Ikut!
Jadi @L4Y yaa.. hihii
Judul : Ingin Ku makan Dirimu
Prompt : Restoran
Rated : Remaja dengan Bimbingan Orang Tua (hehe)
Yon sibuk dengan kertas - kertas yang berserakan dalam ransel hitamnya.
Tangannya mengais mencari - cari. Lelaki berusia 19 tahun ini punya kebiasaan
mencecerkan barang ke mana - mana. Uang dan kertas - kertas hasil ujian, kertas
bekas gambar - gambar mobil mewah yang dibuatnya sendiri, dan buku - buku kuliahnya
campur aduk jadi satu dalam ransel besar yang dibawanya kuliah.
Pelayan restoran yang sedari tadi sabar menunggu uang bayaran dari Yon memutar
bola matanya, dia jengah.
"Mas, atau nanti aja bayarnya?"
Dan Yon, yang terlanjur malu, mengangguk setuju. Waitress muda bernama
Chika itu pun berlalu meninggalkan meja tempat Yon memanggilnya tadi.
"Kenapa dia harus memanggil untuk membayar kalau uangnya memang tidak
kelihatan? geramnya kesal.
Setelah punggung sang pelayan tak lagi terlihat, Yon kembali mencakar tasnya,
ralat, dia membongkar tasnya. Mengeluarkan satu per satu buku, kertas - kertas,
dan bahkan majalah dewasa yang lupa dikeluarkannya. Lalu dia geleng - geleng
kepala.
Dia lupa atau apa?
Yon juga seorang pelayan restoran, dia baru sebulan ini kerja sambilan dan
ingin menikmati uang hasil gajinya dengan mencoba menjadi tamu restoran.
Restoran mewah yang dikunjunginya saat ini memang tidak semewah restoran
tempatnya bekerja, tapi bagi Yon semua sama saja, malah bagus, jadi dia bisa
memesan makanan lebih banyak di sini ketimbang bila dia makan di restoran
sekelas restoran tempat kerjanya.
Yon makan sendiri karena kalau mengajak satu teman, pasti yang lain akan ikut
juga, dan dia masih punya perhitungan akurat mengenai traktir - mentraktir.
Kenapa tidak dengan pacar? Yon tidak punya pacar, dan tidak punya saudara. Lalu
bagaimana dengan orangtua? Sedihnya, ibunya yang sudah mulai tua tapi cantik
itu sudah punya suami baru, dan Yon tidak berniat membagi uang pada ibunya.
Bukan, bukan dia dendam atau apa. Bukan berarti juga dia tidak berbakti. Toh,
tiap bulan ibunya juga tetap mengiriminya uang. Tapi, supaya ibunya tidak tahu
bahwa dia kerja sampingan. Bisa -bisa di stop uang bulanannya. Dia kan mau beli
motor baru? Dari mana uangnya beli motor baru bila dia hanya mengandalkan uang
hasil kerja sampingannya?
Yon, lelaki tampan dengan kulit kecoklatan itu memijat - mijat keningnya. Dia
mulai merogoh, memasukkan dalam - dalam tangan ke dalam sakunya, dan yang
tertarik keluar hanyalah kain kantongan celana jeansnya yang sudah menipis dan
nyaris bolong.
"Siiaaaaaallll..." Yon berteriak tanpa suara.
Dia memperhatikan kanan kiri, ini jam ramai pengunjung dan dia tidak mungkin
lari. Setelah lama berpikir dia baru ingat kalau uangnya masih berserakan
di atas tempat tidur di kosnya, sehabis bersenag - senang menghitung gaji
pertamanya semalam, uangnya Yon letakkan begitu saja di atas ranjangnya.
Sepasang kekasih tampak tersenyum mencela ke arahnya. Mungkin perilakunya
terlalu menunjukkan betapa dia tidak punya uang sekarang, dan dia menjadi kesal
- efek samping dari malu.
Yon bangkit dan berjalan ke toilet restoran. Dia segera mengguyur air ke
wajahnya dan semakin bingung. Ketika keluar dari toilet, dilihatnya Chika - si
waitress judes berjalan tak jauh darinya, membawa pesanan. Segera dihadangnya
Chika.
"Mbak.."
"Ya Mas, ada yang bisa dibantu?"
"Mbak tolong saya.."
"Sebentar Mas ya, saya mengantarkan pesanan dulu. Atau kalau ada yang
mendesak Mas minta tolong saja pada pelayan yang di sana, permisi.."
Yon tercenung. Dia mengamati Chika, dan ketika dilihatnya gadis itu selesai
mengantarkan pesanan, dicegatnya gadis itu sekali lagi.
Yon meraih tangan Chika dan menyerahkan Handphone mahalnya padanya. Sontak
Chika kaget.
"Apa ini.. Mas kira saya.."
“Bukan, bukan, saya ngga’
punya maksud apa – apa.. begini, uang saya ketinggalan dan saya mau ini
dijadikan jaminan dulu selagi saya menjemput uang saya yang tertinggal.
Bagaimana?”
“Maaf Mas, tapi di sini
pembayaran dengan uang cash, bias juga dengan kartu kredit, tapi kalau pakai
barang..”
“Aduh tolong dong, itu
aja dulu, saya ngga’ lama kok, kosan saya ngga’ jauh dari sini. Dari pertigaan
sana belok kanan..”
“Tapi Mas..”
“Please..” Yon memasang tampang
seekor kucing yang memelas meminta ikan. Chika jadi iba. Dari matanya Yon tidak
terlihat mau menipu, lagi pula, tolonglah, apakah mungkin ada penipu yang mau
makan gratis dengan menyerahkan Handphone yang harganya hampir sepuluh kali
lipat biaya makannya? Dan setelah mengecek keadaan Handphone itu, Chika pun
mengangguk setuju.
Selanjutnya tiba - tiba saya mengantuk.
haha. Lama - lama jadi FTV, menyebalkan ah.