Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun! |
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison |
|
| [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda | |
| | Pengirim | Message |
---|
de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Tue 1 Nov 2011 - 13:11 | |
| - Spoiler:
PEMUDA MASA KINI bagian 1 Kisah ini diangkat dari kisah nyata perjalanan kami sebagai pemuda masa kini, berjuang dengan cara kami masing-masing dengan hasil yang berbeda-beda pula. Tapi, bagaimanapun berhasil atau gagalnya tujuan yang telah kami bangun selama ini, kami telah meninggalkan jejak kami dimana kami telah dikembangkan sebagai pemuda yang beranjak dewasa. Bagi kami, ini semua istimewa, tidak peduli apakah kisah ini akan semenarik kisah Mahabrata dari India atau menegangkan bagaikan kisah perjuangan Proklamasi di jaman kemerdekaan Indonesia. Kami pada awalnya memang hanya pemuda dan pemudi biasa. Tidak ada andil apapun dalam hal-hal penting di muka bumi, bahkan di tanah air kami sendiri. Kami hanya pemuda-pemudi yang menjalani hari-hari seperti biasa, berangkat ke kampus, baik dari rumah maupun dari kamar kos kami, menjalani kehidupan kampus yang dipenuhi oleh suara-suara indoktrinasi dari para dosen yang mencekoki kami segala ilmu pengetahuan yang bahkan kamipun tidak tahu seberapa berguna ilmu-ilmu tersebut dalam menghadapi dunia nyata. Di sela-sela istirahat kami mungkin akan bersenda gurau bersama teman-teman kami, tanpa mengenal satu sama lain, tanpa memahami keberadaan satu sama lain.
Lalu, ada aku. Istilah yang paling menggambarkanku sebagai masyarakat kampus adalah “kupu-kupu,” alias kuliah-pulang-kuliah-pulang. Tidak ada hal yang menurutku cukup berarti untuk diperhatikan di kampusku, paling-paling hanya kegiatan-kegiatan UKM, seperti pertandingan futsal, lainnya tidak lebih. Mungkin aku akan melihat beberapa rekan-rekan kami yang sibuk dengan kegiatannya, berorganisasi, berkumpul dan bersyarikat. Aku menganggap mereka keren, tapi tetap sepintas lalu.
Dulu, aku sempat dijuluki apatis oleh salah seorang pejabat kampus, tetapi waktu itu aku belum pindah ke kampusku yang sekarang ini. Aku hanya mendengarkan tanpa benar-benar memahami arti kata itu dan hanya menelan pahit julukan baru untukku itu. Sekalipun tidak benar mengerti, aku cukup paham apa maksud dari pernyataan itu padaku. Jadi, kata-kata itulah yang mengiringi kepergianku dari kampusku yang sebelumnya.
Dengan kata-kata itu aku menjalani kehidupan yang serba biasa di kampusku yang baru. Kuliah, belajar, ujian, dan kembali lagi mengulangi rutinitas yang sama. Selingan? Seperti remaja tahap akhir lainnya, aku beserta rombongan keluar-masuk mal, belanja sedikit, makan sedikit, lebih banyak hanya menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan teman-temanku. Lain waktu, jelas aku lebih memilih untuk berada di rumah.
Sebelumnya, perlu diketahui kalau aku adalah mahasiswa jurusan Psikologi. Teori-teori dan aplikasi teori di ruang perkuliahan yang terhubung secara maya ke dunia luar membuatku sedikit-banyak sadar akan hal-hal yang sebelumnya tidak kuketahui tentang diriku sendiri. Diriku dan dinamika yang terjadi di dalamnya. Diriku dan ketidaksadaran yang menyergapku begitu rupa hingga aku tampak tidak tertarik dengan dunia luar. Pengetahuan baru itu membuka jalanku menuju pengalaman baru.
Sebelum melangkah ke pengalaman baruku itu, aku ingin menekankan beberapa hal. Organisasi bagiku sama sekali hal yang baru. Bukan benar-benar baru, tepatnya, aku sering menyelundup ke dalam struktur anggota organisasi tanpa pernah benar-benar menjalankan kegiatannya. Jadi, aku hanya anggota di atas kertas. Jadi, aku tetap awam dalam hal organisasi dan kata-kata yang menyertainya. Pemahamanku hanya sebatas bahwa organisasi itu kumpulan orang-orang yang punya kegiatan yang sama, lainnya nol besar. Mungkin sedikit ditambah dengan makna terminologi yang dikutip dari teksbook salah satu penjurusan di Psikologi, Psikologi Industri dan Organisasi, bahwa organisasi adalah dua atau lebih orang yang memiliki tujuan yang sama. Kurang-lebih sama.
