SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 (Draft) DAUN

Go down 
4 posters
PengirimMessage
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyMon 5 Dec 2011 - 11:49

Prolog

Saat itu usiaku delapan tahun. Keningku menempel di lengan kananku, dan lengan kananku menempel di tiang listrik yang dingin. Sepasang mataku menatap tanah. Malam itu—seperti biasa—aku mendapat giliran jaga dalam permainan petak umpat. Aku harus menghitung dari satu sampai seratus.

“34… 35… 36….”

Aku menghitung dengan suara keras. Terdengar langkah-langkah berlari.

“43… 44… 45….”

Kali ini terdengar suara-suara tawa tertahan.

“79… 80… 81….”

Tak terdengar lagi suara langkah berlari. Suasana mulai sunyi. Mereka tentu sudah bersembunyi. Sepasang mataku masih menatap tanah. Angin malam meniup leher belakangku. Dingin. Hitunganku sebentar lagi selesai.

“98… 99… 100!”

Aku mengeraskan suaraku tepat di hitungan ke seratus. Aku segera membalikkan tubuhku. Inilah bagian yang paling aku benci. Di satu sisi aku harus menjaga tiang listrik tempat aku berjaga atau biasa disebut inglo, di sisi lain aku harus menemukan teman-temanku yang sedang bersembunyi. Jika aku tidak beranjak jauh dari tiang listrik, teman-temanku akan berteriak, “Jaganya jaga endok, endok-nya takut pecah!”

Mau tidak mau aku harus berani berada jauh dari tiang listrik, dan mulai mencari di mana gerangan teman-temanku bersembunyi.

Hmm. Pasti ada yang bersembunyi di balik tembok rumah bercat biru itu. Aku melihat pohonnya bergoyang-goyang tidak wajar. Siapa, ya? Aku mendekati tembok rumah biru itu dengan langkah perlahan. Namun tiba-tiba Ahmad muncul dari tembok rumah bercat kuning yang berada di seberang rumah bercat biru, dan kemudian berlari menuju tiang listrik. Aku tidak sempat mengejarnya. Langkahnya cepat sekali.

Inglo!” ujar Ahmad sambil menyentuh tiang listrik itu.

Aku menghela napas kesal. Namun belum sempat aku berbuat sesuatu, tiba-tiba Rio melompat dari tembok rumah bercat biru, berlari kencang menuju tiang listrik, dan… “Inglo!” teriaknya sambil melompat kegirangan. Aku kecolongan lagi.

Aku memang tidak pandai bermain petak umpat. Aku selalu mendapat hukuman jaga inglo. Namun aku tahu, sebodoh apa pun aku bermain petak umpat, aku harus tetap bermain. Bukankah sangat tidak menyenangkan jika kita menyaksikan teman-teman kita asyik bermain petak umpat, sedangkan diri kita hanya melamun menyaksikan permainan tersebut? Dalam permainan petak umpat, aku tidak pandai bersembunyi dan juga tidak pandai menemukan teman-temanku yang sedang bersembunyi. Dunia ini luas, bagaimana mungkin aku bisa menemukan seseorang yang sedang bersembunyi di tempat yang aku tidak pernah tahu? Namun anehnya, jika aku yang bersembunyi, teman-temanku selalu berhasil menemukanku.

Ahmad dan Rio sudah berhasil menyentuh inglo. Berarti tinggal tiga orang lagi yang masih bersembunyi. Wahyu. Agam. Halim. Kini posisiku berada dekat dengan tiang listrik. Aku tidak ingin kecolongan lagi. Kapok. Malam ini aku sudah jaga inglo tiga kali. Harus sampai berapa kali aku jaga?

“Jaganya jaga endok, endok-nya takut pecah!” Ahmad dan Rio bernyanyi-nyanyi mengejekku.

“Iya… iya… aku tidak akan jaga endok lagi!” ujarku sambil perlahan menjauhi tiang listrik. Selangkah demi selangkah. Sambil terus memelihara waspada.

Grusak!

Aku menoleh ke arah rumah yang terdapat pohon rambutan besar. Pasti ada yang bersembunyi di situ. Aku segera menghampirinya. Baru lima langkah, aku mendengar suara langkah kaki dari arah belakang tubuhku. Aku menoleh. Sial. Aku melihat Wahyu, Agam, dan Halim sedang berlari bersama-sama menuju tiang listrik. Aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika mereka secara bersama-sama berteriak: “INGLO!

Aku kembali mendapat giliran jaga. Ini adalah yang keempat. Aku kepingin pulang. Tapi tidak bisa. Nanti aku dituduh curang dan semacamnya.

Dengan lemah aku berjalan menuju tiang listrik itu. Lengan kananku menempel di tiang listrik, dan keningku menempel di lengan kananku. Wajahku kembali menghadap tanah. Seseorang mencolekku dari belakang. Aku menoleh. Ahmad terlihat sedang memperlihatkan sepuluh jarinya di hadapanku. Aku harus memilih, kira-kira tadi Ahmad mencolek punggungku dengan memakai jari apa, ya.

Teman-teman yang lain berkerumun. Aku memilih jari telunjuk kanan Ahmad.

“Sepuluh!” Teriak teman-teman bersamaan. Ya, satu jari bernilai sepuluh. Jika tebakanku tadi benar, maka aku hanya menghitung sampai sepuluh saja. Dan itu tentu saja menyenangkan. Mereka tidak akan punya cukup waktu untuk bersembunyi.

Namun sialnya tadi aku salah tebak.

Kini aku memilih jari kelingking kiri Ahmad.

“Dua puluh!” Teman-teman kembali berteriak. Aku salah lagi. Jangan-jangan seperti tadi, aku tidak dapat menjawab dengan benar, sehingga aku terpaksa menghitung sampai seratus.

Berkali-kali aku memilih pilihan yang salah.

“Lima puluh!”

“Enam puluh!”

“Tujuh puluh!”

Aku terdiam sebentar. Tersisa tiga jari lagi. Kelingking kanan, telunjuk kiri, jempol kanan.

Aku memilih kelingking kanan Ahmad.

“Delapan puluh!” teriak Ahmad sambil berlari menjauh mencari tempat persembunyian. Tebakanku benar! Berarti aku harus menghitung sampai 80. Aku segera menghadap tiang listrik dan menempelkan keningku di lengan kananku. Aku menghitung sambil menghadap tanah.

Pada hitungan ke-43,aku melihat sehelai daun melayang-layang dan jatuh tepat di depan ibu jari kakiku. Daun itu berwarna merah, bercahaya, dan berkerlap-kerlip seperti kunang-kunang. Aku berhenti menghitung. Daun itu sungguh membuatku terpesona. Aku belum pernah melihat daun berkerlap-kerlip seperti itu.

Aku menunduk, menjulurkan tangan kananku, meraih daun itu. Setelah ujung jariku menyentuh permukaan daun itu, tubuhku terpental ke belakang. Punggungku menabrak tembok rumah tetanggaku. Jantungku berdetak cepat. Aku menatap telapak tanganku yang sedang berdenyut hebat. Terdapat pola daun di telapak tanganku. Aku mencari daun bercahaya itu, tapi tidak ada.

“Jaganya jaga endok!!” teriak salah seorang temanku.

Aku menoleh ke arah suara itu. Astaga. Aku melihat Wahyu sedang jongkok sambil terlihat waspada. Padahal, saat itu Wahyu sedang berada di balik tembok! Aku bisa melihatnya! []
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
ilhammenulis
Penulis Senior
Penulis Senior
ilhammenulis


Jumlah posting : 1114
Points : 1203
Reputation : 18
Join date : 23.07.11
Age : 34
Lokasi : Bandung

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyMon 5 Dec 2011 - 13:17

wahahaha.. bisa liat nembus tembok euy.. wow
Kembali Ke Atas Go down
http://www.ilhammenulis.wordpress.com
Ruise V. Cort
Penulis Parah
Penulis Parah
Ruise V. Cort


Jumlah posting : 6382
Points : 6522
Reputation : 45
Join date : 28.04.11
Age : 31
Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyMon 5 Dec 2011 - 22:08

Wala~~
Hanya tembok atau ada lagi nih Kak? nyengir
Kembali Ke Atas Go down
http://ruise.wordpress.com/
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 39
Lokasi : Bekasi

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyTue 6 Dec 2011 - 1:43

dolanan nih...jd inget masa kecil...
ditunggu lanjutannya... Very Happy
Kembali Ke Atas Go down
ilhammenulis
Penulis Senior
Penulis Senior
ilhammenulis


Jumlah posting : 1114
Points : 1203
Reputation : 18
Join date : 23.07.11
Age : 34
Lokasi : Bandung

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyTue 6 Dec 2011 - 14:27

gak akan dilanjutin deh kayaknya.. kabur *ngacir
Kembali Ke Atas Go down
http://www.ilhammenulis.wordpress.com
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyTue 6 Dec 2011 - 14:28

ilhammenulis wrote:
gak akan dilanjutin deh kayaknya.. (Draft) DAUN 206218186 *ngacir
Hahaha! Kan gue baru berhasil menjadi penulis prolog! Belum menjadi penulis nopel Razz
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 39
Lokasi : Bekasi

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyWed 7 Dec 2011 - 4:40

kucing

iya ya...mengingat novel "A" kmren sih....... nyengir
Kembali Ke Atas Go down
ilhammenulis
Penulis Senior
Penulis Senior
ilhammenulis


Jumlah posting : 1114
Points : 1203
Reputation : 18
Join date : 23.07.11
Age : 34
Lokasi : Bandung

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyWed 7 Dec 2011 - 7:36

de_wind wrote:
kucing

iya ya...mengingat novel "A" kmren sih....... nyengir

yang A juga gak bakal diterusin loh~ hihihihi.

bang tuti mau banting setir jadi caleg kabur
Kembali Ke Atas Go down
http://www.ilhammenulis.wordpress.com
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptyWed 7 Dec 2011 - 9:08

ilhammenulis wrote:
de_wind wrote:
(Draft) DAUN 3579830152

iya ya...mengingat novel "A" kmren sih....... (Draft) DAUN 2807026073

yang A juga gak bakal diterusin loh~ hihihihi.

bang tuti mau banting setir jadi caleg (Draft) DAUN 206218186
Whuahaha! Caleg? Calon Jeleg? Berarti sekarang gue cakep dong? Hekekek.
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 39
Lokasi : Bekasi

(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN EmptySat 10 Dec 2011 - 11:42

tau dah ya...gak pernah liat wajah aselinya...minimal kalo meng-iya-kan, jadi gak ngerasa bersalah...

wkwkwkwk.... kabur
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





(Draft) DAUN Empty
PostSubyek: Re: (Draft) DAUN   (Draft) DAUN Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
(Draft) DAUN
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Pembajakan Draft Novel

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Novel-
Navigasi: