SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Cerbung "True Soulmate????" Part 1

Go down 
2 posters
PengirimMessage
Dwiya A Rizkani
Penulis Pemula
Penulis Pemula
Dwiya A Rizkani


Jumlah posting : 102
Points : 153
Reputation : 1
Join date : 08.07.12
Age : 34
Lokasi : Makassar

Cerbung "True Soulmate????" Part 1 Empty
PostSubyek: Cerbung "True Soulmate????" Part 1   Cerbung "True Soulmate????" Part 1 EmptyFri 20 Jul 2012 - 12:09

Mata indah itu menatapku dengan garang. Senyum hilang dari bibirnya yang manis. Aku tahu amarah tengah menguasai benaknya. Tapi aku tak mampu berkata. Semuanya tenggelam dalam keheningan yang mencekam. Lama tak ada suara selain hembusan nafas dan detak jantung yang berirama. Detak jantungnya yang cepat karena kemarahan, dan detak jantungku yang berdebar cepat karena ketakutan. Aku menanti setiap kata yang akan keluar dari bibirnya. Menunggu setiap cacian, makian, sumpah serapah, atau mungkin pengampunan darinya.

“Mengapa kau lakukan ini padaku?” Desisnya pelan dengan nada murka.

Aku menunduk. Aku tak mampu memberikan penjelasan apapun padanya. Karena aku tahu aku yang salah.

“Apa yang kau pikirkan? Apa kau tak memikirkan perasaanku?” Serunya. Kali ini dengan nada tinggi.

“Aku tak bermaksud menyakitimu. Aku..”

“Lalu mengapa tak terpikirkan sedikitpun olehmu jika ini bisa menghancurkan hubungan kita? Menghancurkanku.” Potongnya sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku.

Aku menghela nafas pelan. Berat. Seakan-akan tak ada udara yang bisa kuhirup. Kutatap wajah wanita yang sangat kucintai itu. Aku tak bisa mengelak apa-apa lagi. Semuanya sudah terekam jelas di benaknya.

“Aku tahu aku salah, Ami. Aku tahu aku menyakitimu. Tapi aku minta maaf. Aku..aku...benar-benar khilaf melakukannya.” Ucapku pelan. Kugenggam tangannya dengan erat. Harapku penjelasanku bisa meluluhkan hatinya.

“Tak ada apa-apa lagi yang kita perlu bicarakan sekarang. Aku tak bisa lagi menolerir semua ini. Kau tahu aku sangat mencintaimu. Pikirku, aku sudah cukup layak menjadi satu-satunya yang bisa kau miliki. Tapi ternyata kau mengharapkan lebih. Aku tak bisa. Aku tak benar-benar bisa memaafkanmu. Aku tak percaya kau mengkhianatiku setelah semua yang kita lalui bersama. Aku benar-benar marah denganmu. Ternyata cintaku tak cukup bisa membuatmu merasa senang. Mungkin kita memang tak ditakdirkan bersama. Sudah cukup banyak yang bisa kumaafkan darimu. Tapi tidak ini. Maaf..” Ami menarik tangannya dari genggamanku. Dia tidak menangis ketika mengucapkan kata-kata itu. Dagunya mengeras dan tatapannya tajam kepadaku. Perbuatanku benar-benar menyakitinya sampai aku tak punya lagi alasan untuk mengelak.
Perpisahan sudah jelas di pelupuk mataku. Hal yang tidak pernah terpikirkan olehku selama 3 tahun masa pacaran kami. Hal yang selalu kutakutkan. Aku tak mampu berpikir bagaimana hidupku tanpa Ami.

Ami mengambil tasnya dan berjalan meninggalkanku yang masih duduk termangu di bagian sudut kafe yang selama pacaran menjadi tempat yang sangat kami sukai. Bahkan para pelayan dan pemilik kafe itu sudah sangat kenal dengan wajah kami. Tempat yang dulu menjadi saksi ikatan cinta kami. Sekaligus kini menjadi saksi hancurnya hubungan kami. Aku tiba-tiba tak punya tenaga. Aku tak kenal lagi tempatku berpijak. Udara seakan-akan habis untukku. Matahari seakan-akan tak bersinar lagi. Aku hancur dan tak ada yang bisa mengubah keadaan ini untukku.
***

Aku tak tahu lagi sudah jam berapa saat aku terbangun. Dan sudah berapa lama tepatnya aku tertidur. Kepalaku pening. Tapi yang lebih parah lagi adalah hatiku. Seperti luka menganga yang disaput garam dan dibubuhi asam. Perih.
Selama 2 Hari setelah Ami memutuskanku, aku tampak seperti orang linglung. Hanya Iman yang ada di dalam hatiku yang menjagaku agar tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak diriku. Aku tak bisa berbuat apa-apa ketika tak ada Ami di sisiku. Ia Nafasku, Ia Jiwaku, Ia hidupku. Semua yang kumiliki hanya untuknya. Sedangkan Melly, gadis yang kupacari ketika Ami tak ada, adalah gadis yang kukagumi. Aku baru menyadarinya sekarang. Cinta dan sayangku kepada Ami jauh dan jauh lebih besar daripada sayangku kepada Melly. Mau tak mau, pikiranku terulang kembali saat aku bertemu dengan Melly. Gadis yang menjadi penyebab putusnya hubunganku dengan Ami. Mungkin aku tak boleh menyalahkannya. Dia hanya korban. Korban ketamakanku yang ingin memiliki lebih. Padahal sudah ada seorang gadis yang menerimaku apa adanya. Mencintaiku sepenuh dan setulusnya. Tapi aku buta. Aku bahkan tak mengingatnya saat aku menjalin perselingkuhan dengan Melly ketika Ami berangkat ke Australia.