Berbekal pengalaman seminim itu, aku bertekad ingin masuk organisasi saat aku naik ke tingkat ke-3. Salah satu organisasi yang kelihatan eksklusif di kampusku adalah organisasi fotografi. Jadi, aku berminat untuk masuk ke dalamnya. Karena aku tertarik mendengar kata itu, fotografi. Namun, tujuan utama dari semuanya adalah untuk mengubah diriku yang pelan-pelan kuketahui tidak menjalani kehidupan dengan benar. Biaya masuk organisasi itu cukup mengagetkanku, kurang-lebih tiga ratus ribu rupiah!
Lalu, datanglah kertas ini semaunya ke tanganku. Sehelai kertas pendaftaran, bukan organisasi yang kumau, tapi organisasi lain. Pers Mahasiswa. Aku membaca deskripsi singkatnya dan aku mengetahui ada 3 golongan besar yang membentuk tubuh organisasi tersebut. Reportase, fotografi jurnalistik, dan cinematografi. Aku tersenyum. Fotografi jurnalistik tentu akan membawa tantangan yang lebih menarik daripada sekedar fotografi. Kau pasti tahu maksudku.
***
kritik, saran, masukan, pliiiissss............ | |
| | | ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Tue 1 Nov 2011 - 13:37 | |
| baru satu bab mah masih belum bisa nyimpulin apa-apa saya.. lanjut dulu mbak.. ceile psikologi, sejurusan ama yang bikin | |
| | | de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Tue 1 Nov 2011 - 21:14 | |
| wkwkwkk... liat kalimat pembukany dong, bg... ini kisah nyata, walopun gak seru2 amat bodo lah...hee... | |
| | | ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Wed 2 Nov 2011 - 18:07 | |
| eit jangan salah.. saya pernah baca novel yang sebenernya temanya biasa biasa aja.. tapi karena pembawaan gaya bahasa yang nulis, jadi berasa sedih bacanya. ayo mbak, lanjuuut | |
| | | Admin Admin
Jumlah posting : 107 Points : 138 Reputation : 5 Join date : 10.11.09 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Mon 7 Nov 2011 - 9:56 | |
| Maaf, thread saya pindah ke forum NOVEL, ya. Jadi di sini khusus untuk mempromosikan buku-buku kita yang sudah terbit saja. Oke? Admin | |
| | | tukangtidur Penulis Senior
Jumlah posting : 831 Points : 988 Reputation : 19 Join date : 30.04.10 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Mon 7 Nov 2011 - 11:40 | |
| Menurut gue judul Pemuda Masa Kini nggak keren yah Terus ada yang sedikit mengganggu. Dua paragraf awal menggunakan KAMI, tapi paragraf selanjutnya menggunakan AKU-an. Secara bahasa mah udah keren pisan. Mungkin masih terlampau datar aja kali ya. Maaf nih, saya masih newbie soalnyah | |
| | | de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Mon 7 Nov 2011 - 23:47 | |
| halah...bg tukangtidur merendah... itu novel "A" dtunggu kelanjutanny... nah itu dia, bg...kan ada trit yg ngebahas soal sudut pandang ada yg bisa pake sudut pandang campuran, jd aku nyoba pake sudut pandang campuran "kami" dan "aku" dgn "aku" sbg pendukung...(gtu y klo gak salah?) tp kerasanya malah gak enak, ya bang? | |
| | | tukangtidur Penulis Senior
Jumlah posting : 831 Points : 988 Reputation : 19 Join date : 30.04.10 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Tue 8 Nov 2011 - 11:30 | |
| - de_wind wrote:
- halah...bg tukangtidur merendah...
merendah tapi meninggikan mutu yeee. Hehehe. Beneran kok. - Quote :
- itu novel "A" dtunggu kelanjutanny...
