Kekasihku meminta cinta dariku, pandangan matanya mengorek-gorek lubang hatiku untuk secuil cinta yang tak dapat kuberikan padanya. Aku dapat melihat liur di mulutnya yang rakus dan mendengar suara keroncongan perutnya yang kelaparan akan cintaku. Aku dapat membayangkan apa yang dapat dilakukan oleh seorang yang kelaparan saat emosi dan kejelekan manusia membutakan seluruh akal sehat dan mengaburkan pandangan akan kebaikan dan kebenaran.
Aku tidak menyalahkanmu yang mencoba merampok cinta dariku, mengeledahku, memukuliku saat engkau tidak menemukan sekeping cintapun dariku untuk dapat kamu miliki. Tangisanmu, air matamu sayangku, tiada artinya bagi seorang papa miskin cinta ini. Aku hanyalah seorang yang miskin cinta tidak perduli apa yang kamu lakukan padaku, mengulit kulitku hingga ujung kakiku tidak akan membuatmu menemukan sekepingan cinta yang kusembunyikan, mengoyak dagingku pun hanya akan memberimu keputus asaan akan ketiadaan cinta yang kumiliki.
Aku tahu engkau sakit, aku tahu engkau membutuhkannya tapi apa yang dapat dilakukan oleh seorang yang miskin cinta ini. Tapi marilah kita duduk berbincang sejenak sebelum engkau meninggalkanku dan mencari cinta di lain tempat. Apakah kamu tidak menemukan cinta di dalam diriku untukmu karena engkau tidak pernah memberiku cinta untuk disisakan di dalam diriku ataukah aku yang terlalu rakus menelan semua cinta darimu untuk diriku sendiri dan tiada menyisahkannnya untukmu?
Aku takut engkau tidak memberiku cukup cinta untuk dikembalikan padamu, karena jika engkau mengenyangkanku dengan cinta aku akan memiliki banyak butir-butir cinta di dalam darahku untukmu dan bahkan di tempat pembuangan hajatku pun engkau dapat menemukan cintaku padamu karena cinta darimu yang berlimpah mengenyangkanku.
Kini kamu tidak menemukan apapun yang mendekati cinta dalam diriku karena engkau meminta terlalu banyak dariku, menghisapku seperti kelawar kelaparan dan mengancamku seperti lintah darat dengan tukang pukulnya yang bahkan kini meninggalkan lubang kehancuran dan mengosongkan cinta untuk sekadar mempertahankan diriku sendiri. Kamu mengatakan kamu mencintaiku tapi kamu tidak memberiku cinta, yang kamu lakukan adalah menawariku segengam cinta manis saat kita bertemu, membuatku merasa engkau dapat mencintaiku tapi apa yang kini kudapat, aku bagaikan seekor ayam yang terbuai oleh segengam beras dan berakhir di tempat pemotongan di mana setiap dagingku engkau lahap dengan rakus.
Sesungguhnya aku bersyukur saat engkau hendak meninggalkanku seperti seorang pesakitan yang terlepas dari lintah yang telah menghisapnya bertahun-tahun, hal itu mungkin meninggalkan sebuah lubang luka tapi tidak masalah karena luka itu akan sembuh dengan seiring waktu karena sumber penyakitnya telah pergi meninggalkan pesakitan. Aku hanya mengasihani siapapun yang akan menjadi korbanmu yang berikutnya dan juga lebih mengasihi engkau kekasihku yang tiada mengetahui cara apapun untuk menghasilkan cinta selain mengisapnya dan merebutnya dari orang lain.
Sadarlah cintaku.
Engkau tidak dapat memperoleh kebahagiaan dengan merebut kebahagiaan orang lain atau menghisapnya hingga kering karena kamu hanya akan beroleh kehancuran dan kebahagiaanmu juga akan direbut oleh orang lain karena itulah hukumnya.
Jika engkau membutuhkan cinta maka bagilah cinta itu.
Apa? Cinta, kamu tidak memilikinya?
Benar saja kamu tidak memiliki cinta karena setiap cinta yang kamu terima telah kamu hisap dan lahap dengan rakus hingga tidak ada yang dapat engkau bagikan lagi. Sadarkah kamu jika sekeping cinta yang kamu terima dari orang lain dapat engkau kembalikan menjadi dua keping kepadanya atau siapapun setelah engkau melahap setengah kepingnya?
