SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis

Go down 
2 posters
PengirimMessage
berrybudiman
Pendatang Baru
Pendatang Baru
berrybudiman


Jumlah posting : 15
Points : 25
Reputation : 0
Join date : 06.03.12
Age : 36
Lokasi : Lubuklinggau

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptySat 10 Mar 2012 - 19:21

Saya tahu, jika ada seorang penulis, yang sudah berpengalaman, membaca ini, kemungkinan tidak akan menyetujui cara seperti saya. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula, jika ada yang setuju, atau cukup tidak menyalahkan Wink

Dalam menulis dituntut kreatifitas, sehingga bisa saja teknik-teknik dengan membuat formula, rumus, atau metode dianggap justru menghambat munculnya kepribadian sejati dari seorang penulis. Yah, saya sepakat jika menulis harus kreatif, saya hanya mencoba berpedoman dengan logika (saya) saja, bukankah setiap hal yang baik selalu punya aturan yang melingkarinya?

Mari! ciptakan aturan anda sendiri. Ibaratnya, dalam hidup ini kita punya prinsip yang kita pegang teguh. Dan dunia kepenulisan adalah kehidupan yang akan, sedang, atau telah kita pilih. So, mari... menulislah dengan aturan yang Anda ciptakan sendiri atau mengambil aturan dari penulis lain pun sah saja selama aturan itu membuat anda menjadi lebih baik dalam menulis.

Tapi jangan terlalu nyeleneh ketika menciptakan jiwa kepenulisan anda ya, nanti malah mendobrak tata bahasa yang berlaku (EyD), hehe...


Materi ini saya sampaikan ketika memberikan pelatihan kepada FLP Muda. Saya secara tidak kebetulan, adalah pengurus FLP di Lubuklinggau Main Biola
2 + 2 = Cerita, Menyampaikan cerita + Rajin Berlatih Menulis, dan Membaca

A. Cerita
Jelas sekali, bahwa ketika kita ingin mengarang, kita membutuhkan cerita. Cerita adalah komponen utama dari karangan narasi sugestif (cerpen), karena tanpa cerita tentunya kita tidak akan menulis apapun.
Bagaimana membangun sebuah cerita?
Hal utama yang harus anda lakukan saat membangun sebuah cerita adalah menemukan benang merah cerita, Misal:
1. Ayat-Ayat Cinta: menceritakan seorang mahasiswa Indonesia di Al-Azhar. Taat beragama, berbakat akademik. Terjebak dalam kisah cinta segitiga, dan akhirnya memutuskan untuk berpoligami. Secara keseluruhan diceritakan secara Islami.
2. Laskar Pelangi: cerita anak dusun dengan segala polemik pendidikannya yang serba memprihatinkan. Namun, semangat belajarnya tinggi.
3. Laskar Pelangi, versi Ibu Muslimah: adalah seorang guru wanita yang di pangil ”Ibu Mus” oleh murid-muridnya, memiliki dedikasi tinggi untuk mengajar di sekolah miskin padahal ia punya kemampuan untuk mengajar di sekolah yang lebih baik.
4. Laskar Pelangi, versi Lintang: Lintang adalah siswa sekolah dasar di Muhammadiyah Gantong. Ia adalah anak pelaut miskin yang tinggal jauh 40 km dari gantong. Setiap hari ia menggunakan sepeda ontel menuju sekolahnya, melewati hutan, lereng, perbukitan, dan sebuah sungai yang banyak buayanya.
5. Ada Apa Dengan Cinta? versi Rangga: Rangga, siswa yang dikenal cuek namun punya minat yang besar terhadap sastra mengenal Cinta (siswi di sekolahnya) melalui lomba puisi tahunan. Cinta mendekatinya untuk mewawancarainya sebagai pemenang lomba puisi, tetapi Rangga skeptis, dengan menganggapnya tidak berkepribadian, sama seperti wanita remaja gaul lainnya. Sampai ketika ia menemukan sisi menarik dari Cinta. Sisi lembutnya, yang membuat Rangga terpesona. Namun, ketika mereka dekat, tanpa sebab cinta memutuskan untuk tidak menghubunginya lagi.
6. Kali ini, apakah anda bisa membuatnya dalam versi Cinta? tentu saja Anda bisa.
Baiklah, sekarang Kita yang menentukan cerita kita sendiri. Kita boleh saja terinspirasi dari film, musik, atau cerpen yang ada seperti yang saya lakukan di atas. Tetapi ingatlah untuk tidak menjiplak, ya! Dalam kepenulisan ada pula indikasi yang meletakkan sebuah karya sebagai hasil jiplakan berdasarkan kriteria tertentu. Usahakan bahwa kita hanya terkesan kepada karya tersebut, lalu mencoba membuat karya yang sama bagusnya bukan sama persisnya hehe.... Kita juga bisa mengambil ide dari diri kita sendiri, karena pengalaman kita sehari-hari adalah gudang ide itu sendiri, hanya jika kita mau membukanya.

B. Menyampaikan Cerita
Setelah kita memiliki sebuah batang cerita yang sudah tertuang dalam alur cerita, atau hanya tergambar di imajinasi kita, tugas selanjutnya adalah memulai untuk menceritakannya. Ada dua hal yang harus diperhatikan ketika kita menceritakan sebuah batang cerita: perangkaian bahasa yang baik serta efektif dan EyD.
Merangkai bahasa dan penggunaan EyD bisa diterapkan dalam satu kesempatan pengkaryaan.

Contoh 1 :
- Menceritakan seseorang wanita. Sahrini (bukan Syahrini lho!). Aneh. kulit kuning kentang muda. mata cokelat-ungu. pendiam. acuh dan cuek.

Dia adalah perempuan paling nyeleneh yang pernah kutemui. Atau tepatnya perempuan misterius. Perempuan berkulit kuning kentang muda, bermata cokelat-ungu. Sunny. Dia selalu memintaku memanggilnya begitu. Teman-teman lain melafal namanya “Sarni”, meski tertulis Sahrini di daftar absen yang diedarkan di ruang tutorial kuliah. Dia selalu bungkam di setiap sesi presentasi, bergumul dengan pikiran dan dunianya sendiri. Acuh pada dosen dan cuek pada sesama teman. Kesukaannya adalah menulis sastra, buku kuliahnya di penuhi oleh puisi dan cerpen daripada materi kuliah. Dia pernah bilang, ”aku masuk ke jurusan teknik ini, semata-mata karena ambisi ayahku yang tak tersampaikan oleh dirinya sendiri sewaktu muda.” sambil berbisik ke telingaku ketika jam kuliah berlangsung.

(Di ambil dan sedikit diubah dari salah satu potongan cerpen yang pernah dimuat di Kompas)

Contoh 2 :
- Tiga remaja disekap dirumahnya sendiri oleh pencuri. Salah satu dari remaja itu yang disekap dikamarnya berhasil melarikan diri dan melapor ke pos satpam terdekat.

Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi, dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.

Contoh cerpen di atas menurut saya masih kurang baik secara penyampaian dan EyD, saya gubah menjadi seperti ini:

Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura−tidak sempat kupikirkan, apa yang terjadi pada dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku, ia memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menyergap maling dirumahku.

Aku kembali ke rumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar empat menit kuhabiskan sejak pergi ke pos satpam hingga kembali ke rumah.


Bisakah Anda menemukan perbedaannya? Ah, tentu saja bisa, hehe...

Contoh 3 :
Tidak tepat
Seluruh rasa antusias itu seakan luruh. Semangatku untuk mendengar cerita Laras, hilang begitu saja. Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa.
Di sebuah kamar kost-an, aku duduk di atas tempat tidur. Tangan kananku memegang sebatang cokelat. Di tangan kiriku, aku memainkan sebuah permainan, di handphone kesayanganku.
“Tari, perasaan dari tadi pagi lo makan cokelat terus. Apa enggak takut gemuk?” tanya Wery, sambil berbaring di tempat tidur yang terletak di samping kanan tempat tidurku.

