[LOUNGE] Mari Berbicara lewat Puisi

ku hitung satu per satu rintik hujan yg jatuh ke bumi..
nada nadanya menyatu mengiringi,
menjadi sebuah melodi penuh arti,
menggetarkan hati yang terpuruk sepi,
aku merindukanmu di sini..

Hitungan terus bertambah,
Rintik yang tak kunjung berhenti,
sebagaimana dirimu,
tak kunjung hadir mengisi
kekosongan

rintiknya tiba-tiba saja terhenti,
mnjejak perih dihati..
tapi, aku tak menemukan sosokmu yg kurindu.
hanya kuyup..
entah oleh airmataku atau rintik hujan itu.

Rintik air hujan itu segera berlalu
Menyapu mendung menyapu kelabu
mentari akan datang lagi menyapa
jika tidak hari ini mungkin lusa

Walau tak ada kenyakinan
akan dirimu,
berapa siklus kau kan datang?
atau, dirimu
berbeda dengan sang surya dan rintik?

malam ini langit muram,
semesta alam berduka,
pada angin mereka bertanya,
asal melodi penuh luka,.

awan menangis,
meratap amarah langit yang tak kunjung berhenti,

yakin lah badai pasti berlalu
jika ada malam pasti akan ada siang
karena bumi masih berputar seiring waktu
bahwa tidak selamanya akan mendung

aku ingin mencari terang,
aku ingin mengejar bias mentari,,
tapi tak kuasa aku berlari,
hanya mampu menatap,,
bayang senyum pelangi,
saat hujan berhenti,
diiringi gerimis langit berganti,,

kamu seakan tahu apa yang aku pikirkan
walau aku tutup sedalam-dalamnya
tapi kadang pikiranku mudah berubah
apa kamu sanggung menghadapinya

kosong.....
seperti ini kah kosong
tetap sunyi meski ku dengar serigala melolong
aku hanya ingin ada seseorang yang menolong
melepaskan ku dari rasa kosong

dan aku haus,
aku ingin cintamu!
aku butuh kau isi semua yang kau tinggal,
dalam kosong yang pedih..
kosong,
sungguh kah aku tak berarti?

Benci,
penuh emosi bercampur perih,,
sudah ku katakan jiwa ini telah mati,
sudah ku teriakan hati ini sudah tak ada,
tuli kah engkau atau butakah hati mu??
sudah,
biarkan aku bergelut dalam aksara-aksara berdarah,,
aku autis, kusadari semua tak kan mampu ku hadapi,,

Bersujud di hadapan dewa perkasa
Aku mengutuk rupaku yang hina
Menyumpahi nasibku yang berbisa
Memaki cinta yang menjauhi diriku

Lihatlah para manusia
diriku yang hina ini
Lihatlah semua ashura dan para dewa
Jiwaku yang penuh derita ini

Dan lihatlah kakiku yang berdiri disini
memperlihatkan hatiku dan cinta di dalamnya
Aku bersumpah di hadapan kalian
Diriku akan menjadi penyebar cinta

Seluruh wujudku yang busuk
akan menebarkan cerita cinta dan kebahagiaan
setiap sel diriku yang hina
akan membagikan kasih sayang dan kelembutan

Lihatlah diriku ini para kekasih
di balik rupaku yang hina ini...
aku memiliki sebuah hati
yang penuh cinta untuk engkau miliki...

oh Para kekasihku. . .
Dimana kalian berada, Cinta . . .

jangan biarkan aku terjerat
oleh panganganmu
pada tatapan matamu
oleh bibirmu
pada senyummu

ini akan membuat aku
berfikir tentangmu
berandai tentangmu

awalnya
mungkin terlihat menggembirakan
akhirnya
aku yang merasa sakit

Bibirmu berkata demikian
Tapi matamu menjerat jiwaku
Tanganmu mengail hatiku
Dan bibirmu mengurung sukmaku padamu

Engkau meracuni pikiranku
Dengan bayangmu yang menari-nari
Kelembutanmu yang membuai hidupku
Dan misterimu yang membuatku gila

Sekali lagi aku tiada ingin meyakitimu
Sujudku di hadapmu kekasih
Sepenuh hati kupersembahkan padamu
Bersumpah hidup mati menjaga dirimu

Sakitmu adalah deritaku
Sepimu adalah siksaku
Dengarlah kekasih
Aku merindumu
Sepenuh hatiku

kamu tidak akan tahu
rasa sakit ini karenamu
kamu hanya bisa melihat
senyumku, aku baik-baik saja

tapi kamu tidak bisa melihat
isi hatiku
betapa sesak dadaku
karena kamu

mengertikah kamu...

Engkau juga tidak tahu
betapa aku mencintaimu
dan tetap mencintaimu
saat engkau melihat dengan mata penuh cinta pada orang lain

Betapa semua itu menyakiti diriku
Namun aku tetap akan mencintaimu
Ingin diriku berkata padamu kekasihku
Saat engkau membutuhkanku.
Aku akan ada di sini sedang menantimu dengan rinduku

Aku mencintaimu tapi engkau tidak melihatnya
Aku berdoa pada Yang Kuasa menyadarkanmu
Tapi cintamu padanya sudah membutakanmu
Tahukah engkau sakitnya perasaanku ini
Hanya untuk mencintaimu

Akulah setan yang di kuasai ketamakan
Aku merayumu meski aku sudah memiliki pemilikku
Karena aku menginginkan lebih
Aku menginginkan dirimu

Jangan tanyakan cinta yang tulus
Karena aku tidak memilikinya untukmu
Telah kuserahkan pada pemilikku
Untukmu hanyalah nafsuku dan cintaku

Jangan tanyakan masa depan
Kamu tahu pada saatnya aku akan memilih siapa
Jangan tanyakan kapan aku akan melepaskanmu
Karena aku masih menginginkanmu

Katakan aku serakah
Kutunjukan kebodohan dirimu
Katakan aku mengodamu
Itu karena kamu menginginkan diriku

Tapi jangan pernah kamu tanyakan masa depan
Dan cinta yang tulus
Karena aku tidak memilikinya untukmu

Untukmu kekasihku
Hanyalah nafsu dan ketidakinginan melepaskanmu
Jalan ini adalah jalan berdosa bergelimang kenikmatan
dan engkau kekasihku menghisapnya seperti pemabuk mencari candunya

Jangan salahkan diriku...
adalah dirimu yang memilih jalanmu
dan aku hanya menikmati dirimu
yang bodoh, buta dan kotor oleh dosa


**maaf hanya mendramatisir untuk kebutuhan penulisan yang mendalam**

hahaha... ngece kamu ya...

malan ini aku tidak bisa tidur
memikirkammu
yang belum tentu memikirkanku

mungkin ini hal konyol
yang aku lakukan
dan aku juga tidak tahu
kenapa aku tetap melakunnya

entahlah...
seakan mataku buta
telingaku tak mendengar
dan hatiku galau...

mataku jauh memandang diatara celah-celah matamu
seakan memberi harap, namun tidak kepastian
kau membuka sedikit pintu
seakan menyambutku ditempatku
harapan
membuat aku memintamu lebih
tapi aku tidak bisa mendapatkan
segenggam harapan itu
mimpi
membuat aku terlena
berada disampingmu
yang tidak pernah bisa aku miliki

kepada siapa ku harus bertanya
saat malam enggan ku ajak berkata
kepada siapa ku harus bercerita
saat sang bulan terlihat malas mengajak ku bicara

tentang cinta
yang begitu mudah mereka ungkap
namun sulit untuk diri ku mengucap

tentang cinta
yang begitu mudah mereka kobarkan
namun sulit untuk ku urai

apakah ini permainan semata?
jalinan kata penuh kasih yang tersirat
hanya sebagai lelucon
untuk menyenangkan jiwa yang penuh gairah
sejati kah yang kau dapat?
bahagiakah yang kau rasa?

kepada siapa ku harus bertanya
saat jiwa terasing dalam kesendirian

aku terpukau pada mata sang rembulan
biarkan aku tidur dalam lembut dekapannya
aku terpesona pada cahaya sang rembulan
biarkan aku menari dibawah sinar perak dilangitnya

biarkan aku
lupakan sesak didada ku
menatap syahdu sang rembulan
dibalik daun berguguran

esok ku berharap
mentari tersenyum lebar
kekasih ku yang perkasa
jangan biarkan dia tahu
malam ini sang rembulan
mencuri rasa dihati ku

raga ku mengerang
ribuan titik merah menyerang
terasa bagai ribuan semut kecil
berlari menggelitik indera yang tak terlindungi ini

dunia berputar
tertawa
saat ku kehilangan suara
tak mampu berteriak
bagai gagak tercekik ranting tak bergerak