- Quote :
- Ini request dari beberapa orang #sebetulnya males banget buka file cerpen ini lagi, malu-maluin
Ini tugas antro tahun lalu, diminta bikin karya sastra bebas
Berhubung gurunya baik, bahasa gak harus formal, serta ini hasil dari keburu2an saya (kebiasaan procrastinating, ini aja dibikin 2 hari sebelum deadline tanpa mikir) jadi mohon maklum atas kesalahan2 dibawah (tapi krisar tetap gpp toh masih pemula)
CRACKED?!!
“Aku benci banget sama kamu!”
Perkataan itu sungguh-sungguh mengejutkanku meski ia hanya mengatakannya lewat chat di facebook. Belum pernah ia semarah ini, apalagi kalau hanya karena aku mengikuti rapat OSIS. Aku mencoba menenangkan amarahnya tapi ia tetap marah dan akhirnya ia pun mengucapkan sepatah kata sebelum dia offline…
“Kita putus aja.”
****
Keesokan harinya…
Dengan lesu kumasuki ruang kelasku dan kuambil tempat duduk yang agak jauh darinya. Kulihat dia sedang mengobrol dengan beberapa temannya dengan tampang yang (sangat) biasa saja like there’s no yesterday. Akupun menghela nafas dan meminum air yang ada di botolku.
“BBBBBAAAAAAAAAA!!!!”
Aku kaget dan hampir tersedak mendengar suara menyeramkan yang mengejutkan itu. Akupun menoleh. Ternyata benar, si Riko yang teriak dari belakangku.
“Oi, kalo mau ngagetin orang liat situasi dong. Bisa mati kesedak gue!” kataku
“Hehehe, kan JK, Jusuf Kalla,” katanya dengan cara candanya yang selalu khas yaitu memelesetkan kata-kata. Kata-kata… yang selalu aku ucapkan… dan ia anggap gombal… ya… Aku melamun.
“Oi gw duduk disebelah lu ya? Oi, oi! BAAAAAAAAAA!!!!!”
Aku tersadar lagi gara-gara teriakannya itu.
“Ngagetin aja sih lu!”
“Ya sorry… Sorry Sorry Sorry Sorry… Naega naega naega meonjeo… Nege nege nege ppajyeo… Ppajyeo ppajyeo beoryeo, baby. Eh, gw boleh duduk disebelah lu enggak? Hehehe.”
“Malah nyanyi… Duduk aja gih, sini,” kataku. Ia pun terlihat sangat senang bisa duduk denganku lagi setelah setahun penuh aku dan Nia pacaran dan duduk sebangku terus. Aku kembali melihat kearah Nia. Dia betul-betul normal, tega banget sama cowok sendiri! Akupun melihat Riko. Ia terlihat sedang bermain-main sendiri dengan laptopnya sambil mendengarkan lagu dari salah satu band Korea yang baru saja naik daun dengan headsetnya. Weh, dasar maniak Korea, pikirku.
Belpun berbunyi , murid-murid memasuki kelas dan duduk di tempat duduknya masing-masing. Situasi tenang. Pak Brotopun masuk. Tiba-tiba Riko malah berdendang sambil berjoget-joget sedikit.
“Riko!” tegur Pak Broto sambil mengacungkan jari kearahnya sambil memberi aba-aba untuk menutup laptopnya. Riko pun mematikan laptopnya lalu menutupnya sambil sedikit nyengir malu-malu.
Aku tertawa pelan melihatnya. Lalu Pak Broto pun mulai mengabsen murid. Sehabis mengabsen pelajaran fisika dimulai. Penyiksaan habis-habisan diberikan Pak Broto secara bertubi-tubi. Tiap siswa dipanggil satu persatu untuk mengerjakan soal, kalau tidak bisa akan disetrap berdiri 30 menit.
Mengerikan. Namaku dipanggil dan sialnya ia memberikan soal yang betul-betul menyusahkan. Haduh, dari tadi aku gak dengerin materinya lagi, pikirku. Akupun disetrap.Aku lihat Pak Broto menunjukkan senyum kemenangan karena akhirnya berhasil menghancurkanku. Ah, sial, pikirku. Waktu setrapku selesai tepat disaat bel. Berakhir sudah penderitaan ini, pikirku lega. Pak Brotopun pergi diiringi tawa riang semua murid yang hendak merayakan keberhasilan mereka karena sanggup bertahan dari ‘neraka’. Rikopun mendatangiku.
“Eh… Temenin gw beli soto dong,” kataku.
“Koq gak sama pacar lu aja?” tanyanya.
“Jiah… Mau gue traktir enggak?” tanyaku.
****
“Wah, Dit, kalo lu tiap hari kayak gini gue jadi ngeliat lu makin ganteng aja. Gue boleh nambah enggak?” Tanya Riko setelah ia menghabiskan sotonya.
“Gilanik. Mau meras dompet gue ya lu? Satu orang satu porsi aja,” akupun melanjutkan makanku.
“Eh… Gue mau tanya… Koq gue sih yang lu ajak makan soto? Terus koq gue yang lu ajak duduk bareng hari ini? Terus koq lu tiba-tiba gak bisa ngerjain soal Fisikanya Pak Broto padahal biasanya lu bisa menghancurkan dia sampai berkeping-keping? Tumben lu aneh gini…,” Tanya Riko dengan nada yang sangat cepat diikuti tatapannya yang penuh selidik.
“Aduh, emang napa thoooo??? Lagian kan elo yang minta duduk disebelah gue,” kataku.
“Nebak-nebak aja sih… Lo pasti lagi ada masalah ama si Nia!” selidiknya dengan lagak seperti detektif.
“Kagak!”
“Ngaku aja, “ katanya sambil mendekatiku hingga wajahnya tepat didepan wajahku.
“I… ya deh…,” akupun mengaku. Orang macam Riko susah untuk diajak berdebat jadi memang lebih baik mengaku saja.
“Yes!” teriaknya
“Set dah, malah seneng lu!”
“Maksud gue ’yes!’ karena tebakan gue bener…,” katanya.
“Terserah deh,” aku menghabiskan soto yang kumakan.
“Emang ada apa?” tanyanya.
“Gak tau, dia putusin aku lewat FB…,” kataku lesu.
“Ummm, penyebabnya?”
“Gak tau…,”
“Eeeetsss… gak mungkin gak ada penyebabnya. Kalau ada asap pasti ada api!”
“Dia bilang sih gara-gara gue lebih mentingin OSIS daripada dia… Tapi setahu gue dia gak pernah ngomel koq kalau gue ada rapat, malah dulu dia dukung gue buat ikut OSIS …,” kataku.
“Menurut gue, detektif Riko, ada hal yang aneh. Pasti ada penyebab lainnya… Coba aja tanya dia langsung. Maksud gue konfirmasi, minta kepastian sama dia,” katanya
“Kepastian soal?”
“Statusmu.”
“GUE UDAH PUTUSSSSS!!!” teriakku kesal.
“Udahlah tanya aja dulu… Kadang-kadang kenyataan di dunia maya itu berbeda dengan dunia nyata, lagian bisa aja dia tuh cuma emosi,” katanya.
“Males,” kataku lesu.
“LLLHHOOOOOO!!! Wooo udah disuruh masih gak mau juga!” teriaknya sambil menarik kerah bajuku. Aku memberontak tapi tidak bisa lepas dari tarikannya. Iapun membawaku kedepan kelas. Setelah mengecek situasi iapun mendorongku hingga menabrak seseorang. Kamipun terjatuh. Aku bangun dan melihat siapa yang kutabrak. Eh… Nia!
“Eh, Rad…,” katanya kaget
“M-maaf!” aku langsung lari keluar.
“HHEEE, DITH!” teriak Riko yang mengintip dari luar. Dia tidak sempat menangkapku.
****
Nia keluar dari kelas.