Pertemuan itu terjadi 2 pekan setelah Ami berangkat ke Australia. Melly adalah karyawan baru di perusahaan tempatku bekerja. Sebagai Manajer HRD, akulah yang mewawancarainya ketika pertama kali ia datang melamar kerja di perusahaanku. Wajahnya yang ayu dengan lesung pipi yang sangat menggoda. Kulitnya putih dan cara berbicaranya sangat lembut. Waktu itu aku tak bisa membedakan antara kagum dan suka.

Setelah resmi diterima bekerja, hubungan kami semakin erat. Bahkan bukan hanya sebatas hubungan antara rekan kerja. Hubungan kami berlanjut menjadi pertemanan yang akrab. Melly adalah gadis yang sangat supel dan juga pendengar yang baik. Bukan hanya itu, dia juga humoris dan suka memberikan solusi ketika aku ada masalah.

Secara tak sadar, saat itu aku mulai membanding-bandingkan antara Ami dan Melly. Nafsu memiliki lebih membuatku melupakan hati nurani. Apa lagi saat itu, hatiku sering merasa rindu dengan Ami. Karena kepergiannya ke Australia untuk sekolah membuatku hampir selama 5 bulan tak pernah bertemu dengannya. Dan ternyata aku melampiaskan rasa rindu itu dengan mencari orang lain yang mungkin bisa membuatku sejenak melupakan Ami.

Setelah hampir 6 bulan mengenalnya, aku menyatakan cinta padanya. Saat itu, ia tak tahu aku masih menjalin hubungan dengan Ami. Bahkan, aku masih sangat dekat dengan Ami. Setiap hari aku masih menelepon Ami. Benar-benar hubungan yang tidak diketahui oleh kedua wanita malang itu.

Aku terlena dengan perasaan senang karena memiliki 2 orang wanita yang sangat baik hati dan sempurna dengan kelebihan masing-masing. Mereka sempurna dengan caranya masing-masing. Ami yang tegas dan cerdas. Dan Melly yang baik dan lembut. Meskipun tak secerdas Ami, Melly selalu bisa membuatku nyaman berbicara dengannya. Itu yang membuatku enggan mengakhiri perselingkuhanku.

Aku belum sadar bahwa hubungan yang didasari kebohongan tidak akan pernah menemui sisi terang. Mina sahabat Ami yang kebetulan satu tempat kerja denganku sudah sering kali menasihatiku. Tapi aku memaksanya tutup mulut. Dengan alasan aku tak serius dengan Melly. Kata-kata yang nanti akhirnya menjadi bumerang bagi diriku sendiri.
***

Hari itu sudah 4 bulan aku menjalin hubungan dengan Melly. Yang kebetulan juga hari 3 tahun masa pacaranku dengan Ami. Aku tak pernah menyangka Ami akan pulang untuk merayakan hari jadian kami. Aku mengira ia tak bisa pulang karena sibuk dengan ujiannya. Seperti yang ia katakan 2 hari sebelumnya. Dan disitulah awal semua kebohonganku terkuak.

Aku berada di Mal bersama Melly untuk menemaninya berbelanja. Hal yang selama berpacaran dengan Ami tak pernah kulakukan. Ami yang saat itu ingin memberiku surprise, setelah tiba di makassar langsung ke rumahku bersama Mina. Mina yang mengetahui aku tengah bersama Melly sempat melarang Ami datang ke rumahku, tapi Ami bersikeras untuk mengunjungi rumahku.

Entah mengapa, saat itu Melly juga ingin datang ke rumahku. Alasannya ia ingin memasakkanku sesuatu. Untuk merayakan hari jadian kami. Aku mengiyakan saja karena ia memang sering datang ke rumahku. Ketika turun dari mobil, aku melihat Ami dan Mina duduk di teras depan rumahku. Menatapku dengan tatapan rindu. Yang langsung berubah menjadi tatapan heran ketika melihat Melly juga turun dari mobil. Mina tampak pucat. Tahu bahwa kebohongan kami akan segera
terkuak.

“Siapa itu?” Tanya Melly heran padaku setelah berhadapan dengan Ami

”Aku yang semestinya tanya kamu siapa? Kok bisa ada di mobil Ando.” Ami balik bertanya dengan nada kesal.

“Ami pulang yuk.” Ajak Mina. Sadar suasana mulai memanas.

“Kamu apa-apaan lagi? Aku gak bakal meninggalkan tempat ini sampai dapat penjelasan dari Ando.” Ujar Ami sambil menatapku. Dilepaskannya pegangan tangan Mina di lengannya.

“Ami ini...”Aku tak mampu melanjutkan kalimatku.

“Jelasin sekarang atau tidak sama sekali.” Ancam Ami

“Aku Melly. Pacar Ando.” Tiba-tiba Melly mengumumkan dirinya sendiri sambil mengulurkan tangannya. Mungkin ia merasa perlu menjelaskan agar kesalah pahaman ini dapat diredam.

Ami terlihat shock mendengar kata-kata Melly. Wajahnya menegang dan matanya membelalak. Pandangannya kembali ke arahku. Meminta penjelasanku.

“Kami sudah 4 bulan pacaran dan hari ini hari jadian kami.” Melly kembali melanjutkan penjelasannya.

Tiba-tiba Ami menarik tangan Mina dan mengajaknya meninggalkan rumahku. Aku yang kebingungan segera mengejar Ami.

“Ami, tunggu aku bisa menjelaskan semuanya.”Mohonku sambil menahannya pergi.

“Aku gak mau mendengar apapun.” Kata Ami dingin. Lalu segera menaiki mobilnya dan meninggalkanku yang masih berdiri.

“Ando, aku gak mengerti. Siapa cewek yang kamu panggil Ami tadi?” Tanya Melly
setelah aku berada di dekatnya.

“Dia Ami. Pacarku sejak 3 tahun yang lalu.” Jawabku pelan.

Melly terdiam dan kelihatan kaget mendengarkan jawabanku.

“Lalu mengapa kau tak pernah bilang? Selama ini kita selalu bersama. Aku tak pernah melihat kamu bersama perempuan lain selainku.”

“Selama ini, Ami kuliah di Australia.”

“Dan kamu gak pernah ngasih tahu aku kalau kamu udah punya pacar? Kamu malah menjalin hubungan denganku padahal kamu masih punya pacar. Apa kamu sadar, kalo perbuatan kamu ini, bukan hanya nyakitin dia? Tapi nyakitin aku juga. Aku gak pernah sekalipun Ando, suka dan sayang seseorang seperti kamu.” Ucapnya. Kali ini sudah berlinang airmata.

Aku mengusap pelan airmata yang mengalir di pipi Melly. Aku sadar telah menyakiti dan menghancurkan dua hati sekaligus. Melly menepiskan tanganku.

“Kamu harus kembali ke Ami. Berikan penjelasan sama dia. Aku gak mau kalo kalian putus. Aku rela. Aku yang salah.. seandainya kita gak pernah ketemu.” Melly terus menerus mengucapkan kalimat penyesalan.

“Kamu gak salah. Aku yang salah. Jangan menyalahkan dirimu seperti ini. Aku merasa semakin muak dengan diriku sendiri. Aku yang rakus. Aku yang jahat. Kamu tidak salah sama sekali.” Aku menggenggam tangannya dan meremasnya pelan.

Melly menarik tangannya.

“Aku harus pergi. Aku gak pantas lagi ada disini.” Melly lalu pergi. Tanpa mampu aku larang dan aku kejar. Aku mengutuk diriku sendiri. Kebodohanku.

***
Kembali Ke Atas Go down
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Cerbung "True Soulmate????" Part 1 Empty
PostSubyek: Re: Cerbung "True Soulmate????" Part 1   Cerbung "True Soulmate????" Part 1 EmptyFri 20 Jul 2012 - 13:41

dwiii...pecinta romance ya...

Quote :
“Kami sudah 4 bulan pacaran dan hari ini hari jadian kami.” Melly kembali melanjutkan penjelasannya.

btw kok rada aneh ya kata2 yg ini...
kcuali klo udh 4 tahun/1 tahun... iya gak sih?
apa ngrayainny per bulan??? nyengir

Kembali Ke Atas Go down
Dwiya A Rizkani
Penulis Pemula
Penulis Pemula
Dwiya A Rizkani


Jumlah posting : 102
Points : 153
Reputation : 1
Join date : 08.07.12
Age : 34
Lokasi : Makassar

Cerbung "True Soulmate????" Part 1 Empty
PostSubyek: Re: Cerbung "True Soulmate????" Part 1   Cerbung "True Soulmate????" Part 1 EmptyFri 20 Jul 2012 - 13:52

iyaaaaa kak.... hehehhe.. di dunia nyata kan susah mencari keromantisan (alaaaah) makanya suka berkhayal gitu and jadi tulisan deh... hehehehe
shy

hehehe.. klo itu curcol pengalaman pribadi yang suka ngerayain per bulan.. hohohoho
centil
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Cerbung "True Soulmate????" Part 1 Empty
PostSubyek: Re: Cerbung "True Soulmate????" Part 1   Cerbung "True Soulmate????" Part 1 Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
Cerbung "True Soulmate????" Part 1
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Cerbung "True Soulmate????" Part 3
» Cerbung "True Soulmate????" Part 2
» Cerbung "Love Resistance" Part 1
» Cerbung "Love Resistance" Part 2
» Cerbung "Love Resistance" Part 3

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: