SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Kasih terpendam

Go down 
PengirimMessage
Ayu Risqiyati
Pendatang Baru
Pendatang Baru
Ayu Risqiyati


Jumlah posting : 2
Points : 4
Reputation : 0
Join date : 19.06.11
Age : 30
Lokasi : Klaten

Kasih terpendam Empty
PostSubyek: Kasih terpendam   Kasih terpendam EmptySun 19 Jun 2011 - 11:49

Kasih terpendam
“Ratu…., di cari sama Raja tuh…,” Fandi menggodaku.
“habis Raja terus Ratu.., wah pas sekali, jodoh kali ye…, hahaha,” dia melanjutkan.
Dasar tuh orang rese banget sih, kebetulan absenku sama absennya Raja atas bawah, jadi bahan olokan deh, huft….
“aku pilih kamu,” ku matiin aja tuh gayanya, kalau orang jawa bilang mati gajuke, haha lucu yah? Mukanya jadi merah semua, terdiam dan senyum-senyum sendiri, malu-malu gimana gitu.
“ cie… Fandi punya pacar baru,” semakin mati aja gacuknya. Namanya mengingatkan aku sama ustad uje itu lho ustad Jefri Albuqori.^_^
Sepanjang perjalanan aku terpikirkan Fandi, terbayang mukanya yang merah tadi, aku sambil ketawa-ketawa sendiri, bahkan aku enggak peduli orang mau bilang apa. Kalau di fikir-fikir mukanya manis juga hmhm. Apa yah yang ada di fikiran dia saat ini apakah dia juga memikirkanku?, apa pendapat dia tentang aku?, apa aku terlalu agresif?, siapa suruh mengolok-olok aku. Rasain tuh akibatnya mungkin malah dia yang jadi jatuh cinta sama aku.#plak, gubrak# toenk. (GR(gila raimu)).
***
Hari ini pelajaran bahhasa indonesia kosong. Surganya anak sekolah box, di tinggal ngrumpi sama temen satu bangku & tinggal nungguin jawaban, haha, itulah kerjaanku.Terlihat dua pasang mata bola sedang menatapku, aku tahu itu tapi aku pura-pura enggak tahu, sambil memandang ke arah lain dan tersenyum tersipu malu di pandangin sama cowok kaya gitu. Uh ternyata Atik tahu kalau Fandi sedang ngliatin aku.
“ hm.., cie Fandi ngliatin Ratu terus, sampai segitunya ya… Ampun,” Atik mengagetkan Fandi, huh buyar deh pandangan dia ke aku.
“e.. enggak, siapa yang ngliat Ratu, nggak ko’” Fandi mengelak dengan terbata-bata.
“ehm, munafik sekali,” Atik menggoda.
“Atik apaan sih,” aku pura-pura nggak tahu.
“ih Ratu, di lihatin sama bang Fandi tuh.” Atik mulai menggodaku. Kemudian Fandi berlalu.
Terbayang-bayang tatap matanya, tajam sekali, manisnya senyummu. Haha apa aku bilang kayaknya dia mulai jatuh cinta deh sama aku.Tiap hari tatap matanya seolah-olah menuju ke arah mejaku, duh jadi deg-degan, badan terasa panas dingin, huh Tuhan inikah cinta, sepertinya aku mulai mencintainya. Hati ini rasanya damai jika ada dia. Indahnya dunia(hihihih).
***
Semakin hari hati ini tak sanggup tanpa hadirnya, tiap kali di rumah rasanya ingin cepet-cepet pagi, ingin cepet ketemu sama Fandiku sayang I love u. Ya…Allah putarlah waktu dengan cepat, supaya aku cepatketemu sama Fandi.
Malam ini langit sangat cerah, bintang bertaburan, Fandi sedang apa kamu?, apa kamu juga melihat bintang?, apa kamu udah tidur?, Fandi… I miss u, terbayang wajah Fandi, tiba-tiba aku berkhayal tentangnya, di temani lagunya Lavina, pilihan hati, aku cuman bisa reffnya doank, terlukis indah raut wajahmu dalam hatiku, berikan ku cinta terakhir yang hanya untukmu..,uh Tuhan indah sekali. Aku berharap,dia menyayangiku dan selalu melindungiku, aku ingin di hati kamu Cuma ada aku. Fandi, malam ini indah, desiran hatiku mengungkapkan rasa cintaku padamu membuat aku semakin sayang, tak pernah aku merasakan cinta seperti ini, hanya kamu.
Hari sabtu, jam pertama olah raga. Aku sedang duduk-duduk di teras kelasku, kelas 8b “Tu…, kamu tahu nggak Uya itu lagi marahan sama Fandi,” Atik mengagetkanku yang sedang memandangi Fandi.
“Marahan?kenapa Marahan?,” aku bertanya penasaran.
“nggak tahu…, katanya sampai mau berantem segala,” Atik mulai menerangkan.
“ memang apa masalahnya sih?, sampai segitunya?,”aku semakin penasaran.
“ kamu tahu nggak, akhir-akhir ini tuh Fandi sering ngelihatin aku gitu, dia tuh selalu memusatkan matanya ke arah meja kita, aku jadi curiga tahu nggak?” atik dengan pedenya bercerita.
“gitu ya…?” aku asal jawab aja, sebel.
“ masa’ sih mereka marahan Cuma gara-gara aku, Cuma gara-gara ngrebutin aku, apa bener ya Fandi itu suka sama aku?”semakin pede aja tuh anak.
“mana ku ngerti…,” makin sebel aja diriku. Kemudian kami terdiam.
Apa bener, Fandi itu ngliatin Atik?, jadi selama ini nggak ngliatin aku?, iya sih memangA tik tuh lebih cantik dari aku, tapi bisa nggak sih dia itu nggak sepede itu, bikin aku sakit hati aja.Ya… Allah kok gini sih jadinya, jadi Fandi itu nggak suka sama aku?uh….. pusssiiiiing. Dasar cinta.

***
Patah semangat patah semuanya. Patah cinta juga. Atik tuh bener-bener yah, bikin aku sakit hati saja, kepedean banget sih dia jadi cewek, ternyata dia tuh nyebelin, sok cantik, sok yes sendiri, huft…..,emang si Uya itu suka sama Atik, dia udah pernah nembak Atik, tapi Atiknya nggak mau, munafik.
“tuh lihat deh Tu’,sebenarnya Fandi itu lagi ngelihatin aku.., ya nggak sih?” mulai lagi tuh pedenya.
“he..,” sok tersenyum, tapi dengan hati kesel.Kamu tuh tahu nggak sih tik?, sekarang hati aku terluka cuman gara-gara kamu, kamu nyebelin banget sih tik huh. Geram aku. Dasar Miss pede.
Cinta memang rumit, ada nggak sih pengurainya. Tuhan hatiku tersayat, aduh perihnya, huh udara luar sangat gampang masuk ke dalam jantungku, dingin, siiirrrrr. Ah Mami miris-miris gimana gitu. Desir-desir menghempas lembut dalam kalbu, bayangannya tercangang di mataku. #Gubrak#, ah…, ya tabarakan deh sama Fandi, aduh hati ini….., jantungku berdebar kencang, badanku panas dingin, hembusan nafas masuk ke dalam hati, mengalir dalam darah ohhh(huexz)
“sory…,” Fandi menyapa.
“oh…,nggak papa,” aku menjawab, sambil merilexkan diri.
“ duluan ya…,” Fandi berpamitan.
Aku hanya mengangguk saja. Yah Fandi berlalu deh, coba waktu bisa aku hentikan tak kan pernah aku biarkan berjalan lagi (tuink, plax#).Nggak akan pernah lupa aku sama kejadian ini, (hehe).
***
Setelah kejadian itu, aku jadi semakin sayang sama dia, khayalanku semakin tinggi saja, andaikan saja di teras ini ada dia, bersama dia melihat pemandangan yang indah, dan dia bilang sama aku ingin selalu bersamaku, tak ingi jauh dariku selamanya bersama. Oh Tuhan.
“dor…,” Lita mengagetkanku, dia temen aku kalau di rumah.
“ngagetin aja sih kamu ta,” aku membentak, kesel.
“ lagian senyam-senyum sendiri dari tadi kaya orang gila, lagi jatuh cinta ya..?,” Lita menebak-nebak.
“sotoy, nggak ko,” aku mengelak.
“ ehm, masa sih, siapa sih tu cow?” Lita semakin mendesakku.
“ cowok mana?” aku pura-pura nggak tahu.
“yang kamu alamunin,”
“nggak ada.”
Lagian sekarang aku udah nggak satu meja lagi sama Atik, tapi Fandi sepertinya selalu memfokuskan matanya ke arahku, berarti kemungkinan besar dia suka sama aku.
Keesokan harinya Ardi temen sebangku Fandi membaca buku Fandi yang bertuliskan tentang perasaannya.
Cantikmu, membuat aku tergila-gila, Manisnya senyumu terbayang-bayang di mataku, Namamu telah terukir indah di hatiku Reina,
“cie Fandi jatuh cinta sama Reina 8e ya?, ihir-ihir, ehm-ehm” Ardi meledek.
“cie-cie…,” yang lainnya menambahkan.
Fandi hanya senyum-senyum saja, huft. Kemudian aku lari pergi ke taman sekolah, duduk-duduk di sana dan kemudian merenung.
Ternyata kamu nggak suka ya sama aku,, ternyata aku nggak berarti sama sekali bagimu, huh, pupus sudah harapanku tapi kenapa seolah-olah kamu itu memberi harapan sama aku?,mata kamu seolah-olah terfokus sama aku T_T.