Efektif
Semua antusiasme itu seakan luruh. Semangatku akan cerita Laras, lenyap begitu saja. Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, terampas secara paksa.
Di sebuah kamar kost, aku rebah di tempat tidur (atau duduk si kursi rotan). Kupegang sebatang coklat di tangan kanan, sementara tangan kiri kupakai untuk mengutak-atik sebuah permainan, di handphone kesayanganku yang baru.
“Tari! Perasaan dari tadi pagi lo makan cokelat terus. Apa ’gak takut gemuk?” sergah Wery, sembari menjatuhkan pantatnya di tempat tidur, di samping kananku.


C. Berlatih menulis dan membaca
Adapun yang menjadi formula "+2" merupakan pokok utama dari formula "2" sebelumnya, bahkan saya sangat menyarankan bagi Anda semua untuk lebih memperhatikan poin ini.
Kesegeraan kita untuk menulis atau mengarang adalah kunci utama keberhasilan seorang penulis. Tanpa latihan, mustahil kita bisa menghasilkan karya yang baik. Percayalah dengan pepatah umum ini ”Practice Makes Perfect”, atau mengutip jargon Nike, ”Just Do It”, sembari gali wawasan anda dengan banyak membaca.

"Kemampuan Anda dalam menciptakan cerita, merangkai dan menemukan tata bahasa serta tanda baca yang benar adalah kompensasi tak sadar, dari kerajinan anda berlatih menulis dan giat membaca."

Pada akhirnya saya ingin menyampaikan tentang fiksi. Kenapa kita menulis fiksi? sederhana saja, fiksi membuat kita merdeka, kreatif, dan percaya dengan keajaiban. Coba kita renungkan itu. Hm....

(Sebelumnya saya mohon maaf jika dari pemaparan saya, justru terdapat tata bahasa dan tanda baca yang tidak tepat, adapun pengetahuannya masih sangat terbatas) study study study

Kembali Ke Atas Go down
http://berry-budiman.blogspot.com
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptySun 11 Mar 2012 - 2:25

wooooouuw keren nih...
inspiratif bgt..lubuk linggau brarti di padang yah?
FLP itu forum lingkar pena kan y?
mdh2n gak bosen sharing informasi2 bwt kita2 dsini y...
girang
Kembali Ke Atas Go down
berrybudiman
Pendatang Baru
Pendatang Baru
berrybudiman


Jumlah posting : 15
Points : 25
Reputation : 0
Join date : 06.03.12
Age : 36
Lokasi : Lubuklinggau

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptySun 11 Mar 2012 - 4:06

de_wind wrote:
wooooouuw keren nih...
inspiratif bgt..lubuk linggau brarti di padang yah?
FLP itu forum lingkar pena kan y?
mdh2n gak bosen sharing informasi2 bwt kita2 dsini y...
girang

Thanks. Smile
Lubuklinggau itu di Sumatera selatan, pantes saya banyak di panggil abang disini, hehe..
Yup, bener FLP adalah Forum Lingkar Pena.


Kembali Ke Atas Go down
http://berry-budiman.blogspot.com
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptyMon 12 Mar 2012 - 3:14

oooh suka ketuker deh kirain lubuk linggau itu dpadang... Muke Cape
klo soal pnggilan abang mah sapa jg dpnggil abang dsini asal msih cowo :p

klo mnurutku nih bg, cerita indo kan lemah di klimaks,
apa nih saran abang dlm ngebangun klimaks yg kuat?
aku blom prnah nih nemuin (film sih tepatny) klimaks yg bener2 "wah"
psti jdny lemah gtu...pdhl kan klimaks itu paling pnting dlm suatu cerita... iri
Kembali Ke Atas Go down
berrybudiman
Pendatang Baru
Pendatang Baru
berrybudiman


Jumlah posting : 15
Points : 25
Reputation : 0
Join date : 06.03.12
Age : 36
Lokasi : Lubuklinggau

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptyMon 12 Mar 2012 - 16:48

Apa iya film kita lemah di klimaks?

Hmm... begini saja, ketika kita menganggap klimaks itu penting (cerita yang bagus tidak selalu tentang klimaks), maka coba renungkan dulu kita ingin klimaksnya seperti apa. Wink Karena saya cerpenis, jadi contohnya cerpen aja ya, hehe.

Misalnya, tokoh utama adalah perempuan yang mencintai perempuan.
Akhir (klimaks) yang kita bayangkan adalah tokoh utama berpisah dengan kekasihnya di bandara, mereka berpelukan, membuat janji pertemuan, saling bertukar benda kenangan dll. Setelah itu ceritakan ketika tokoh utama pulang, menemui anak-anaknya, tiba-tiba SUAMINYA memeluk dari belakang.
Sebelumnya jangan dijelaskan identitas tokoh utama.
Oke. klimaks sudah didapatkan! dapat ide

Untuk membuat klimaknya menjadi terasa oleh penikmat karya kita (anggaplah cerpen), maka secara tersirat kita harus melukiskan samar-samar bahwa tokoh kita adalah perempuan.

Anggaplah semacam memberi pertunjuk tentang status seks tokoh, tapi usahakan supaya mereka tidak mampu menebaknya sebelum mencapai kalimat klimaks kita.

Misalnya:
"Kami berjalan berdampingan, rambut kami yang panjang seperti saling memilin" (rambut tokoh panjang)

"Aku terenyuh melihat bagaimana ia menyuapi ibunya" (tokoh berperasaan lembut)

"Biasanya aku bersepatu dengan hak, tapi kali ini aku ingin mengenakan sepatu tanpa hak" (Hak? sepatu pria juga ada yang ber-hak, jadi petunjuk kita masih aman, hehe)

"Rupanya aku terlalu banyak melesakkan pakaian ke dalam koperku. Oiya, biar kusuruh pegawai bandara saja yang membawakannya" (biasanya pria tidak mudah mengeluh tentang barang bawaannya yang berat. Ups, contoh yang ini memberi petunjuk yang cukup kuat. Tak apa, siapa tahu masih belum tertebak) Cool

Jika clue kita terlalu sulit ditebak (lemah) maka pembaca akan kebingungan confused dengan klimaks kita alih-alih terkejut.

Jika clue terlalu kuat, ya, ketahuan deh, pembaca karya kita tidak akan terkesan. tongue

Jika petunjuk kita berhasil menggambarkan klimaks, ditambah klimaksnya keren pula, reaksi pembaca akan:
wow haru joget Top

Memang harus ekstra sensitif dengan perasaan dan pikiran pembaca.

Untuk film, kupikir juga sama, cuma media visual mestinya lebih banyak memberi petunjuk dari sikap-sikap tokoh, latar tempat, kejadian-kejadian.
Sutradara harus kreatif, bukankah ada banyak alternatif dalam bercerita.
mencari mencari mencari
Kembali Ke Atas Go down
http://berry-budiman.blogspot.com
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptyTue 13 Mar 2012 - 15:13

cth simpel aja deh : serigala terakhir --> konflik kan tentang teman yg jd musuh...pas mreka bner2 udh face to face, brantemny malam cm 1 mnit, gak ada sru2ny... Very Happy

perempuan brkalung sorban --> ini lbih gak jelas lg konflik ada dmn : (1) apa antara mantan suami anissa dgn anisa? (2) apa mslh pesantren yg brhutang bnyk sm mntan suami anisa? (3) apa usaha anisa bwt ngubah pola pikir pesantren yg kolot bgt? ---> akibatny : malah gak ada kejadian yg bner2 seru pas klimaks...suaminy mninggal, mntan suami ny gak jelas gmn hub ny sm pesantren, apa pesantren bisa lepas dri lilitan utang apa gak, trus trnyt usaha anisa cm bikin perpus kcil2an...maaf y, utk judul skeren itu, filmny jd kliatan kyk sampah haha... (kok jd ngina y? Very Happy)

itu cth film...klo cerpen mgkn klimaks gak perlu trlalu "memuncak" ya, asal fokusny sm tema tetep konsisten...cara pnggambaranny jg bisa beda2...tp klo gak ada klimaks, inti cerita ada dmna?

klo cth bg berry, itu justru mnurutku anti-klimaks ny pas suaminy meluk dri blkg,...klo klimaks mgkn pertentangan ant mereka (pasangan lesbi itu) sblum pisah. apa yg mndasari keputusan mreka b2 utk pisah (biasany nih khidupan homoseksualitas berdasarkan hubungan yg sngt posesif mgkn krena ada rasa tdk aman dlm diri mreka akan status mreka y...) nah mgkn itu baru jd klimaks...krena mutusin utk brpisah adl kputusan sulit bwt mreka...

eh kok jd rada mnyimpang ya??? huehehe...maaf bg berry jd ngalor-ngidul nih omongan Very Happy
cm mau nanya pndpt bg berry aja soal penetapan klimaks yg bagus... Smile
Kembali Ke Atas Go down
berrybudiman
Pendatang Baru
Pendatang Baru
berrybudiman


Jumlah posting : 15
Points : 25
Reputation : 0
Join date : 06.03.12
Age : 36
Lokasi : Lubuklinggau

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptyWed 14 Mar 2012 - 3:28

Sepertinya de_wind salah menyimak maksudku, hehe...
Klimaks yang kumaksudkan justru kenyataan bahwa tokoh aku adalah perempuan juga, jadi selama penceritaan, tidak disebutkan bahwa 'aku' adalah perempuan.
Pasti 'kan? pembaca sewajarnya menganggap tokoh adalah laki-laki, karena pasangannya perempuan... tapi ketika ia pulang dan dipeluk SUAMINYA, barulah pembaca tahu bahwa pasangan itu sejenis...

ya, kalau cerita kamu lebih mengutamakan klimaksnya di perpisahan antara pasangan itu, artinya sudah diketahui bahwa mereka adalah pasangan sejenis... ya, bolehlah begitu. benar apa yang nyatakan.

pada intinya, maksud saya adalah. jika ingin membuat klimaks yang berkesan buatlah penikmat karya kita jelas dengan ceritanya, kemudian giring mereka dengan informasi-informasi tentang klimaks yang ingin kita bangun... tapi, usahakan mereka tidak mampu menebak klimaks kita sebelum mereka sampai pada kalimat klmaks itu sendiri.

Ya, kalau ngomongin film. jujur saja, jarang memperhatikan film, paling nonton saja (lebih suka merhatiin tulisan).
Tapi, menurutku yang tidak cukup pengetahuan ini.
Pada dasarnya klimaks tidak selalu tentang kejelasan akhirnya seperti apa? apalagi jika terlalu banyak konflik. apa semua konflik harus diselesaikan semuanya, baru cerita boleh selesai? kupikir tidak juga.
Bisa saja memang teknik penceritaannya memang seperti itu. Keindahan sebuah karya seni memiliki banyak faktor, biasanya hanya satu yang dominan, seperti:
1. Menekankan pada Klimaks (tipe kesukaanmu, nih)
2. Menekankan pada kenyataan/ apa adanya, (Jadi klimaks tidak dianggap penting)
3. Menekankan pada cara penceritaan atau tema cerita yang orisinal.
4. Fokus pada keindahan. (kalau film, artinya setting, pencahayaan, angle kamera, dll)
Kembali Ke Atas Go down
http://berry-budiman.blogspot.com
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  EmptyFri 16 Mar 2012 - 4:43

bukannya klimaks itu puncak konflik ya? hmmm...jd bingung mencari
slama ini yg aku tau : tuh prosedur umum (klo khusus gak tau y Very Happy ) cerita itu:

prolog --> konflik --> klimaks --> anti-klimaks --> epilog

mgkn emg gak usah ngikut aturan bgini ya?
trus cara mmbangun cerita klo gak ada aturan ini gmna dong?
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty
PostSubyek: Re: Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis    Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis  Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
Mari! Mencoba Membuat Sebuah Formula dalam Menulis
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Menulis saat tidak ada IDEA MENULIS atau MEMULAI
» Membuat Jendela
» Membuat Karakter Tokoh
» Teknik Menulis Puisi [Sharing tips & trik menulis puisi, jenis-jenis puisi, dll]
» [Sharing] Membuat Artikel Berita

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Bengkel Menulis :: Editing-
Navigasi: