“ Sang Manusia dan Naskah Kehidupan “
Siapa aku ini?
Segumpalan daging dan sekumpulan tulang yang terdiri dari raga dan suatu rasa…
Maka ketika yang ditakdirkan padaku menurut kehendaknya aku tak lantas menurut, namun sesekali aku mencoba menolak bahkan menghantam apa yang disebut manusia munafik dengan takdir. Aku adalah Manusia bebas namun bertanggung jawab yang diciptakan untuk membuat sesuatu yang sudah “dijadikan” maka inilah kataku maka inilah aku dengan hidup penuh fantasy dan impian.
Namun bukan berarti aku adalah manusia dengan kadar masuk surge lebih banyak karena keidealanku sebagai seorang manusia yang hidup bukan untuk kesia-siaan. Aku hidup dengan penuh cinta juga superego sebagai manusia fana yang mengkaloborasikannya dengan nafsu yang tak pernah berhenti di satu titik.
Maka jadilah aku, ini aku dengan jiwaku, ini aku dengan ragaku, ini aku dengan rasaku, dan ini aku dengan cintaku. Maka, kini biarkan sang muda yang tak pernah menggenapi naskahnya menjadi yang paling dicari dan disayang. Karena aku menghantam bukan untuk dicerca dan aku membelot bukan untuk diasingkan.
Aku adalah manusia, manusia yang berdiri atas nafas dan kehendakku bukan kehendak-Nya. Aku adalah yang hidup karena aku ingin hidup. Tuhan bukanlah segalanya bila aku bukan aku. Tuhan bukanlah yang terutama dan utama, akulah yang utama bagi diriku. Apa jadinya aku bila sang Kuasa hanya menorehkan lalu jadilah dan aku hanya duduk termangu manis dalam balutan cahaya putih sang penurut.
Aku adalah yang terbebas dan bebas, ini hidupku ketika aku menjalaninya. Maka kamu bukanlah Tuhan yang hanya menilai seberapa gila aku terhadap hidupku.
Akulah sang pencipta naskah bukan Dia atau Dia, Tapi Aku. Akulah sang sutradara kehidupanku. Bukan Dia atau Nya, sang kuasa yang “Maha”.