Pertanyaanmu ini sungguh membuatku tak bisa tidur! *padahal aku adalah tukangtidur* - Quote :
- nah itu dia, bg...kan ada trit yg ngebahas soal sudut pandang
ada yg bisa pake sudut pandang campuran, jd aku nyoba pake sudut pandang campuran "kami" dan "aku" dgn "aku" sbg pendukung...(gtu y klo gak salah?) tp kerasanya malah gak enak, ya bang? Iya, sebenarnya sih nggak apa-apa. Cuma kalau tidak digunakan dengan ciamik, mungkin malah bisa mengganggu pembaca ya. Atau mungkin gue termasuk pembaca yang kurang asyik. Nanti gue coba baca ulang lagi deh ya cerpenlu di atas. | |
| | | de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Wed 9 Nov 2011 - 23:01 | |
| aku jg masih ngeraba2 soal novel ini... brhubung ini based on true story dan soal organisasi yg ngelibatin bnyk org (bbrp sih tepatny) kayakny klo pake sudut pandang "aku" yg cuma sendiri rasany rada kurang etis aja...hehe...aku juga mau review lagi n konsultasi sm diri sendiri jg... haha... perlu dketahui, itu yg di atas udh kuubah utk keberapa kaliny... | |
| | | ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Thu 10 Nov 2011 - 7:08 | |
| coba lanjut dulu aja mbak | |
| | | de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Thu 10 Nov 2011 - 9:03 | |
| edit dulu...ada yg mau ditanyain.. klo kt bg tuti kan judulny kurang pas ya??? kalo "TENTANG PEMUDA" gmn kawans...?? (niat bgt pake kata "pemuda") | |
| | | tukangtidur Penulis Senior
Jumlah posting : 831 Points : 988 Reputation : 19 Join date : 30.04.10 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Fri 11 Nov 2011 - 8:24 | |
| Menurut gue judul TENTANG PEMUDA masih kurang oke euy. Tapi nggak tahu deh dengan yang lain. Hmm... ternyata pemilihan judul memang bukan sesuatu yang mudah ya. | |
| | | ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Fri 11 Nov 2011 - 13:22 | |
| Judul entar aja kali~ yang penting beresin dulu aja.. | |
| | | de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Fri 11 Nov 2011 - 18:14 | |
| menohoooookkk, bg............................. iya nih blum lnjut2 lg... wkwkwkkk..... | |
| | | de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda Fri 11 Nov 2011 - 18:35 | |
| Mengikuti saran dari bg ilham, judul entar dulu deh... apa krena kata2 "pemuda" itu terlalu tempo doeloe ya??? mgkn itu yg bikin kurang sreg buat bg tuti... gmn bg? - Quote :
TENTANG PEMUDA
Kisah ini diangkat dari kisah nyata perjalanan kami sebagai pemuda masa kini, berjuang dengan cara kami masing-masing dengan hasil yang berbeda-beda pula. Tapi, bagaimanapun berhasil atau gagalnya tujuan yang telah kami bangun selama ini, kami telah meninggalkan jejak kami dimana kami telah dikembangkan sebagai pemuda yang beranjak dewasa. Bagi kami, ini semua istimewa, tidak peduli apakah kisah ini akan semenarik kisah Mahabrata dari India atau menegangkan bagaikan kisah perjuangan Proklamasi di jaman kemerdekaan Indonesia.
Mungkin awal yang paling awal dari kisah pemuda di Indonesia adalah saat terbentuknya Budi Oetomo pada tahun 1908. Atau mungkin jauh lebih lama daripada itu, mungkin abad ke-19, bahkan abad ke-18. Namun, semangat pemuda pastilah berakar dari sejarah diciptakannya manusia pertama di muka bumi. Di Indonesia, pasti yang teringat adalah BU, sebagai organisasi pertama di Indonesia. Beberapa menyatakan kalau organisasi pertama Indonesia bukan BU, tapi pada dasarnya sejarah memiliki cerita dan persepsinya masing-masing.
Yang menarik, organisasi pertama biasanya berakar dari kebudayaan yang serupa, seperti BU yang beranggotakan hanya pemuda Jawa. Memang wajar karena domisili yang berdekatan akan membawa perasaan yang akrab, memudahkan untuk menyatukan orang-orang dalam suatu organisasi.
