Hati kian terluka, lukaku ditambah-tambah
Kesendirian ini kian buatku terasa makin terpuruk dalam keheningan dingin-nya malam kian sepi, hati yang meraba-raba mencoba mencari celah atas jawaban dari pertanyaan jiwa.
Apa kabar-nya dy “kekasih hatiku” diasana???
Tetesan airmata ini terasakan makin deras, meneres mengucurkan dipipi bak hujan deras yang di-iringain dengan angin tornado yang maha dasyat yang menghantam rindu dihatiku yang kian berambah-tambah…
Namun, harapanku rindu ini akan hilang,…
Makinku ingin melupai, kian ku terasa merenungi
Makinku ingati, kian hatiku mendalami
Tentang arti dari “kesendirian” ini
Tak terasa lamanya waktu berjalan
Baru ini lach ku merasakan sepi, merasakan kesepian hati dan jiwa
Kesendirian tanpa canda dan tawanya, sendiri dengan tetesan air mata yang selalu setia menemani-ku di tiap-tiap detik hidup-ku, tiap desahan hembusan nafas-ku
Temani dibangun dan tidurku, di perjalanan panjang hidup-ku
Dan malam ini, kurasakan sendiri,… sendiriku dengan sepi yang selalu menemani yang buatku kian luka dan terluka
Buatku sadar akan arti dari kebersamaan tentang “cita dan cinta”
Kesepian ini kian kurasa teramat dalam, teramat sangat buatku merasakan amat kesepian dan makin kurasakan makin-ku terluka, kianku cerna kian ku serapi arti dari hidup sendiri yang serasa buat kurasa semakin bertambah-tambahmenyiksa-ku, menyiksa bathinku, menyiksa jiwa dan raga-ku…
Disini, tempat ini, tetesan air mata ini jadi saksi bisu akan ketulusan hati-ku, kemurnian cinta-ku, kesungguhan jiwa-ku dan kesucian kasih-ku
Yang hanya ku persembahkan untukmu seorang
“kekasih hati-ku, pujangga cinta-ku, penakluk jiwa-ku, pembangkit gelora asmara-ku, pujaan_ku”
Saksi “cinta”
Kumerasakan kian terluka, padahal baru tadi kita bersama,…
1malam tak bertemu hati-ku kian terasa syahdu, hati ini kian merindu rasa jiwa-ku yang ingin segera bertemu,…
Akankah sama yang ku rasa??? Apakah kau juga merasakannya???
Ku takut cinta ini terasa bak nyanyian yang “sumbang”, bak kata yang tak berujung dengan canda dan tawa yang buat-ku terluka, kalimat tak bermakna,. . .
Tanpa sautan ataupun balasan akan cinta dari-mu “pangeran” hati-ku
Ingin-ku hadir-mu disini, temani malam sepi ini
Meluruskan jalan-ku ini, membetulkan semua “benang’ kusut hidup-ku ini, merangkul-ku menjalani jiwa yang lara, memeluk-ku yang kian ketakutan tentang rasa yang ku fikir nyata
Mengatakan “asa” buruk tentang cinta kita, nyata-nya nyanyian cinta ini “merdu” kata-kata akan berujung, canda dan tawa-mu akan selalu hadir dan akan tetap setia temani-ku, temani setiap detik hidup-ku, tiap langkah kaki-ku, tiap senyum dan tangis-ku… bersama kita dalam suka ataupun duka,…
Kedatangan-mu kian kutunggu, sesuai dengan janji-mu
Janji yang pernah kau ucapkan dulu, semasa bersama kita bersama,…
Minggu ini, akhir batas akan ikrar janji setia-mu
Kedatanganmu kian ku tunggu, kuharap-kan hadirmu membawa segenap cinta untukku
Membawa kabar bahagia untuk-ku, menepati janji-mu pada ku
Janji untuk se-iya dan se-kata bersama setia selamanya lewati hari-hari bahagia ataupun duka, bersama dengan 1cinta untuk selamanya
Akankah ini janji hanya mimpi semata??? Ataukah janji yang akan menjadi nyata???
12-4-12 jadi saksi nyata, disini kutemukan jawabannya
Februari jadi saksi cinta kita, April jadi saksi ikrar cinta
Dan,… bulan yang lainnya menjadi saksi tentang perjalanan cinta “kita”