0nd0 wrote:

masa lalu kok wind, namanya juga curiousity, yang temenku itu aku juga males ngobrol lagi... emosinya gak stabil... leherku pernah hampir ditusuk pake mata bolpen, padahal lagi ngobrol analitis...

menakutkan..

mas mondo..
hati2 ya..

Iya, tapi aku gak pergi kemana-mana kok..