Ketika semua yang aku harapkan sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang dapat diharapkan, jika semua itu sudah tidak mungikin terjadi, jika semua itu Nampak hanya mimpi, maka akan kah aku berani untuk berharap lagi?
Ketika tetes air mata bahagia sudah sirna, seakan hati mengalami kekeringan, yang tidak dapat meneteskan air hujan sumber kebahagiaan, dan tidak dapat memekarkan senyum di bibir bak bunga bunga yang berseri, akankah aku masih bisa berharap kebahagiaan?
Ketika aku merasa semua hampa, tanpa ada setitik warnapun yang tertinggal di pandangan mata dan hatiku, tanpa ada hari ceria, semua terasa buram, marah dan tawa sudah tidak ada beda, sedih dan senag sudah tak lagi dirasa, akankah aku masih bisa berharap sesuatu untuk hati itu?
Ketika aku merasa semua orang telah berubah, ketika mereka sedang sangat bersuka cita, dan sebagian diantara mereka sedang bermuram durja, tanpa menghiraukan keberadaan ku yang mereka anggap telah ditelan bumi, yang mereka kira aku telah musnah dan serpihan ku telah terbawa angin, akankan aku masih bisa berharap akan adanya pertolongan?
Ketika seseorang yang ku sayang telah berpaling, melupakan segala kenangan yang telah terukir, meninggalkan segala kebahagiaan yang pernah ku dapat, memusnahkan senyum yang tulus yang pernah ku lihat kemarin, jika kini mereka hanya meninggalkan tatapan kosong pada ku, akankan aku masih bisa berharap perasaan?
Ketika semuanya telah sirna, dan merasa bahwa aku adalah orang yang paling terpuruk di dunia, merasa tidak ada satupun yang dapat dibanggakan, tidak lagi mendengar nada bahagia, akankah aku masih dapat berdiri disini sendiri tanpa seorang pun yang menyayangiku, bahkan tanpa satu tiang harapan yang dapat menjadi satu sandaran pembangkit dari kegagalanku, ketika aku sudah tidak mengerti lagi arti dari pengorbanan dan perjuangan, akankah aku masih bisa berharap kehidupan?