“Radith napa sih?” tanyanya
“Itu lho…”
****
Pulang sekolah
Kurebahkan diriku ditempat tidur. Aku betul-betul malas hari ini, tidak ada yang bisa kulakukan lagi. Tidak ada rapat OSIS, gak bisa pacaran, gak ada PR, gak ada ulangan. Malah jadi bingung rasanya. Enaknya ngapain ya? Iseng-iseng kubuka account FB ku lewat laptop dan tiba-tiba aku diajak chatting sama Riko.
- Quote :
- eh, dit
01.49
napa lagi? 01.50
katanya si nia gak ol kemarin… 01.50
Aku kaget melihat tulisan itu. Terus siapa yang chat sama aku? Apa accountnya di-crack orang lain?
- Quote :
- masa? :/
01.50
yeh malah pasang tampang cuek… dia yang bilang tauk =='a 01.51
lo minta konfirmasi ke dia?! 01.51
hehehe sorry… -w-
kalo gak gitu siapa lagi yang tanya? 01.51
swt 01.52
Aku langsung log out. Aku sedang terlalu malas untuk membahas hal itu. Akupun tertidur. Waktu bangun ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06.30. Lama juga tidurku. Di HPku ada sms dari Riko.
- Quote :
- Udahlah, kan cuman salah paham.
Baikan aja… -w-
Sender : Riko ・∀・
Sent : 06 / 10 / 11 02:03 PM
****
Keesokan harinya
Hari ini memang hari yang betul-betul tepat untuk bermalas-malasan. Tapi tiba-tiba tidurku terganggu karena HP ku berdering. SMS dari Riko lagi.
- Quote :
- Gila lo ngapain pasang status kayak gitu, untung gw hapusin.
Sender : :Riko・∀・
Sent : 07 / 10 / 11 08.09 AM
Ada apa lagi ini… Pagi-pagi koq udah dibikin mendung…
- Quote :
- Status apa, bu????
Sent : 07 / 10 / 11 08.10 AM
- Quote :
- Gak tau pokoknya bunyinya ngejek2 si Nia
Sender : :Riko・∀・
Sent : 07 / 10 / 11 08.15 AM
Eh? Orang kemarin habis makan malam aku langsung tidur… Kok mendadak dibilang gitu… Wah, firasatku buruk. Jangan-jangan account ku ikutan di-crack lagi… Firasatku buruk. Akupun langsung menyalakan laptopku dan membuka facebook. Tidak ada perubahan. Mungkin memang sudah dihapus… Eh, tunggu dulu, darimana si Riko tahu pass ku? Ah… dia kan hacker, gampang lah tahu gituan, pikirku.
Tunggu dulu…
Segera kuambil HPku dan menulis SMS untuknya.
- Quote :
- Bilang aja lu yang crack gw!!!
Sent : 07 / 10 / 11 08.22 AM
- Quote :
- Eh? Apaan? OAo|||
Sender : Riko ・∀・
Sent : 07 / 10 / 11 08:23 AM
- Quote :
- Lu… crack gw kan?
Sent : 07 / 10 / 11 08.22 AM
- Quote :
- Kagak… Gw, gw tadi pagi cuma hack lu buat hapus status lu itu tauk. Status lu tuh diliat sama si Nia terus dia ngomong ke aku soal itu, makanya gw hapus. Lagian kenapa juga gw hrs crack account kalian?
Sender : Riko ・∀・
Sent : 07 / 10 / 11 08:23 AM
- Quote :
- “Gak percaya, bzzt.”
Mana buktinya?”
Sent : 07 / 10 / 11 08.22 AM
- Quote :
- KALO GW CUMA MAU CRACK ELO NGAPAIN GW NOLONGIN ELO COBA??? LAGIAN HACKER TUH GAK BOLEH NGEBOBOL SEENAKNYA, UDAH ADA ATURANNYA!!! Bukti? Gw gak punya. Ah tauk ah gelap, susah amat ngomong ama lu. Terserah mau percaya atau enggak. Yang pasti saran gw ubah aja pass lu.
Sender : Riko ・∀・
Sent : 07 / 10 / 11 08:23 AM
Aku kaget dengan balasannya itu. Lha kalau bukan kamu siapa lagi yang merupakan hacker? Tapi memang aku ini terlalu cepat menyimpulkan soal hal ini. Tapi siapa yang crack accountku dan Nia?
****
Seorang anak berjalan ke laptop berwarna ungu itu. Ia menyalakannya.
****
Rasanya terlalu malas untuk bangun. Otakku terasa berat sehingga aku sendiri seperti tidak dapat menggerakkannya. Semalaman kemarin aku begadang hanya untuk berpikir siapa yang crack profilku dan profil Nia. Siapa ya… Tega banget nge-crack profil orang kayaknya gak punya profil sendiri aja, pikirku.
Kurasa aku tidak akan bisa menyelesaikannya sendiri. Mungkin harus minta bantuan orang, dan orang yang paling tepat hanya Riko karena dialah yang ahli soal hal ini. Tapi, kemarin aku sudah mengomeli dia. Pasti dia sangat marah denganku. Tapi akhirnya sedikit kuberanikan untuk meng-SMS dia.
- Quote :
- Oi…
Sorry ya yang kemarin
Sent : 08 / 10 / 11 06.22 AM
Ditunggu-tunggu… Satu jam, dua jam… Gak dibalas juga. Mungkin memang dia marah sama aku. Bodohnya aku, pikirku. Tiba-tiba ada sms datang. Akupun segera melihatnya.
- Quote :
- Mama beliin aku pulsa 20rb dong, aku ditangkap polisi.
Sender : 087835******
Sent : 08 / 10 / 11 08.34 AM
Penipu. Kubanting HPku ke tempat tidur, tidak lama kemudian HPku berdering lagi. Kali ini telepon dari Riko. Tanpa buang waktu langsung kuangkat teleponnya.
“Oi, kerumahnya Nia gih, gw udah nemu pelakunya!” katanya dari seberang sana.
“Eh?”
“Udah jangan tanya-tanya dulu. Pulsa gue habis!”
Telepon ditutup. Kebiasaan…
****
“Eh, dek Elsa mana?” tanya Riko sambil mengutak-atik laptopnya Nia di meja makan.
“Ah, lagi pergi sama temannya,”kata Nia.
“Ada apa?” tanyaku sambil mendekati mereka.
“Hei, Dith. Sini! Gue udah nemuin pelakunya. Sebelumnya gue mau kalian saling minta maaf dulu karena memang ini cuman salah paham…,” kata Riko sambil senyum-senyum.
“Ya udah deh… Tunggu dulu, ngapain kita yang minta maaf?! Yang salah kan si cracker, harusnya dia yang minta maaf ke kita!” kataku
“Oops lupa, sorry… Sorry, sorry, sorry…” katanya
“Stop, stop. Oke, to the point aja. Siapa orangnya?” tanyaku.
“Sabaran dong. Nih gue jelasin sekarang. Sebetulnya gue gampang-gampang aja menemukan si pelaku karena kemarin setelah menghapus status Radith gue sempat meng-track IP dari account FB kalian semua. Dan semuanya sama, sama dengan IP laptop ini,” katanya sambil mengangkat laptop ungu milik Nia yang telah menyala sebelum ia menaruhnya kembali di meja kayu yang bagian atasnya dibaluti kaca itu.
“Nih gw tunjukin dulu history yang ada di web browser ini. Sepertinya memang beberapa hari ini si ‘pemilik’ sangat sering membuka FB…,” lanjutnya sambil menunjukkan history di web browser berlambang lingkaran yang dikelilingi serigala berapi.
“Lha tapi aku lagi enggak buka laptop koq beberapa hari ini. Adikku yang memakainya beberapa hari ini,” kata Nia.
“Nah! Berarti dia,” katanya dengan lagak seperti detektif.
“Eh? Dia? Mana mungkin… Emang dia bisa hacking? Emang dulu dia pernah bilang mau jadi kayak kak Riko tapi disuruh nge-hack aja gak bisa…,” kata Nia lagi.
“Bisa aja, mudah koq. Pakai aplikasi ini,” katanya sambil menunjukkan sebuah aplikasi hacking portable yang ada disebuah USB.
“USBnya adikku?”
“Iya. Aplikasi ini berfungsi untuk mengetahui password dari orang-orang yang pernah memakai browser di komputer atau laptop tempat dimana USB ini ditancapkan. Radith, kalau gue enggak salah kamu pernah memakai laptop Nia untuk membuka account FBmu, kan?” Tanya Riko.
“Iya… Berarti pass-ku bisa terlihat dari aplikasi itu?!” tanyaku.
“Tepat!” katanya.
“Eh… Elsa tuh gak bisa hacking… Wah pusing aku!” kata Nia berusaha membela adiknya.
“Tapi bisa cracking. Sama aja kan? Lagian zaman sekarang ilmu hacking itu bisa dipelajari dengan mudah tahu…,” kata Riko.
“Berarti… Wah gue bener-bener minta maaf sama lu ya udah nuduh lu yang enggak-enggak kemarin,” kataku.
“Ah, gak pa pa, kita kan teman. Harus saling tolong menolong dan memaafkan,” katanya.
“Ah, anak itu emang keterlaluan! Dulu laptopku ini rusak ya gara-gara dia itu, sok-soknya mau hacking malah naruh virus di laptop ku. Keterlaluan memang…,”
“Ah, aneh-aneh saja,” kata Riko.
“Tapi kalau dipikir-pikir emang bisa saja dia pelakunya sih… soalnya ada alasan lain,” kata Nia.
“Eh, apa?” tanyaku dan Riko bersamaan.
“Dia sering bilang benci sama kak Radith karena aku jadi jarang ngurusin dia. Padahal tiap hari diurusin melulu,” kata Nia.
“Errr, pantesan aja… Baru tau ternyata adik lu berpikir kayak gitu soal gue,” kataku bingung.
“Pantesan aja… Heh, emang anak-anak kecil tuh caper banget… Dasar… Tapi yang penting case closed, meski kita gak bisa ketemu sama pelakunya sekarang… Yah lupakanlah, anggap aja ini cuma salah paham.” kata Riko sambil bersiap keluar rumah.
“Eh, tunggu!” kataku.
“Napa?”
“Ayo ke kafe, gue traktir lu sebagai tanda minta maaf dan terimakasih. Nia juga boleh ikut.”
“Beneran? Wah kamu bener-bener ganteng deh, Dith!” kata Riko
“Gilanik…”
****
Malamnya…
Anak itu sedang berada di warnet. Ia terpaksa harus menyelesaikan tugas presentasinya di warnet karena kakaknya mengomelinya dan tidak memperbolehkan dia memakai laptopnya lagi dengan tuduhan telah meng-crack account FB kakaknya, suatu tindakan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Ia menyempatkan diri membuka account e-mailnya. Ada 14 e-mail baru masuk. Yang terbaru dari seseorang yang e-mail address-nya tidak dapat dilihat.
- Quote :
From : anonymous
To : elsa.angela**@yahoo.com
Subject : Hey
Gimana rasanya? Udah puas?
Jangan pernah lu coba-coba menandingi gue tau lu bakal ngerasain yang lebih parah lagi…
****
END #iseng2 bikin ending rada gantung ceritanya (tapi sebetulnya gampang ditebak), yang ada guru gw yang pusing sendiri
- Quote :
- NB :
Hacker dan cracker itu beda. Hacker itu biasanya jebol sistem informasi buat mencari kelemahan dari sistem itu dan memberitahukannya kepada perusahaaan web itu supaya web itu bisa jadi lebih baik, sementara cracker biasanya jebol sistem operasi ya untuk mengacaukan, misalnya ya buat mencuri data milik orang lain, dll. dsb. dst. Jadi kalo ada temanmu yang accnya di crack lalu ngomong, "Account ku di hack!!!" itu sebetulnya salah. Seharusnya, "Account ku di crack!"
kabur ah sebelum dikeroyok gara2 spamming pake cerpen busuk
Ada yang kenal gw dari cerpen ini? Berarti kita dulu sekelas