Setelah BU, Indonesia rasanya jadi keranjingan organisasi, banyak organisasi mulai bermunculan, seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan lainnya yang terbentuk atas dasar domisili anggota. Lalu, muncul pula organisasi besar, Syarikat Dagang Islam yang akhirnya terpecah menjadi dua, yang satunya menjadi Syarikat Islam. Kalau dirunut, organisasi-organisasi pemuda tempo dulu rasanya memang terkait pada hal-hal yang bersifat fundamental.
Bentuk dan jenis organisasi jaman dulu yang pasti terpengaruh oleh pendudukan Belanda kala itu. Organisasi itu langsung terbagi menjadi dua bentuk umum, yang kooperatif terhadap pendudukan Belanda dan yang non-kooperatif pada Belanda. Yang kooperatif pun menyatakan bahwa mereka sedang memperjuangkan negeri mereka untuk lepas dari penjajahan, tapi dengan cara berdiplomasi dengan pihak Belanda. Yang non-kooperatif tentu banyak yang bersifat radikal, terang-terangan bermaksud untuk mengusir Belanda dari tanah air. Organisasi yang terakhir ini banyak dari golongan protelar yang memang benar-benar merasakan dampak buruk penjajahan.
Memang banyak hal yang bisa mendasari terbentuknya organisasi. Kalau aku lihat, yang paling umum memicu terbentuknya organisasi adalah perasaan senasib. Kaum priyayi bersama kaum priyayi, kaum protelar bersama kaum protelar, kaum koloni dengan koloni. Negara pun terbentuk atas perasaan senasib, Indonesia bisa bersatu hanya mereka mengalami pendudukan Belanda selama beratur-ratus tahun. Akhirnya semua orang bersatu dan berorganisasi, terbentuklah negara ini.
Bagiku dulu, organisasi hanya ajang ngumpul-ngumpul. Orang-orang yang terlibat itu mencari teman dan kesenangan berkumpul bersama. Karena itu aku tidak pernah benar-benar menganggap serius organisasi, kadang malah ikut organisasi hanya karena ikut-ikutan.
Aku melihat kondisi organisasi yang sudah aku jalani selama ini. Aku tidak pernah benar-benar merasa cocok dengan anggota-anggota yang terlibat di dalamnya. Aku tidak begitu mengerti alasannya, yang pasti aku bisa sedikit menyimpulkan, organisasi yang sudah terbentuk itu sudah terlanjur besar. Dibina oleh yang berwenang, kita tinggal menurut dan merunut. Rasanya seni berorganisasi hilang hanya dengan itu saja. Yang pasti aku tidak menemukan kemenarikan di dalamnya.
Setelah kujalani, semuanya ternyata berbeda. Formalitas, administrasi, bahkan birokrasi, semua terlibat bahkan pada organisasi kecil yang sifatnya masih independen. Tidak ada yang mudah dalam mencapai tujuan. Membesarkan organisasi adalah salah satunya.
“Kita ke mal Bintaro, yuk.”
Pada awal aku kuliah, hal-hal semacam ini yang kujalani. Teman-temanku suka bepergian dan berpetualang, tapi bukan seperti si Gadis Petualang yang menjelajahi hutan belantara, yang kami jelajahi adalah mal, pusat perbelanjaan, atau tempat nongkrong. Kami bisa bersenang-senang hanya dengan semua itu. Aku juga sama, senang bepergian. Aku menikmati perjalanan 3,5 jam ke Bintaro hanya untuk masuk ke mal yang isinya tidak ada bedanya dari mal yang hanya setengah jam perjalanan dari rumahku. Sampai di situ, kami tidak berbelanja apapun, tidak melakukan apapun, hanya melihat-lihat sebentar untuk kemudian pulang lagi. Remeh? Benar, tapi dari keremehan itu aku menemukan sesuatu dari hidupku. Walaupun orang bilang kecil, bagiku semua kebijakan bisa diambil dari hal terkecil dan tersederhana. Bahkan hanya dari cerita bergambar yang sering disebut-sebut dengan bacaan anak kecil. Yah, kau punya caramu dan aku punya caraku.
Tentang Kristianingsih (13 Mei 1985 – 14 September 2005)
Cerita yang paling mendasari keinginan terkuatku untuk masuk ke organisasi adalah orang ini. Aku harus dan merasa perlu untuk menceritakan tentang kisah gadis ini. Agar orang-orang membaca, mendengarkan dengan seksama, betapa hal kecil bisa menjadi pemicu dari hal-hal yang besar. Agar kejadian ini tidak perlu terulang lagi untuk kedua kalinya. Agar semua orang memahami kalau alasanku bisa timbul karena gadis ini. Aku ingin mengubah dunia karena dia dan yang perlu kulakukan pertama kali adalah mengubah diriku sendiri.
