Oleh: Tukangtidur
Kebencian tak butuh kiasan
Metafora berlapis makna hanya akan memperlambat rencana
O caci o maki
mari berkoloni, menjelma puisi
Di kertas ini tugas baru sedang menanti.
Tak peduli puisi ini dianggap pamflet
Dianggap orasi basi pun bukanlah suatu perkara
Murka adalah yang pertama, estetika ada di urutan ke tiga belas
Tempat segala sial menuntut balas.
Indah tak indah berbeda di setiap kepala. Nah!
Ketika segala tindakan melulu transaksi
Untung haruslah diakumulasi dan rugi haruslah dibasmi
Ah setiap kaki melangkah, selalu terjebak dalam neraca
Hidup tidak serupa rumus matematika
Segala hal diukur dari angka per angka
Satu ditambah satu sama dengan dua
Dalam kenyataan setiap angka tak pernah bisa dibagi rata
Puisi ini tidak untuk dibaca, tapi untuk dilempar
Ke muka para hamba kapital berotak bebal
yang tak pernah puas memintal modal
Rasakan!
(semoga tepat sasaran)