Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 232
Genre : Drama, Spiritual, Fantasy, Romance
Buku ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Brida yang sedang memilih dan menjalani pilihan hidupnya. Dia menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidapn seperti bagaimanakah caraku mengetahui Pasangan Jiwaku?
Awalnya alasanku membeli buku ini adalah pertanyaan tsb. di atas. Siapa yang tidak ingin mengetahui Pasangan Jiwanya?
Dari sinopsisnya saja aku sudah mengira kalau buku ini pasti 'berat', buku yang membuat orang berpikir tentang kehidupan, tentang memilih jalan hidup, tentang dunia spiritual, tentang cinta dan tentang diri sendiri. Buku macam ini adalah buku yang bisa membuatku sakit kepala dan merenung berhari-hari di kamarku, di atas kasur yang empuk.
Contohnya adalah cerita tentang Malam Kelam. Ketika itu Brida ditinggalkan seorang diri oleh gurunya di suatu tempat di dalam hutan, di malam hari. Dia harus mempelajari sesuatu di tempat itu. Dan dia hanya bisa menemukan yang ia pelajari jika ia berada di situ
sendirian malam-malam. Malam itu Brida belajar untuk lebih percaya pada Tuhan yang melindunginya dari serangga, kalajengking, ular dan hal-hal yang menyeramkan lainnya. Malam itu ia belajar untuk menangani ketakutannya.
Dialog Brida dan gurunya, juga hal-hal yang ia alami menjelaskan tentang kehidupan, tentang manusia dan makna-makna hidup yang ditulis secara simbolik.
Dari segi kisah cinta, Paulo menyampaikan kisah yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Dalam buku itu Brida diberitahu cara mengetahui Pasangan Jiwanya. Hal yang menarik dan bikin penasaran selama membaca buku itu adalah apakah Brida akan berakhir bersama pacarnya atau pasangan jiwanya? Aku sebagai pembaca berharap dia bersama pasangan jiwanya tapi sedih juga kalau ia harus meninggalkan pacarnya yang sangat baik hati itu. Pacarnya sangat pengertian dan selalu menemani Brida meskipun apa yang dipelajari Brida tampak tidak masuk akal.
Dan karena tidak sabar aku langsung loncat membaca bagian akhir buku itu. Meskipun aku sudah mengetahui akhirnya, aku masih penasaran dengan isi cerita di tengah-tengahnya. Buku ini cukup mampu menghasutku untuk melihat proses perjalanan hidup seseorang.
Hal lain yang agak menggangguku tentang buku ini adalah tidak ada moment menegangkan. Mungkin karena terbiasa baca buku petualangan jadinya terasa janggal.
Overall buku ini buku yang terlalu berat untukku. Kayak harus minum brotowali. Namun, buku ini punya keindahannya sendiri. Cara penyampaian simbolik tentang makna hidup, pemotongan paragraf yang tepat dan kisah cinta yang seperti tiramissu (pahit tapi manis) adalah keindahan yang kutemukan dalam buku ini. Dan untuk kesekian kalinya aku tenggelam dalam emosi tokoh-tokohnya, terutama Pasangan Jiwa Brida. Semua hal itu membuatku berpikir bahwa buku ini lebih cocok untuk pembaca dewasa yang suka berpikir, yang menganggap film Batman lebih bagus daripada Avenger.
Sekian resensiku tentang Brida. Terima kasih sudah membaca.