Dan setiap keeping yang kamu bagikan kepada orang lain akan kembali kepadamu berlipat tapi ingat tidak secepat yang kamu kira, karena ia hanya akan kembali padamu, pada waktunya.
Ah?
Aku melupakanmu, kamu tidak memiliki cinta dan siapapun yang akan memberimu sekeping cinta sebagai modal usaha untuk usahamu dan aku tidak akan memberikannya padamu juga.
Karena kamu memiliki tambang cinta yang belum pernah kamu gali.
Kamu sama seperti diriku pecari cinta yang bersedia melakukan kegilaan apapun demi mengejar cinta, menerobos kaki langit manapun, menerima derita apapun demi cinta dan mati demi cinta tapi kamu juga sama seperti pencari cinta lainnya, bersedia melakukan apapun demi cinta kecuali mengalinya cinta dalam hati masing-masing.
Kamu seperti hartawan rakus yang hanya mengenal emas yang memasuki brankas karena setiap emas yang keluar dari brankasmu seperti melukaimu dan membuatmu miskin. Begitu juga kamu tidak pernah ingin mengali hatimu dan mengeluarkan cintamu dari sana, karena itu membuatmu merasa miskin atau mungkin sejenisnya.
Kamu manusia tamak.
Yang lebih senang menghisap cinta dari tambang lain, memaksa mereka mengeluarkan cinta mereka hingga mereka menjadi kering. Ah, aku sudah kehabisan kata-kataku karena engkau tidak pernah akan mau membuka hatimu dan membagikan cinta didalamnya. Kamu orang miskin yang tamak, rakus dan terus menjadi parasit bagi seluruh manusia. Kamu ingin hidup berapa lama lagi seperti itu, berkembang biak dengan cara itu dan mati dengan cara itu. Apakah kamu tidak mengenal kata…
Evolusi.Ah, aku juga tidak begitu arti kata itu, aku hanya tahu orang yang sudah berevolusi akan lebih memilih mencintai dari pada dicintai, karena mereka memiliki cinta seperti mata air yang tidak pernah kering dan mungkin mereka akan berakhir seperti mimpi buruk yang kamu bayangkan, mereka akan mati karena kekeringan cinta, meski mereka tidak memperdulikannya, tapi ingatlah mereka akan mati sambil tersenyum dan orang orang yang ada di dekatnya akan terus mendekatinya hingga merasa begitu sayang menguburkannya karena mereka membagi cinta bahkan dari debu tubuhnya.
Dan engkau penghisap cinta, pencari cinta, aku dapat melihatmu berjalan dengan kejelekan wajah dan kelaparanmu di manapun engkau berada, menunjukan taringmu dan rautmu yang menjijikan saat memeras cinta dari orang lain dan pada akhirnya mati dengan ratusan wajah terburuk yang di make-up lengkap.
Karena engkau
Masih menghisap cinta hingga akhir mayatmu dan membuat siapapun disekitarmu ingin menendangmu secepat mungkin, menguburmu secepat mungkin dan bersyukur atas kematianmu seperti pesakitan yang dikaruniai penyembuhan luka yang telah mereka derita tahunan dan pada akhirnya kamu boleh menamparku sekarang, karena aku terlalu bahagia untuk dapat lepas darimu dan hisapan cintamu.
Jika tadinya engkau adalah orang yang lebih memilih mencintai dari pada dicintai, maka sesungguhnya aku katakan padamu mungkin aku bodoh tapi aku tidak buta untuk ditinggalkan oleh siapapun yang mencintaiku. Jangankan engkau berkata hendak meninggalkanmu, sebuah kata akan menjauhiku pun akan membuatku menunduk padamu, memohon padamu, melakukan apa saja agar engkau tetap disisiku.
Tapi kamu tidak demikian, kamu parasit cinta orang yang membuatku lebih miskin setiap kali bertemu denganmu, kamu bukan orang yang akan memberikanku sebuah senyuman, sekeping cinta dan mencerahkan hidupku yang miskin.
Selamat tinggal karena aku akan segera berpesta merayakan kepergianmu.