| Hujan, Jendela dan jodoh | |
|
|
Pengirim | Message |
---|
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Hujan, Jendela dan jodoh Sat 5 May 2012 - 11:59 | |
| Aku duduk di jendela menikmati hujan yang turun berbodong-bondong dari langit, aku selalu suka hujan karena hujan mampu mendinginkan semua gejolak yang ada di hatiku. “Anak gadis jangan duduk di jendela, ntar jodohmu jauh.” Aku menoleh ke arah ibu yang memandangku dengan gemas sudah tak terhitung berapa kali beliau menasehatiku untuk tidak duduk di jendela tapi tak pernah aku indahkan.
“Itu mitos bu,” jawabku sambil memandang hujan yang semakin deras “Emangnya apa hubungan jodoh dengan jendela?” lanjutku. “Mitos apanya? Itu keyataan buktinya kamu, sejak dulu selalu saja duduk di jendela dan lihat sampai sekarang sampai usiamu 27tahun kamu belum menikah juga.” Aku diam, memangnya bisa jawab apa lagi kalo beliau sudah bawa-bawa usia.
“Bahkan kau tak pernah membawa teman priamu sekalipun, mungkin saja itu kutukan dari jendela yang kau duduki.” Aku hampir tertawa terbahak-bahak tapi sebisa mungkin ku tahan, aku tau ibuku sedang serius tapi argumennya tentang kutukan jendela itu benar-benar mengelitik logikaku, emangnya jendela ini jendela sakti apa sampe bisa mengutuk segala. “Ibu ngaco, mana ada jendela bisa ngutuk,” tandasku dengan senyum geli.
“Trus kenapa kau belum punya pacar? Wajahmu ga jelek bahkan banyak yang lebih jelek darimu tapi mereka punya pasangan, kamu juga pintar, pekerjaanmu bagus dan kau baik.” Aku bangkit dari tempat dudukku dan memeluk ibuku dari samping. “Makasih bu atas pujiannya, kalo ibu mau tau jawabannya tanyakan saja pada jendela itu,” tandasku sambil mengecup pipinya berlahan dan pergi meninggalkan ruang paling belakang dari rumahku, satu-satunya ruang yang jendelanya bukan dari kaca tapi dari kayu sehingga nyaman bila diduduki. Ibuku mengeleng-gelengkan kepalanya, mungkin gemas melihat kelakuan putrinya ini.
“Hari ini ga kerja?” Ku dengar ayahku menyapa dari ruang tv “Ga yah, hari ini hujan, males mau keluarnya.” Aku menghampiri ayahku dan duduk disebelahnya ikut menonton tivi yang sedang menayangkan berita penangkapan seorang tersangka koruptor di salah satu stasiun tivi yang khusus menayangkan berita.
“Katanya suka hujan, tapi kok Cuma gara-gara hujan ga kerja?” Aku meraih toples yang berisi kentang goreng buatan ibuku. “Justru karena itu aku suka hujan yah, gara-gara hujan aku bisa beralasan untuk ga masuk kerja, jadi kan bisa istrahat.” Ayahku tersenyum “itu artinya kau memperalat hujan, kamu menjadikannya kambing hitam untuk kemalasanmu.” Aku terdiam mendengar perkataan ayahku Apa aku sekejam itu pada hujan? Aku jadi ingat kata-kata yang pernah aku baca di sebuah cerpen ‘kau bilang kau suka hujan, tapi kenapa kau membuka payungmu ketika hujan turun’. Hmm...menyukai tapi menolak.
“Kenapa kok bengong.” Aku tergugup saat ayahku memergokiku terdiam sekian lama. “Lagi mikirin kekejamanku Yah, yang udah menjadikan hujan kambing hitam?” Ayahku tertawa seketika “Ayah Cuma asal bicara kenapa diambil pusing?” Ujarnya santai. Itulah ayahku kadang-kadang kata-katanya bisa sangat menusuk tapi sesaat lagi dia bisa menggangap itu Cuma bualan, entahlah apa itu benar bualan atau beliau berpura-pura mengatakan itu bualan karena tak ingin menyakiti?
“Yah.” Panggilku dengan gusar “Apa?” Tanyanya sambil meraup kentang goreng buatan ibuku. “Apa benar kalo duduk di jendela itu bisa membuat jodoh kita jauh?” Ibuku sering mengatakan hal itu tapi ayahku tak sekali pun, bahkan dia tak pernah melarangku duduk di jendela kesukaanku. “Ibumu yang bilang ya? Jangan terlalu dipercaya itu Cuma mitos jaman dulu.” “Tapi kenapa aku belum dapat jodoh sampe sekarang? Pacar ajah ga punya?” Aku menanyakan pertanyaan yang tadi diajukan ibu padaku, mungkin ayah punya jawabnya.
