-PARASIT!!

“Tidak Ren, jangan lakukan itu pada ku”

“Ayolah Jane, jangan seperti anak kecil. Ini tidak menyakitkan koq”

“Tidak..!! aku tidak mau!!”

“Bukankah kau mengatakan kau sayang pada ku Jane, jadi ku mohon lakukan ini untuk ku”

“Tapi bukan seperti ini caranya Ren! Lebih baik aku mati saja!”

“Maaf Jane, tapi ini untuk kebaikan mu”

***
“Bagaimana keadaannya Ren?”

“Dia baik-baik saja, aku baru memberinya obat, sekarang ia sedang tidur”

“Syukurlah, tapi mengapa pipi mu merah?”

“ah ini, tadi aku dipukul saat mau menyuntikan obat padanya”

“Hahahaha,,, dasar Jane, belum hilang juga ternyata phobianya terhadap jarum suntik”

“Salah ku juga sih, biasanya aku menyuntikan obat saat ia tertidur. Tapi, hari ini dia sulit sekali tidur. Aku tak tau apa yang akan terjadi kalau aku terlambat memberinya obat”

“Yang kau lakukan sudah benar, mungkin sekali-kali dia harus melawan rasa takutnya”

“Yah, padahal dibanding jarum suntik, dia dibayangi hal yang lebih menakutkan”

“Sudahlah Ren, aku yakin Jane pasti kuat. Dan kau juga dokter yang hebat, jadi kalian pasti bisa mengatasi hal ini bersama-sama”

“Semoga saja Al...”

***
Ren, maafkan aku. Sekali lagi aku membuat mu khawatir. Sekali lagi aku menyakiti mu. Aku tak tahu Ren, apa yang terjadi pada ku. Sakit itu selalu datang tiba-tiba, dia tak pernah memberi ku waktu untuk melawan. Dan semua itu semakin bertambah perih saat aku melihat wajah cemas mu. Wajah menyedihkan yang membuat aku lunglai tak berdaya.
Aku telah memikirkan ini dengan baik Ren, ini adalah jalan yang terbaik bagimu juga bagi diriku. Aku sudah tak sanggup lagi menahan semua ini, aku tak sanggup melihat derai airmata saat kau melihat ku tak berdaya.

***
“Jane, kau sudah sadar”

“Aku, dimana?”

“Kau dirumah sakit. Oh Jane, apa kau ingin membunuh ku? Kenapa kau melakukan semua ini. Kau tahu, aku seperti gila saat melihat kau berlumuran darah seperti itu. Kau membuat otak ku meledak”

“Maaf kan aku Ren, ku pikir ini jalan yang terbaik untuk kita berdua, aku sudah tak sanggup lagi melawan rasa sakit ini, aku juga tak ingin kau selalu bersedih karena aku”

“Kenapa kau berfikir seperti itu. Ini bukan yang terbaik, kau tahu? Dan lagi kau tak merasa kasihan pada bayi kita jika nanti ia lahir tanpa sempat melihat wajah ayahnya?”

“Bayi?? Maksud mu?”

“Aku hamil Jane, aku sedang mengandung anak kita”

“Mustahil..”

“Jangan berkata seperti itu. Tak ada yang mustahil, kau suami ku dan kau laki-laki terbaik yang ada di kehidupan ku setelah ayah ku.”

“Tapi.. aku kan..”

“Sakit mu tak menjadi alasan kau tak dapat memberi kebahagiaan di hidupku Jane, jadi ku mohon jangan melakukan ini lagi. Demi aku dan demi anak kita ini”

“maaf,, maaf kan aku. Aku mencintai mu Ren”

***
Jane, kau sungguh jahat. Mengapa kau lakukan semua ini pada ku? Bukankah kau sudah berjanji untuk tetap ada bersamaku. Tapi, ternyata kau pembohong. Kau sungguh kejam. Seharusnya kau tak perlu takut Jane, aku kuat dan akan semakin kuat bila kau ada disamping ku.

***
Malam sebelumnya.

“Jane, bagaimana kabar mu?”

“Hai Al, aku baik-baik saja. Maaf telah membuat semua orang khawatir”

“Dasar Kau. Dimana Ren?”

“Ah, dia tadi dipanggil suster, mungkin ada pasien lain yang membutuhkannya”

“Oh.. Ngomong-ngomong kau terlihat ceria sekali.”

“Benarkah?? Iya sih, aku sedang bahagia sekarang”

“Wah ada apa nih??”

“Ehm,, Aku dan Ren sebentar lagi akan jadi orang tua?”

“ ......... “

“ Kenapa kau diam Al ?? Kau tak bahagia mendengar berita ini?”

“Bukan begitu, kalian berdua sahabatku. Bagaimana aku merasa tak bahagia mendengar kabar ini. Aku cuma..”

“Kenapa..?”

“Yah, aku cuma merasa kasihan saja pada Renita, sebentar lagi bebannya akan bertambah”

“Apa yang kau katakan Al”

“Benarkan, ia harus mengurusi suami yang penyakitan seperti mu. Ditambah lagi ia akan mempunyai bayi yang harus ditanggungnya. Sementara suaminya sendiri tak dapat berbuat apa-apa”

“Hentikan Al..”

“Loh, benarkan yang aku katakan. Lihat keadaan mu, kau lemah Jane. Bekerja sedikit saja penyakit mu langsung kambuh. Bagaimana nanti saat kau akan menjaga keluargamu. Oh Renita yang malang”

“Apa maksud mu mengatakan semua ini?”

“Aku sudah muak! Kau tahu Jane, aku sudah lama mencintai Ren. Aku kecewa, sungguh sangat kecewa saat ku tahu dia memilih mu. Dan kekecewaan ku semakin bertambah saat kau bukannya membahagiakan dia tapi malah menjadi parasit dalam hidupnya. Kau tahu Jane, kau itu Parasit! Parasit yang tak pantas hidup”

“Sudah cukup..!! Cukup Al..!!”

“Yang pantas untuk Renita itu aku, benarkan? Aku dapat memberi segala kebahagiaan yang dia mau. Tidak seperti dirimu..! Kalau kau tetap seperti ini berarti kau sungguh kejam Jane..! Kau Parasit yang menakutkan..!”

“Kumohon,, hentikan..!!”

“Semoga kau dapat memikirkan semua ini..!”

***
Sekali lagi maaf kan aku. Ini benar-benar jalan terbaik. Aku sudah memikirkannya berulang kali. Aku akan menjadi laki-laki yang kejam bila terus hidup seperti ini bersama mu. Aku tak mau kau sakit Ren. Aku mau kau bahagia, karena hanya dengan itu aku pun dapat berbahagia. Renita, kau bunga mawar yang tegar. Aku yakin kau akan bertahan menghadapi semua ini, tapi akan lebih baik tanpa diri ku. Karena aku hanya parasit yang akan menghancurkan dirimu. Yakinlah Renita, hadir ku tak jauh darimu. Aku akan selalu menjadi bayangan yang melindungi mu, aku lebih dekat dari aliran darah di tubuh mu.
Renita, aku ingin kau percaya, aku melakukukan semua ini karena cinta ku tak ingin menyakitimu. Jadi bersabarlah, kau akan jadi Renita ku yang cantik dan kuat walau tanpa hadir ku disamping mu. Aku menunggu mu Renita, di surga kita nanti.

***
“Kau sudah memikirkannya Ren?”

“Sudah, dan jawaban ku tetap sama Al”

“Tapi, kau sudah terlalu lama sendiri”

“Siapa bilang? Aku punya Jane”

“Iya dan Jane juga butuh seseorang untuk melindunginya kan Ren?”

“Maksudmu aku tak bisa menjaga Jane?”

“Bukan begitu,”

“Sudah lah Al, aku bahagia hidup seperti ini. Keputusan ku tak akan pernah berubah”

“Kau masih mencintai Janeard? Tak bisa kah kau melupakannya?”

“Maaf Al, seperti nya Jane sudah menunggu ku, aku harus segera pergi”

“Baiklah, maafkan aku telah mengganggu mu”

Laki-laki itu menatap ku penuh harap. Perlahan ku tinggalkan lelaki yang tertunduk lesu dihadapanku ini. Dasar, kau kira aku tak tahu Al? Kau, kau yang membuat Jane ku pergi. Kau yang telah membunuh Janeard ku. Kau pikir aku akan semudah itu menyerahkan diri pada mu?

Cerpen ya???

narasinya mana????
kalo didominasi oleh dialog ===>>> naskah drama

Parasit Kimmie-kei

Nyaaa...
Koreksiannya ada di sana...
passwordnya

Spoiler:

hehe,
daripada Rui ngebacot nggak jelas juntrungnya, kalau nggak dimengerti kenapa...
Supaya mudah, habis di download, di bagian review ganti saja yang "Final Showing Markup" jadi "Final",

Hehe ^^
Alurnya kecepetan... kalau dikasih narasi dan dipanjangin, pasti bisa lebih baik lagi, pembaca juga jadi bisa ngerti feel masing-masing bukan menebak-nebak secara samar dari percakapan yang ada...

Ruiii,, thanks koreksinya....
ternyata masih banyak kekurangan di tanda baca dan huruf kapital...

iya sih,, aku emang sengaja pake narasi seminimal mungkin. Awalnya gara-gara baca cerpen yang ga ada dialognya sama sekali, eh jadi usil kepikiran gimana kalo bikin cerpen tanpa narasi, bagus ga ya?. hehehehee..
ternyata eksperimen ku masih belum berhasil..
harus belajar lagi,,,

cerpen tanpa dialog, sah-sah saja... coz cerpen adalah prosa bebas. unsur intinya adalah Tokoh + Peristiwa + konflik
dialog hanyalah salah satu cara mempertajam konflik, menguatkan karakter tokoh

nah, kalo cerpen isinya dialog semua, itu yang tidak sah...
coz dialog total itu hanya dimiliki oleh naskah (skenario) ----bahkan dalam sebuah skenario pun ada bagian yg berisi narasi----

sooo.... narasi dalam sebuah cerpen + novel punya peran yang penting sekali. tidak bisa dihilangkan.

ceritanya bagus, tapi ya itu tadi, minim narasi, jadi feel nya kurang berasa. tapi terlihat cukup misterius kok, mungkin karna deskripsinya kurang sama sekali, jadi bikin sedikit penasaran he he he he.
menurutku mencoba hal baru itu bagus, ngebosenin juga kan kalo ikut aturan yang itu-itu aja. cuma mungkin eksperimen sis kimmie kali ini kurang berhasil, he he he
ayo sis, dicoba lagi! semoga kedepannya lebih bagus lagi.

Thanks all...

hari ini bongkar-bongkar buku lama, terus tiba-tiba ketemu buku kumpulan cerpen Edogawa Ranpo. Pertama niatnya cuma mau ngintip doang, eh malah keterusan baca, sampe-sampe lupa ngeberesin buku-bukunya. hohoho...
trus yang bikin aku sedikit ga nyangka, ternyata disalah satu karya beliau ada cerpen yang narasinya sedikit sekali, hanya diawal dan diakhir cerita. Intinya 90% cerita itu berisi percakapan tanpa narasi...!!! judulnya "JURANG".
wah ternyata ide saya udah keduluan sama beliau nih,, cuma yang membedakan punya Master Edogawa ceritanya keren sekali berbanding terbalik dengan karya abal-abal milik saya ini... hehehehehee...
(ya iya laaaahhh kim, ga perlu dibanding-bandingin lagi..!!!!)
Nah, pelajaran yang saya dapet hari ini : Apapun dapat terjadi dalam proses kreativitas, entah itu kadang membuat kita melanggar batasan yang ada. karena kreativitas layaknya lingkaran yang tak berujung dan tak berbatas akan terus berputar dalam kebebasan hingga aturan-aturan pun tak mampu untuk menghentikan perputarannya.
Menulis itu seni, dan seni itu bebas...

setuju klo itu...