Aku mungkin sedikit mengubah alurku untuk cerita ini.
“Kita masuk organisasi, yuk.” Aku sedang bertandang ke rumah temanku, Kristianingsih. Gadis yang seumuran denganku, bertubuh gempal, bersifat ceria dan penyabar. Orangtuanya menjual mie ayam di rumahnya, sering dipanggil hanya dengan “Pakde” oleh tetangga-tetangganya.
Sambil menyiapkan makanan untukku –dia memang selalu menyediakan makanan untuk tamu-tamunya dan biasanya memang dia masak sendiri –dia meng-iya-kan. “Boleh,” katanya. “Gue juga pengen. Tapi, biaya pendaftarannya Rp250.000, lho.”
“Hah, serius?” Biaya pendaftaran organisasi yang hanya di lingkungan kampus saja bisa semahal itu? Hal itu baru bagiku, pengetahuan baru yang sedikit mencengangkan. Mungkin apabila organisasi itu sudah punya nama di seantero negeri dan punya pengaruh besar pada negeri ini, aku masih bisa memaklumi, tapi untuk sekedar UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)?
Sekalipun begitu, kami berdua setuju untuk masuk organisasi itu pada saat semester ke-5 kami dimulai. Jadi, itu janji kecilku padanya.
Beberapa waktu setelah itu, aku mendapat kabar dia sakit. Orangtuanya tidak bicara tentang penyakitnya, hanya bilang kalau dia sakit dan terdengar membuat kabar itu tidak menyebar. Aku sedikit heran, tapi tidak menelusuri lebih lanjut. Aku tidak menanyakan lebih lanjut. Tidak ada yang kulakukan.
Entah berapa waktu lagi yang kulalui, seketika kabar itu berubah menjadi kabar besar. Dia masuk ICU, kondisinya sudah kritis. Yang kulihat bukan lagi seorang gadis yang sering tertawa dan bercanda, tapi seorang manusia yang sedang menekuni sakaratul mautnya. Berbagai selang terekat di tubuhnya, mulutnya terkatup rapat dalam pelukan corong oksigen. Matanya terus-menerus mengeluarkan air mata, tapi dia tersenyum saat teman-temannya datang berkunjung.
Awal dari semuanya hanyalah hal seremeh cinta di masa muda. Cinta monyet, begitu orang-orang bilang. Ketidakpercayaan diri akan tubuhnya membuatnya menjalani diet yang tidak sehat melibatkan obat dengan bahan kimia yang keras, yang akhirnya meluluhlantakkan tubuhnya.
Media telah sukses menetapkan standar kecantikan bagi setiap orang, bahwa kurus selalu cantik, kulit putih itu memesona, dengan itu cukup untuk memikat setiap pria. Media berhasil meyakinkan semua orang bahwa kecantikan luar satu-satunya standar kebahagiaan, sebuah kewajiban untuk menyenangkan dan memuaskan kaum Adam. Apa artinya kecantikan luar tanpa kehidupan dan jiwa yang cantik?
Media merupakan kontrol sosial yang besar. Ia punya andil dalam membentuk dan mengasah pola pikir pada masyarakat yang menjadi penikmatnya. Hanya dengan mengubah sedikit angle berita, berubah pula pandangan dan opini masyarakat. Jadi, dalam memberitakan sesuatu memang harus berhati-hati dalam memilih kata dan menampilkan fakta-fakta yang ada. Di atas hanya salah satu contoh dari kekuatan media yang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang.
Setelah semuanya berlalu dan temanku telah meninggalkan jejak yang berupa harapan-harapan tak berujung pada dunia ini, aku melanjutkan langkahku dan menepati janjiku padanya. Aku memasuki dunia organisasi yang kebetulan berhubungan dengan media. Yang membawaku kepada duniaku yang baru. Ada sdkt cerita yg kayakny kurang berhubungan tp itu jd dasar semua cerita mdh2n sih gak terlalu OOT... | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda | |
| |
| | | | [Coba-coba] Memoar Jejak Pemuda | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|