Role Play (Castle)

... habis entah kenapa kelinci. kakak terlalu puitis aku bingung...

Di lain tempat, seorang pangeran dengan wajah tampan yang terkenal bijaksana dan rendah hati, sedang melakukan perburuan dengan bidak-bidaknya. Pangeran itu bernama, Prince Elfris. Putra tunggal dari Raja James II dengan Lady Aurora. Pewaris tahta kerajaan Zenobian yang terkenal dengan nama, Kerajaan Seribu Damai. Namun semua berubah ketika....

"Tuan! Tuan...!!" seorang prajurit berlari menghampiri sang pangeran.

"Ada apa?" Jawab sang pangeran yang tengah duduk di atas kuda putihnya itu. Kuda yang hanya ada satu di dunia, kuda tercepat dari selatan yang bernama, Elthan.

"Terjadi keributan..." dengan terbata-bata, prajurit itu berkata. Wajahnya terlihat pucat dan lelah. "... Istana... Istana..." sambungnya tak sanggup melanjutkannya.

"Berbicaralah dengan tenang..." sang Pangeran menyambar botol air minumnya yang tergantung di pundak Elthan. "... Minumlah dahulu..." Kemudian memberikan air minum itu kepada pria itu, pria itu pun meminumnya.

"Nah, sekarang katakan.. ada apa?"

"Maaf Tuan, Kerajaan telah di serang..."

"Apa!? Siapa... siapa yang tega?"

"Pemberontak, Tuan... terjadi pemberontakkan!!"

Tanpa berpikir panjang lagi, sang Pangeran pun bergegas menaiki kudanya itu lalu menyuruh kudanya itu agar berlari dengan cepat.

"Berlarilah, berlarilah secepat cahaya bintang Veron! Tunjukkanlah kepada mereka, Elthan!! Hiyyaaahh.....!!" Kuda itu pun berdiri dengan anggunnya, lalu menghentakkan kedua kaki depannya ke tanah dan berlarilah ia dengan cepatnya.


*Ayooo... silahkan lanjutkan... hehehe..

.... pengen muntah gitu baca kata-kata 'tampan' -_-

udah lanjut aja, gak usa banyak protes deh!!!

sungguh, penggambaran pangerannya itu bikin mual..
tampan, rendah hati, bijaksana?

Vein mencongdongkan tubuhnya lagi. Kali ini sedikit lebih keluar dan mulai memincing. Mengamati kepulan debu yang ada dikejauhan.

Lalu menghela nafas pelan. Dia kembali.

gue lanjut nih ya... okey!

sagi...perhatiin ceritany audrey dong... ian itu kak kakaknya yg ngilang...kok tiba2 jd kelinci sih
aku nyimak dlu ya, peran perdana menteri blom pantes bwt dimasukin kayakny...

iyah, gara2 kakaknya hilang, dia sedih..
dikasih kelinci yg bisa ngomong sama peri..
kelincinya itu dulu hadiah kakaknya,
makanya namanya Ian juga..
kelincinya kalo ngomong kayak kakaknya, persis..
masih to be continued, kakak..

eerrr,,
bolehkah aku bergabung,
pengen jadi ulat bulu yang menyimak segala hal,,
bolehkahhhh,????

boleh

tapi aku maunya jadi ulat buluu,,,,
bolehkah Rui,,??

trus perannya gimana!?
ambil satu aja posisi di kerajaan

ah, cukup ulat bulu saja,
banyak hal yang dapat di gali koq dari seekor ulat bulu pada jaman kerajaan,.
Boleh ya Rui,,
kalo boleh aku mulai,,

ya sudah ._.
aku sih terserah yang lain

coba aja kim, jadi tuan putri juga dong..

hhmm,,, gimana kalo tuan putri yang dikutuk jadi ulat bulu,,
*sedang terkena syndrom ulatbuluers*

Segitu kukuhnya sama ulat bulu ==

soalnya ulat bulu itu menakjubkan,, >.<

aku lagi melakukan tarian ulat bulu loh..
#menggeliat2

ayo buat kim, lanjutkan!

siapa pun lanjutkan

Aku merangkak, perlahan dari sudut batang yang lunak menuju kelopak bunga mawar yang nyaman. Ah, sudah berapa lama aku terkurung disini. sepuluh atau bahkan seratus tahun kah? Tidak, aku rasa tidak selama itu.
Entah mengapa tiba-tiba bayangan itu kembali berkelebat diingatan ku. Elf, adik kecil ku yang mungil, aku rindu mendekap tubuh mu.

Aku tertidur lelap dibalik dekapan sang mawar. Tanpa kusadari, seorang gadis dengan baju dan tombak perang ditangannya menatap tajam ke arah ku. Tidak, tidak, bukan kearah ku, namun pada mawar yang kusinggahi. Aku terjaga, dalam pandangan cahaya yang masih mengabur, kulihat gadis itu dengan tangannya yang kecil namun kuat mencoba memetik mawar ku ini. Oh tidak, bagaimana ini. Aku dalam bahaya, bukan tidak mungkin gadis itu akan melihat ku dan membunuh ku dengan tombaknya. Aku tak mungkin lagi berlari, tubuh ini terlalu berat untuk ku seret pergi. Tuhan, aku pasrah kali ini.

" Audrey, apa yang mau kau lakukan pada mawar itu?"
" Ah, Ruise. Maaf aku hanya ingin memetik satu, bolehkah?"
" Ku rasa Perdana Menteri tak akan menyukai tanaman kesayangan nya dirusak, lebih baik kau segera pergi"
" Iya, maaf. Aku akan segera pergi dari sini"

Huufffttt,, Ruise walau kau kadang menyebalkan, tapi kali ini kau menyelamatkan ku. Terimakasih.

Tampak dari kejauhan, kebulan asap membumbung tinggi ke udara. "Cepatlah!! Elthan!! Hiiiyaaaahh!!!" semakin dekat Pangeran menuju Istana, semakin terdengar jelas kegaduhan di sana.
sesampainya ia di pintu gerbang istana, tampak dua orang pria bertubuh besar sedang menjaga pintu tersebut dari luar.

"Hiiiiyaaaaa!!" Dengan cepat Kuda sang pangeran mendekati kedua pria yang telah menarik pedangnya dari dalam sarungnya itu. Kemudian kuda itu menjingkrak, menghentakkan kakinya tepat mengenai dada pria yang satu. Pria itu pun terpental. Lalu dengan cepat pangeran menarik pedangnya yang terbuat dari titanium itu, lalu menebas pria yang satunya lagi dengan satu gerakkan mematikan. Pria itu pun tersungkur bersimpahan darah. Kemudian pangeran sekali lagi menebaskan pedangnya itu mengenai tali gerbang tersebut, lalu pintu gerbang itu pun terangkat dan terbuka. Rupanya telah terjadi pembantaian di dalam sana. Halaman depan istana, bergeletakkan prajurit-prajurit kerajaan tak berdaya, bermandikan darah.

"Ugghh.... sudah terlambat" Sang pangeran meringis, ia turun dari atas pundak Elthan lalu menghampiri salah satu prajurit yang terlihat masih menghembuskan nafas.

"Pa....pangeran.... I... Iaann~" Prajurit itu pun menghembukan nafas terakhirnya.
Mendengar nama tersebut, Pangeran Elfris bangkit berdiri, wajahnya garang.

"IaaaaannnNNN!!!!" Teriak pangeran membahana di seluruh istana.
Audry yang tengah berada di dalam kandang kuda, yang terletak di tengah kota, jauh dari istana. Sekilas mendengar teriakan tersebut.

"Kakak...." kata Audry dalam hati sambil berjalan perlahan keluar kandang tersebut. Ia menoleh ke arah istana yang terletak di atas bukit sana, tampak kebulan asap membumbung tinggi, semakin mejadi-jadi.

"Asataga!!!" Teriak Audry. Dengan cepat ia menaiki kudanya yang bernama Mave itu, lalu berlarilah kuda itu dengan cepat menuju istana.

Sesampainya Pangeran di dalam ruang tahtanya, tampak seorang pemuda berambut panjang sedang duduk di atas kursi tahta kerajaan.

"Welcome..... selamat datang di kerajaan neraka ini!" Sambut pemuda yang ternyata ia adalah Panglima besar Ian Kasela (gak tau nama lain, ck ck ck... siapa y namanya,hm?). Panglima Ian tertawa terbahak-bahak, menggema di seluruh ruang tahta tersebut.

"Cihh! Apa yang kau lakukan, Ian!!" Pangeran berjalan mendekat, lalu terhenti ketika sampai di tengah-tengah ruang tersebut. Ia melirik ke arah kiri dan kanannya, tampak dua orang bertubuh besar, tinggi, mengenakan topeng. Topeng yang satu tampak tersenyum, yang satunya lagi tampak bersedih. Mereka berdua memegang sebilah pedang besar di tangan kanannya dan sebuah tameng di tangan kirinya.

"Hahahaha...." tawa panglima ian, lagi.

"Dengarkan!! Aku datang bukan hanya untuk membunuhmu, tetapi aku datang untuk membasmi seluruh isi kerajaan ini! Hahahaha...." Sambungnya.

"Apa! Kenapa!!"

"Kau tanya kenapa! Benar-benar bodoh! Orang seperti dia mau menjadi Raja, Huh?" Ian menudungkan telunjuknya ke arah Prince Elfris, dan disambut tawa oleh kedua pria bertubuh kekar itu.

"Sebaiknya kau diam saja, bedebah!!!" Prince mencabut pedangnya, "Hiiyaaaaa!!" lalu berlari menghampiri Panglima Ian yang sedang asik menertawakannya.


*Ayooo!! lanjut lagi donk, lagi seru nih! hahahahha...
(sambil ngopi yuk~)

Ian Kasela?