“Mungkin kamu terlalu memilih, atau standarmu terlalu tinggi sehingga semua laki-laki yang datang ke kehidupanmu tak ada yang cocok satu pun.” Aku manggut-manggut memang ku akui aku memasang standar tinggi untuk kreteria calon pendamping hidupku. “Tapi memilih itu kan sah-sah saja, Aku ga mau asal pacaran trus nikah dan menghabiskan sisa hidup dengan orang yang salah.” Aku mengajukan pembelaan atas sikapku.
“Ya bagaimana kamu tau dia salah atau benar kalo belum apa-apa sudah ditolak semua, harusnya kamu penjajakan dulu.” Aku dan ayah serentak menoleh ke arah suara yang tiba-tiba menyahut, ada ibu di sana sepertinya dia diam-diam ikut mendengar obrolan kami tadi. “Buat apa penjajakan kalo kesan pertamanya udah ga bagus?” Tanyaku sedikit kesal. Aku memang jarang berkonsultasi dengan ibuku karena dia selalu saja memojokkanku tanpa mau mendengar, beda dengan ayah yang selalu bisa menjadi pendegar yang baik dan selalu bisa memberi saran yang aku pikir selalu ok, itu sebabnya aku lebih suka curhat dengan ayahku.
“kesan pertama ga bisa jadi patokan, kesan pertama ibu dengan ayahmu saja jelek tapi lihat kami bisa bertahan sampai sekarang.” Aku mendesah malas, sementara ayahku malah asyik menikmati kentang goreng sepertinya dia lebih tertarik pada kentang daripada perdebatan ibu anak ini. “Itu namanya gambling Bu? Aku ga mau menjalani sesuatu dengan coba-coba, aku ingin menjalani dengan keyakinan,” Ujarku mantap.
“Sudahlah, tulang rusuk dan pemiliknya itu tak mungkin tertukar kalo sudah tiba waktunya Tuhan pasti bakal mempertemukan,” Ayahku berusaha menutup perdebatan kecil itu dengan ungkapan klise, ya itu teramat sangat klise. “Ya tunggu saja terus! Sampai nenek-nenek bila perlu.” Ibuku mendengus kesal dan meninggalkan aku dan ayahku yang saling bertatapan diakhiri dengan endikan bahu secara bersamaan.
“Yah.” Panggilku sekali lagi “Ada apa lagi masih mau tanya tentang jendela itu?” Aku menganggukkan kepala, konsultasiku belum tuntas tadi. “Itu gada hubunganya dengan jodoh, mungkin orang tua dulu hanya menakut-nakuti anak perempuan mereka agar tak duduk di jendela karena duduk di jendela sangat ga enak dilihatnya dan sangat tidak pantas.” Aku mengganguk paham
“Sama seperti menjahit malam hari katanya itu pamali, sebenaranya mungkin saja menjahit malam hari dilarang karena pada jaman dulu kan gada lampu trus kalo maksain jahit malam-malam bisa-bisa malah tertusuk.” Lagi-lagi aku mengangguk paham kedengaran sangat masuk akal, ayahku sengaja mencontohkan jarum karena ibuku sering ribut jika aku menjahit kancing bajuku yang tak sengaja lepas pada malam hari.
“Ibu itu kolot ya yah,” ujarku sambil tertawa, Ayahku juga ikut-ikutan tertawa “Iya ketawain ajah terus.” Ibuku tiba-tiba berdiri di depan kami dengan raut yang sangat jengkel. “Ibu memang sedikit kolot, tapi ibu itu baik dan ibu satu-satunya wanita yang ayah cintai.” Ayahku mengeluarkan jurus gombalanya mungkin karena tidak ingin tidur di luar mungkin. Aku menoleh ke arah ibuku, ada raut merona di sana. Tiba-tiba perasaan iri merayapi hatiku, aku iri dengan ayah ibuku yang saling mencintai meski usia mereka tak muda lagi. Aku iri pada ibu karena bisa mendapatkan pria seperti ayahku.
“Aku ingin mendapatkan pendamping hidup seperti ayahku, ga salahkan kalo aku memasang standar ayahku untuk mencari pendamping hidukku.”
***The End***
Terakhir diubah oleh Pudan tanggal Wed 16 May 2012 - 22:29, total 1 kali diubah | |
|
| |
naradanardana Pendatang Baru
Jumlah posting : 11 Points : 18 Reputation : 3 Join date : 05.05.12 Lokasi : Yogyakarta
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Sat 5 May 2012 - 14:44 | |
| Anehnya mitos memang masih melekat pada beberapa masyarakat urban. Sepertinya 'ketakutan' salah satu alasan beberapa orang memepercayai mitos. | |
|
| |
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Tue 8 May 2012 - 10:23 | |
| Iya apalagi, kadang-kadang kejadiannya sesuai dengan apa yang mereka takutkan jadi mau ga mau mereka percaya | |
|
| |
sagitany Penulis Sejati
Jumlah posting : 4863 Points : 4905 Reputation : 8 Join date : 06.04.12 Age : 32 Lokasi : medan
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Tue 8 May 2012 - 17:35 | |
| tanda titik (.) kebanyakan.. kakak perhalus aja dialog antar tokohnya, dan kembangkan dikiiit lagi di endingnya, biar kesan manis akhir cerita lebih terasa. yang lain udah oke kok, kak. kalo tanda2 baca yg salah kita tunggu si rui aja.. rui... #sekian dari saya, para suhu.. ayo mari ke sini.. | |
|
| |
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 12:07 | |
| Makasih yah sarannya, endingnya emang ga jelas bgt ya... ntar deh ak coba revisi lagi, | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 12:57 | |
| - Quote :
- kalo tanda2 baca yg salah kita tunggu si rui aja..
rui...
#sekian dari saya, para suhu.. ayo mari ke sini.. Kok kesannya aku kayak si bawel soal tanda baca ya - Spoiler:
Kayaknya hanya itu yang Rui temukan Mungkin ada yang bisa lebih teliti dari Rui. Dan yah... endingnya cukup pas kok, tokoh utama mengidap father kompleks jadi sulit mendapatkan kekasih Hehe, mitos memang kadang nggak masuk akal sih, cuma ya... mitos kan bisa disamakan dengan bagaimana tingkah laku orangtua sekarang... kalau anaknya minta bakso dan nggak punya uang, pasti bilangnya bakso itu pedes dan bikin sakit perut, ujung-ujung malah jadi kebawa sampai besar kesimpulan kalau "bakso bikin sakit perut" --" analoginya simple aja~~ (komentar nggak nyambung) | |
|
| |
sagitany Penulis Sejati
Jumlah posting : 4863 Points : 4905 Reputation : 8 Join date : 06.04.12 Age : 32 Lokasi : medan
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 20:58 | |
| iya rui, endingnya bagus, cuma maksud aku maunya lebih halus gitu cara nyampeinnya.. karena aku orang yang suka memperhatikan justru di bagian ending. hehe #emank bawel kan? | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 21:43 | |
| Lebih halus kayak apa? | |
|
| |
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 22:46 | |
| @Rui : Makasih yah atas koreksinya, wah ternyata bnyak bgt yang salah yah, ketahuan deh pas pelajaran Bahasa Indonesia dulu nyotek mulu hahaha | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 22:56 | |
| Kesalahan itu kan wajar Selama masih ada kesempatan, justru makin banyak salah, hasil akhir nanti bisa mendekati sempura. Daripada pertamanya sedikit salah dan terus-terusan kebawa sampai akhir... (apa sih --") | |
|
| |
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 23:07 | |
| Yeah semoga ajah gitu, semoga bisa memperbaiki setiap kesalah dng baik. tetap mohon bimbingannya ya, jujur ajah kalo msalah tanda baca lemah suka maen hajar ajah | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 23:09 | |
| Tanda baca memang paling sering disepelekan sih ya | |
|
| |
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 23:17 | |
| Paling sering di sepelekan, padahal tanda baca juga paling penting ya..... Tapi sih sebenarnya bukan disepelekan, cuma terlalu ribet jadi diabaikan. #nah loh, sama ajah kali yaaa:nyengir:
| |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 23:20 | |
| Hasil akhirnya sama saja Karena belibet dan banyak aturan, jadinya malas buat diikuti, setelahnya jadi dianggap nggak penting lagi saking dikitnya yang merhatiin... "Memang ya. Orang Indonesia maunya praktis." - quote dari dosen super nyebelin. | |
|
| |
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 23:28 | |
| hahaha itulah Indonesia, tapi awalnya doank praktis ntar ujung2nya jadi Ribet jga... #Nah loh malah ngomongin Indonesia | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Wed 9 May 2012 - 23:30 | |
| Permukaannya saja kali Kalau dilihat sekilas memang praktis, cuma pas dipahami, langsung deh kelihatan belibetnya | |
|
| |
sagitany Penulis Sejati
Jumlah posting : 4863 Points : 4905 Reputation : 8 Join date : 06.04.12 Age : 32 Lokasi : medan
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Thu 10 May 2012 - 18:51 | |
| padahal kan tanda baca itu justru mempermudah pembaca untuk memahami bacaannya, ya kan? kalo disepelein berarti penulis lebih suka tulisan dia ditinggal karena yang baca ga ngerti, bukan begitu? | |
|
| |
Pudan Pendatang Baru
Jumlah posting : 24 Points : 35 Reputation : 1 Join date : 20.05.11 Age : 35 Lokasi : Serang-Banten
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Thu 10 May 2012 - 21:42 | |
| sebenarnya sih ga seperti itu juga ada orang yang menulis karna pgen menumpahkan apa yang ada di pikiranya dalam tulisan tapi ga begitu paham dengan tanda baca jadi mereka nulis sesuai yang mereka bisa ajah dan kalo dilihat yang ahli pada salh semua, bukan nyepelein tapi memang karena belum sepenuhnya paham. kalo menurut aku gada penulis yang mau ditinggal yang baca, kalo gada yang baca buat apa juga mereka nulis, memang iya tanda mempermudah pembaca memahami bacaannya tapi kalo penulis menulis dengan tanda baca yang sempurna tapi ceritanya kurang ok ttp ajah ditinggal kan??? | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Fri 11 May 2012 - 8:19 | |
| Yang jelas semuanya harus sejalan kalau begitu ._. Baik tanda baca, cerita, mau pun cara penceritaan...
cuma ya... buat yang mau terbitin novel ya harus bisa memperhatikan tanda baca, kalau nggak mau naskah dilempar ke tong sampah sama editor sih :><: | |
|
| |
sagitany Penulis Sejati
Jumlah posting : 4863 Points : 4905 Reputation : 8 Join date : 06.04.12 Age : 32 Lokasi : medan
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Fri 11 May 2012 - 20:19 | |
| maksudnya, bukan gimana2.. karena banyak yg sepele jd malas memperhatikan masalah yg di bagian itu, di tanda baca, makanya saya beropini demikian.. hehe keep writing kakak, | |
|
| |
de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Fri 25 May 2012 - 0:25 | |
| opini driku...hmm...klo mnrtku kedekatan tokoh sm ayahny kurang dgambarin secara eksplisit, pdhl kan dia kagum sm ayahny sampe dia pngen nyari jodoh kayak ayahny kan...prasaaan sih bgtu... mgkn ada baikny di klimaks cerita --> percakapan tokoh dan ayah, si ayah bermonolog, mnasehati tokoh dgn nasehat super (apaan gtu kek ) shg mmbuat kekaguman si anak terlihat jelas dan nyata... sgtu doang, maaf y klo gak ngebantu... --> opini dari org yg karyany blom pernah nembus redaksi... - naradanardana wrote:
- Anehnya mitos memang masih melekat pada beberapa masyarakat urban. Sepertinya 'ketakutan' salah satu alasan beberapa orang memepercayai mitos.
kdng2 apa yg banyak ditekankan ke kita dri kecil itu mmpngaruhi kita di masa dewasa. cth spupuku ada yg takut sm naga krena dlu pas kecil gak mau makan, dbilangin bakalan dmakan naga. pdhl dia sndri tau klo naga itu cm dongen, tp tetep aja ada prasaan takut...ada jg org yg gede ny takut bgt sama kecoa, gara2 ibuny suka bgt nakut2in dia pake kecoa... ini saran bwt calon orgtua, jgn sekali2 ngancem anak dgn benda apapun jg...malah jgn smpe kita ngancem2 anak kita...soalny itu bakalan mmpngaruhi alam bawah sadar dia...jgn remehin anak kecil, ingatanny jauh lebih kuat dri org dewasa... - sagitany wrote:
- padahal kan tanda baca itu justru mempermudah pembaca untuk memahami bacaannya, ya kan?
kalo disepelein berarti penulis lebih suka tulisan dia ditinggal karena yang baca ga ngerti, bukan begitu? hmmm...pertanyaan yg mendalam sekali....gak proyeksi kan, sagi...??? mksdny, apa ada pnulis yg sengaja ngelakuin itu krena dia gak PD sama karya ny sndri sehingga dia bisa merasionalisasi itu lwat tanda baca yg salah? benarkah bgtu mksdny??? | |
|
| |
sagitany Penulis Sejati
Jumlah posting : 4863 Points : 4905 Reputation : 8 Join date : 06.04.12 Age : 32 Lokasi : medan
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh Fri 25 May 2012 - 19:46 | |
| bukan kak, maksudnya.. kadang kan ad penulis yg ga mau ribet, ya kalo udah selesai udah.. tanda baca dia ga mau tau. secara ga langsung jadi seakan dia oke2 aja kalo ga ada yg mau baca tulisan dia kan, kak? maksudnya gitu loh.. | |
|
| |
Sponsored content
| Subyek: Re: Hujan, Jendela dan jodoh | |
| |
|
| |
| Hujan, Jendela dan jodoh | |
|