***
Fandi apapun yang terjadi aku tetap menyayangimu, sudah terlanjur jauh aku melangkah. Hari ini Randi ngajak aku pergi jalan-jalan, dia nggak satu sekolahan sama aku, aku kenal sama dia dari Lita. Emang sih lebih dari segalanya, tapi bagi aku Fandi yang terbaik.
Hari ini Randi ngajak aku jalan-jalan ke sebuah taman deket mol, jalan-jalan kita asik banget, dia tuh humoris. Semakin lama kita semakin deket saja, saling curhat, nyaman banget.
“Ratu, aku seneng bisa jalan sama kamu, kamu tuh orangnya nyenengin, nggak bikin aku bosen, kamu orangnya lucu tahu nggak sih?,” Randi to the point banget.
“aku lucu ya?, oh makasih…, ketawa donk kalau aku lucu,” aku mulai berhumor.
“tuhkan mulai, rasanya pengen menghentikan waktu biar bisa bersama terus,” dia menambahkan.
“menghentikan waktu?, emang bisa?,kalau waktu berhenti, kita juga berhenti donk, yah aku nggak pulang-pulang nanti, bakal berakar aku berdiri di sini, ogah,” aku menambah humorku.
“hahahaha, kamu tuh bisa aja, kalau kamu?” dia nanya balik.
“iya, aku seneng bisa kenal sama kamu, aku nyaman banget bisa bersamamu,”

***

“Ehm….,lagi nglamunin Reina nih?”aku mengagetkan Fandi dan duduk di sampingnya. Aku mencoba menghilangkan rasa canggungku.
“eh…, enggak og, ada apa?”dia seperti terheran-heran kepadaku.
“di cari tuh sama Reina,” aku menggoda.
“gayamu, aku sudah jadian kali sama dia,”entah dia serius apa tidak.
“cie….,”sambil ku cubit pinggangnya.
“aduh….. sakit tahu.”dia berteriak kesakitan.
“rapat mading tuh…, kamu yang datang ya!,aku lagi ada urusan penting.” Aku menjelaskan maksudku.
“sok penting,”
“komentar aja sih.”sambil berdiri meninggalkannya.
“iya-iya galak.” Dia sewot. Kemudian aku berlalu dan ke tempat biasa taman sekolah dan merenung disana.
Fandi tahu nggak sih, aku pendam perasaan ini, aku terluka. Fandi andaikan engkau tahu perasaan ini, biarlah aku pendam, biar jadi cinta indahku sendiri.

***

Randi mau ngomong penting sama aku, dia jemput aku dan ngajak aku kedaerah pegunungan, katanya mumpung hari libur. Aku sudah siap. Jam 09.15 WIB, dia udah datang kemudian kami beranjak pergi, sesampainya disana dia memperlihatkan pemandangan yang begitu indah. Kemudian dia pegang tanganku, menatap mataku dalam, meskipun aku nggak tahu, kenapa ya dia memandangi aku?, perlahan dia mendekatiku dan mencium keningku dan berkata
“aku sayang kamu, aku ingin kamu jadi milikku!”
Oh….,dia bilang cinta sama aku, andaikan yang bilang ini adalah Fandi , kemudian aku lepaskan gengamannya.
“maaf aku nggak bisa, aku sayang sama orang lain,” aku menolaknya.
“oh…, nggak papa kog, aku bisa terima meskipun berat, mungkin dengan berteman saja takdir kita ini, tapi aku akan tetep sayang sama kamu,” Randi menjawab lirih.
Aku tahu gimana perasaan Randi pasti kecewa banget, tapi aku nggak bisa sayang sama dia.

***
Yes, Fandi lagi sendiri di depan kelas, aku punya permen ada tulisannya be love you, aku kasih dia aja..ahai.
“ehm…,ni,” aku ngedehem dan memberikan permen itu.
“makasih…”
Aku lihat dia baca tulisan itu, dan melihat aku sambil tersenyum dan ku balas senyumannya. “maksudnya apa?”
Aku hanya mengangkat bahu.
“ kamu sayang?”
Aku hanya tersenyum.
“aku mau bersamamu,”
“ya…,” aku lalu berlalu.
Bahagianya hati ini dia jadi milikku. Trimakasih Tuhan. Beberapa waktu kemudian Dewi teman satu kelasku lagi menggosip sama teman-teman.
“Fandi itu jahat banget, masa’ gebetan sahabat sendiri dia embat.”
“eh.., ada apa sih?, kenapa wi’ Fandi?” aku bertanya penasaran.
“ngebet banget sih….,”Dewi memancingku seolah dia tahu isi hatiku.
“udah deh ceritain Fandi kenapa?” aku semakin penasaran.
“iya-iya, itu si Nila gebetannya Ari di pacarin sama Fandi padahalkan Fandi sama Ari bersahabat, udah dapet Nila, malah dia selingkuh sama Rere temen satu kelas Ari, gila nggak sih tu si Fandi,”
“ hlo bukannya Fandi suka sama Reina?”
“dia patah hati sama Reina, cari pelampiasan kali tu anak,”
“jahat banget sih?, terus Ari gimana?”
“belum tahu,”
Tapi Ari nggak sengaja menguping pembicaraan kami, dia tahu deh…, dan dia lagi nyari Fandi sekarang, mampus tuh Fandi, jahat banget sih tuh orang, aku benci sama Fandi, tega-teganya dia kaya gitu, sakit banget hati aku,ternyata aku cuman mau di jadiin mainan, aku merasa di khianati, dan aku benci pengkhianatan. Aku benci sama kamu Fandi.
***

Beberapa hari ini aku marahan sama Fandi, dia ngajak aku bicara aku cuekin, dia ngajak aku bercanda aku tinggalin, aku nggak mau kenal lagi sama dia, mau dia mati sekalipun aku nggak peduli. Jadi cowok jahat banget sih.
Setengah tujuh aku sudah sampai sekolah, kayaknya belum banyak yang datang deh, masuk kelas dulu ah, ternyata ada Fandi males gila, biarinlah anggep aja dia nggak ada, aduh hari ini kan aku duduk di sebelah dia. Tuhan kenapa sih?
Aku berjalan di depannya kepala dia tertunduk sekilas aku meliriknya, Eh…, dia pucet kenapa ya? Sakit kali, ah… apa peduli aku?, emang aku pikirin, mau dia mati sekalipun aku juga nggak peduli.
“Tu’ Fandi pucet banget,” Atik memberitahuku.
“biarin yang pucetkan dia, apa urusanku?” aku jawab asal.
“ ehm, bener nih?” Atik menggoda.
“dari tadi kamu buang muka terus sama Fandi,”
Aku hanya diem saja.
“Fandi kamu pucet banget, ke UKS sana, itu bahaya hlo buat kamu sendiri,” bu guru menegur Fandi.
“iya bu..” fandi beranjak pergi ke UKS.
“cowok gila,” aku mencibirnya setelah dia pergi dan Atik hanya ketawa.
Dewi dan Atik pergi ke UKS untuk menjenguk Fandi, mereka lama banget ke UKSnya. Sesaat mereka kembali.
“ kaya’ pangeran aja pake di jenguk sang babu.” Aku ngasal.
“Fandi badanya panas banget, dia kedinginan di sana nggak ada selimut dia hanya berselimutkan bad cover.” Atik memberi laporan padaku.
“ iya.., di suruh pulang dia nggak mau, di suruh Nila nggak mau, di suruh Rere nggak mau di suruh para sahabatnya juga nggak mau.” Dewi menambahkan.
Aku terdiam nggak ada suara sama sekali, bel pun berbunyi tanda istirahat udah selesai.
“ ntar istirahat ke dua jenguk Fandi ya..?!” Atik membujukku.
Sepanjang pelajaran aku hanya terfikirkan Fandi saja, bagaimana keadaan dia? apa yang terjadi padanya?, apa bener yang di katakan Atik sama Dewi tadi bener? Ah ngapain aku peduli lagian aku juga nggak peduli, mau dia mati sekalipun biarin.
“ ayo Tu’,” Atik dan Dewi menarik tanganku terpaksa aku harus ikut sama mereka. Disana aku melihat Fandi yang menggulung badannya tanda bahwa dia memang bener-bener menderita dengan keadaanya, hati aku miris sekali melihat orang yang sangat aku sayangi menderita sepeti itu, hati ini tidak bisa menerima jika Fandi tercinta harus menderita.
Tanganku mencoba mendekat menyentuh Fandi, tapi hati ini tak mampu, kemudian aku hanya bisa memanggil namanya.
“Fandi,” dia membuka bad cover itu dan memandangiku.
“kamu pulang ya!”
“aku nggak papa kok.”
“ pulanglah,”
“iya aku akan pulang,”
Setelah itu Fandi pulang, aku lega dia mau pulang, tapi kenapa hanya sama aku saja dia langsung mau pulang? Aneh.
***


Keesokan harinya, aku mendapat kabar kalau Fandi itu sakit usus buntu dan dia harus di operasi, aku kaget mendengar itu semua, mataku terbelalak dan berkaca-kaca. Kemudian aku lari ke taman sekolah, aku tak sanggup menahan air mata dada ini terasa sesak.
Ya…, Allah biarkan aku saja yang menanggung derita itu, Ya allah maafkan aku jangan engkau ambil dia, aku menyayanginya, menetes air mataku,aku merasa bersalah
“Tu’, ada surat dari Fandi buat kamu,” jefri menyodorkan sepucuk surat. Lalu aku terima dan aku baca.
Dear Ratu…,
Maaf, mungkin aku terlalu menyakitimu, aku tahu cinta kamu besar untukku, aku sadar kamu tulus sama aku, aku sadar kamu menantiku, jika nanti aku kembali aku berharap kamu mau bersamaku, tapi jika tidak,maafkan aku..
Fandi
Aku hanya bisa menangisi semuanya, aku tak bisa berbuat apa-apa lagi, yang ada hatiku semakin sakit saja, kemudian Jefri datang dan menariku pergi ke rumah sakit.
“dia bilang, dia ingin kamu ada di sana saat dia operasai,”
Aku hanya mengikut saja, nggak ada jawaban dariku.
Sudah berjam-jam aku menunggu operasi Fandi, akhirnya dokter keluar kami mendekat.
“maaf kami tidak bisa menyelamatkan Fandi,”
Lemas sekali aku, keluarga Fandipun tidak kuasa menahan air matanya, sesuatu yang benar-benar membuat aku dan keluarga Fandi terpukul, orang yang aku sayang telah tiada meninggalkan aku seorang diri.
Di pemakamannya aku pun tak kuasa menahan air mata ini.
Fandi maafkan aku, kenapa kamu harus pergi? Kepada siapa ku sandarkan hati, kepada siapa aku mengadu?T_T
***
The end
Kembali Ke Atas Go down
 
Kasih terpendam
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Kasih Sayang
» [BARU] Lomba Menulis Cerpen Remaja Rohto 2011
» Gak tau judulnya aja, kasih sendiri aja deh ._.

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: