Menulis cerita agar tulisan memiliki emosi yang dapat menggugah pembaca

Tamu

Hanya menurut pendapat saya, setiap orang punya cara masing-masing untuk menulis cerita agar tulisan memiliki emosi yang dapat menggugah pembaca. . . Main Gitar

Manusia memiliki 2 alat untuk menulis, yaitu otak dan hati ( perasaan ) . . .

Penulisan dengan membuat idea cerita dari otak akan membuat cerita menjadi menarik, gaya penulisan yang baik . . . khususnya bagi novel misteri, suspense, dan sebagainya. . .

Penulisan dengan hati ( perasaan ) biasanya akan membuat cerita Romance menjadi menarik. . . petualangan atau Adventure lebih mengebu-gebu dan sebagainya. . .

Buku bagus biasanya menyertakan keduanya sekaligus. . .

Kesulitan dari penulis ( seperti saya ) dalam menuliskan cerita yang memiliki emosi atau keduanya adalah karena:

1. kurangnya bahan akan cerita tersebut, ( saya pernah mencintai dan patah hati sehingga menuliskan cerita tentang mencintai dan patah hati yang di penuhi emosi mungkin mudah bagiku karena sudah pernah merasakan, tapi bagi penulis yang belum pernah jatuh cinta atau patah hati mungkin akan menuliskan cerita yang penuh fantasi dan menarik dengan kemungkinan kurangnya emosi ) . . .istilahnya belum pernah berenang tapi disuruh membuat cerita orang berenang. Biasanya penulis akan membuat riset mengumpulkan bahan akan tetapi tetap saja yang terbaik adalah mencoba berenang sendiri jika memungkinkan. . .

2. Cerita yang terbaik adalah cerita yang berdasarkan pengalaman pribadi karena lebih memiliki emosi dan kebenaran dalam cerita, karena menulis itu adalah jujur pada diri sendiri. Sebuah buku jepang yang ditulis oleh ibu rumah tangga menceritakan kehidupan rumah tangganya sehari-hari ternyata terjual sangat banyak, kalau tidak salah nama penulisnya Banana Yoshimoto ( http://en.wikipedia.org/wiki/Banana_Yoshimoto ). . .ceritanya sederhana tapi penuh perasaan.

Yoshimoto keeps her personal life guarded, and reveals little about her certified Rolfing practitioner husband, Hiroyoshi Tahata and son (born in 2003). Each day she takes half an hour to write at her computer, and she says, "I tend to feel guilty because I write these stories almost for fun." She keeps an on-line journal for English-speaking fans.

3. Banyak membaca buku dan menyerap pengalaman-pengalaman atau cerita dari buku dapat memberikan emosi yang dibutuhkan jika kelak akan menulis buku yang diinginkan. Setiap buku berisi pengalaman dari penulis sehingga sedikit banyak kita akan tertarik ke ceritanya dan membuat kita seolah-olah menjalaninya sendiri dan menyimpan emosi itu untuk diri kita sendiri, untuk kelak dapat digunakan.

4. Sebelum menggugah pembaca pastikan cerita itu menggugah DIRI KITA SENDIRI ( Penulis ) Terlebih dahulu... menguras air mata dan mengiris hati sendiri saat menuliskannya...

Semoga membantu. Malu

maaf jika ada kesalahan.... Nangis

arigatou gozaimasu
#bungkukkan badan

wah another great share from aksara...
ini baru apa udh lama, baru baca... centil

bener bgt, klo diri sndri aja gak ikut kebawa brarti kurang bagus ya...
brarti intinya, abis bikin karya mesti dibaca ulang
klo gak buat ngedit, buat ngrasain feel ny..
aduuh bnyk amat sih tugas penulis... stres

de_wind wrote:: wah another great share from aksara...
ini baru apa udh lama, baru baca...

bener bgt, klo diri sndri aja gak ikut kebawa brarti kurang bagus ya...
brarti intinya, abis bikin karya mesti dibaca ulang
klo gak buat ngedit, buat ngrasain feel ny..
aduuh bnyk amat sih tugas penulis...

Wind