Gemerlap Kota Metropolitan

“Permisi, boleh saya mentraktir minum anda?”
“Sure… why not?”
“Doni…”
“Nabilla…”. Tangan dingin itu menyentuh, bersalaman.

Malam itu, cahaya bersinar terang benderang, berkilauan memantulkan warna-warni gemerlap kehidupan kota malam metropolitan. Ditengah ingar-bingar lantunan musik House yang dibawakan oleh sang DJ, disertai kegilaan para pengunjung yang berjoget riang gembira, menambah keramaian diskotik tersebut. Tampak seorang pria menghisap sebatang rokok, lalu menghembuskan asap yang berbentuk cincin dari dalam mulutnya. Pria itu tak lain adalah Doni yang tengah melakukan pendekatan dengan wanita malam itu.
“Sering kemari?”
“Gak juga…”
“Lagi suntuk?”
“Sedikit…”
“Boleh saya ajak jalan-jalan keluar?”
“Oke…”

Mereka berdua pun berjalan berdampingan, menerobos keramaian pengunjung yang sedang asik menggoyangkan tubuhnya di atas lantai disko, bak orang kerasukkan. Mungkin terpengaruh oleh obat-obatan yang dikonsumsi mereka sebelumnya, atau terlalu mabuk akan buaian musik yang terus berjalan hingga matahari menampakkan wajahnya di pagi hari nanti.

Kini kedua orang yang baru saja berkenalan itu melangkahkan kakinya menuju café yang tak jauh dari club malam itu. Sepasang coffee hangat menjadi pesanan mereka, meneguknya secara bergantian. Doni kembali mengambil sebatang rokok dari dalam bungkusnya lalu membakarnya.
“Tinggal dimana?”
“Dekat sini, tak jauh…”
“Sendiri?”
“Maunya?”
“Apa ada orang lain?”
“Tidak juga. Tapi, teman sering datang berkunjung”
“Cukup masuk akal”
“Apanya?”.

Doni membuang asap dari dalam rongga mulutnya, keluar melalui hidung dan mulutnya, lalu ia tersenyum.

“Ya… wanita cantik seperti anda pasti ada teman yang dapat menjaga teman cantiknya ini dari pria-pria jahat diluar sana”

“Seperti anda?”, wanita itu tertawa kecil.

“Menurutmu?”, Doni meletakkan tangannya ke atas pundak wanita itu, lalu mengelus-elusnya secara perlahan.

“Umm… sepertinya bukan”

Malam semakin tertelan oleh waktu, sama seperti cigarette yang terselip di antara jemari Doni yang terlihat mulai kehabisan kesabarannya. Tanpa menunggu lama, Doni menumbuk punting rokok tersebut, memadamkkannya ke atas permukaan asbak berwarna hitam itu, kemudian memanggil pelayan café tersebut. Sedangkan wanita itu telah berjalan menuju kamar mandi yang terletak di sudut ruangan café tersebut. Mungkin ingin merapihkan dandanannya yang menor itu. Doni memberikan uang cash kepada pelayan itu beserta tip-nya, lalu beranjak keluar.

Setelah lama menunggu, akhirnya wanita itu menampakkan dirinya keluar dari dalam café tersebut. Doni yang tengah bersandar pada dinding café itu mulai berjalan mendekatinya.

“Boleh ngobrolnya dilanjutkan di apartement saya?”

“Selagi masih ada wine, kenapa tidak?”

“Tenang saja, saya punya yang terbaik untuk momen seperti ini”.

Kemudian mereka pun melanjutkkan perjalanan malam ini menuju apartement Doni yang kebetulan tak jauh dari keberadaan café tersebut. Sebenarnya bukan sebuah kebetulan. Sudah menjadi langganan mengencani wanita ‘menarik’ di café yang bernama De’Javu itu. Pelayannya saja sudah hafal dengan pesanan yang ingin di pesan pelanggannya itu. Lalu melanjutkan “permainannya” dengan membawa sang wanita menuju apartementnya.

“Silahkan…” setelah Doni memasukkan code angka kunci kamar apartementnya itu, ia mempersilahkan wanita itu masuk. Kemudian ia mengunci pintu kamar apartement tersebut. Doni membalikkan wajahnya, seketika itu pula, wanita itu telah menghampirinya, mencium dan memelukkan penuh gairah. Adegan itu terus berlangsung hingga akhirnya mereka lanjutkan di atas ranjang. Menanggalkan pakaian masing-masing, kemudian beradu nafas. Terdengar rintihan wanita tersebut mengisi ruangan gelap kamar tersebut. Lalu mereka pun tertidur lelap setelah puas memenuhi hawa nafsunya malam itu.

Matahari menggelitik sekujur wajah Doni dari balik jendela kaca kamar apartementnya. Semalam ia pasti lupa menutup gorden kamar tersebut, sehingga matahari dapat mengintupnya dari luar sana. Mungkin bukan hanya matahari saja yang memperhatikannya, mungkin pula semalam ada yang menyaksikan adegan panas itu dari apartemen sebelah. Mungkin…

Doni mulai membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat, mungkin akibat minuman keras yang dikonsumsinya semalaman. Ia meraba-rabakan tangannya ke samping ranjanganya, namun ingin disentuhnya tak berada disana. Kemana perginya wanita itu?, ah… barang kali sedang membersihkan tubuhnya. Doni bangkit dari atas tempat tidurnya, lalu ia melangkah sempoyongan ke ruang dapur. Mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas, lalu meneguknya puas. Kembali Doni berjalan menuju kamar mandi yang terletak di samping ruang dapur tersebut. Ia mulai tampak curiga. Tak di dapatinya suara gemericik air yang terdengar setetespun dari dalam sana. Tanpa berpikir panjang, Doni membuka pintu kamar mandi tersebut. Dan ternyata benar, tak ditemuinya seorang pun di dalam sana.

Wajahnya mulai memucat, Doni berlari pelan menuju tempat tidurnya. Ia merogoh saku kantong celana jeans-nya dan rupanya sekali lagi dugaannya benar. Ia tak dapat menemukan dompetnya.

“Dasar wanita jalang!”. Doni terduduk di atas ranjangnya dan mulai tertawa. Tertawa menertawai dirinya sendiri.

“Sial!”



Mohon Kritik Dan Sarannya...
Ditunggu Komentarnya yah, para sensei

bagus sih, bagus temanya..
berani..
cuma kok kurang kena yaa..


konflik batin tokohnya mungkin yang kurang, el?
kesannya kayak lompat2 aja, kurang halus gitu jalan ceritanya..
eeh, gimana ya bilanginnya...
aduuh, aku ngomong apa sih ini?



tp ga tau de yaa..
gimana senpai2 yg lebih ahli sarannya?

ikutan komen (namaku nongol disini soalnya..., heheheeee, peace!)

hem, iya juga yaaa... cukup berani. kayak kata sist sagi (seenaknya nyingkat2 nama orang)
tapi,, kalau menurutkuuu...
"so predictable" mungkin ya??
dari awal udah tau ujungnya..

kenapa ga dibikin lebih conflicting aja, mungkin jadi sesuatu yang lebih 'berasa' gitu...

sepakat lagi ama sist sagi, rasanya lompat2 ya..
apa karena terlalu pendek ya??

tapii ini cuma komenku sebagai pembaca siih... kalo urusan yang berat2 para suhu aja yang angkat bicara... hohohohohooo

azzwa nabilla wrote:

ikutan komen (namaku nongol disini soalnya..., heheheeee, peace!)

hem, iya juga yaaa... cukup berani. kayak kata sist sagi (seenaknya nyingkat2 nama orang)
tapi,, kalau menurutkuuu...
"so predictable" mungkin ya??
dari awal udah tau ujungnya..

kenapa ga dibikin lebih conflicting aja, mungkin jadi sesuatu yang lebih 'berasa' gitu...

sepakat lagi ama sist sagi, rasanya lompat2 ya..
apa karena terlalu pendek ya??

tapii ini cuma komenku sebagai pembaca siih... kalo urusan yang berat2 para suhu aja yang angkat bicara... hohohohohooo

iyah nabil (nah lo, aku juga sesuka hati manggilnya kan? )
cuma, kalo aku bilang terlalu pendek, ntar dikatain..
"namanya aja cerpen, ini kan bukan novel"
jadi takut deh..
hha.

ayo para penulis senior, ini pendapat kami,
apa pendapat kalian?

hehe, 1-1 deeeeeh...

iyaaa, dulu aku pernah dikatain lhooo, waktu cerpenku kependekan..
soalnya, kalau dibuat terlalu pendek kan alurnya jadi kurang halus... begitu..
tapi, nggak apa2 lho, kalau cerpen tuh panjang..
di karya2 luar, namanya cerpen tu bisa sampe 5-7 halaman lhoooo...
hihihihiiii

Nggak kerasa feelnya? ._.
mudah saja... narasi kurang...
Kalau boleh bilang, di sini dialog dan narasi punya posisi terpisah. Jadi cerita lebih menyerupai pembabakan adegan drama yang memang longkap-longkap dibandingkan adegan cerpen. Hasilnya jadi kurang terasa alirannya...

Dan sungguh, ini karena dosen bawel nyuruh mahasiswa cek tulisan mahasiswa lain:
Ditengah => Di tengah
coffee => bukankah lebih baik langsung menggunakan bahasa Indonesia, kopi. Tapi nggak masalah juga sih, selama kata ini di italic
dimana => di mana
diluar => di luar
setetespun => setetes pun
“Apanya?”. => titik di akhir sama sekali tidak diperlukan lho ._.

Serius, Rui nggak ada maksud apa pun, ini bawaan dari pelajaran Menulis Populer. Nggak ada dendam apa pun kok. Dendam Rui cuma sama nilai min-min untuk tulisan Rui. (apa sih ini anak ==")

harus hati2 nih sama rui... hihi

Heh?
Hati-hati kenapa?

hehe, salah koma atau salah spasi yaaa diitung salah. hohoho

rui,rui, kamu ganti PP,, itu gmbarmu sendiri???

Memang diwajibkan begitu ._.
Dosen bawel sih --"

Ah iya ^^
Gambar buatan sendiri.
Signature juga buatan sendiri --"
saking stressnya nggak ada kerjaan

hahahaha...
persis dosenku tuh...

kereeeeen lhooo...
rui suka manga ya? atau anime??
atau yang berbau2 seperti itu????

Manga, anime, light-novel... GAME XD
Kecuali VN ya... coba Fate-Stay Night langsung ketiduran bukannya baca =="

Dan makasih ^^
Padahal ini masih sketsa kasar jaman kapan tau

ahai, lagi2 sepaham sama rui..
aku juga suka...

(bentar, buat elfii [seenaknya lagi nyingkat nama orang], maaf ya threadnya malah dipake, hehe)

aish, sketsa jaman kapan aja udah begitu.
kalo punyaku, dari jaman megantropus sampe homo sapiens tetep aja begitu2 juga.
gak ada kemajuan..
paling mentok shoujo banget atau chibi sekalian. uhu,,


lha jadi kepikiran, rui tuu sebenernya jurusan apa ya??

(nunduk-nunduk pada empunya thread)

Heh?
Kakak juga suka sama yang aku sebutin di atas?


Huhu, aku mau gambar chibi, tapi nggak bisa-bisa (guling-guling)
Gambarku malah nggak tahu mau masuk mana, seinen bukan, shoujo bukan, realis apalagi.. jauh banget --"

Pendidikan Bahasa Indonesia (wajah polos tanpa dosa)
Bisa dibilang saya mahluk paling aneh sendiri di sana sih...

(Maaf bangeeeeet elfiii)

huwaaaa... jangan ditanyaaaa...
saya otakuuu lhooo (eh belum sih, baru setengah otaku)
hihiii


aku malah gak bisa gambar yang kyak ruiii...
isi buku cuma chibi-chibi gitu..
kalau nge-gambar yang model2 kayak rui, pasti ada yang kurg proporsional.. hiks
rui kalo nggambar pke pensil atau apa tuh??
apa udah ditebelin pake drawing???

eeeeh???? calon guruuu... aku dulu juga pengen masuk keguruan tapi malah nyasar...

Yay!
Paling suka genre apa?

Hum...
kalau yang avatar ini masih pensil... kadang kalau niat aku pakai drawing pen.
dan yang signature, itu saya dalam tahap menghancurkan mouse komputer (digital)


heh?
Kakak nyasar ke mana memangnya?

apa ya?? yang jelas bukan tipe pecinta yang shoujo2 banget. malah ga tahan bacanya...
haha
Sekarang sih lagi menyeleksi bacaan..
Mungkin semacam Pandora Hearts (aih kmren ngefans sama glen), Black Butler (cielnya lucu), atau Pluto...
ato kayak Doubt, Judge, ato yang bau2 misteri..
kalo rui???

uwa? rui bisa pke digital?? aku gak bisa2...

mentok manual pake pensil trus ditebelin pke drawing deh..
aish aish..

niatnya pendidikan bahasa inggris (kebalikan rui) tapi nyasar di sastra inggris,, haha
tapi masih bau2 inggris juga...

Gugu...
Pandora Hearts...
Iks... Oz~~~ (stress)
Saya cinta Vincent dan Undertaker XDDD

Yup!
Sama kayak lagi kayak Kakak :>

Hanya pakai paint sama photoshop kok, sisanya saya angkat tangan --"

Ukh...
itu tujuan pertamaku Kak... pendidikan bahasa Inggris TT___TT

ngomong2 pandora hearts, kenapa tankoubonnya terbit lama banget ya?
aku males baca online sih...

Vincent?? aish, dia tokoh yang misterius ya...
sy tak bisa menebak jalan pikirannya...
adik yang lucu sebetulnya..
Undertaker???? Kmren baru nyadar kalo dia dewa kematian (telat).. kyaaaa!!!
(tergila2 sama death sycthe'nya dia.. uhu)

rui, ruii..
aku pernah diajarin pke photoshop tapi langsung KO... hiks
(maklum, lemot soal begituan)

uwew, senasib nih ceritanya???

Ijinnya susah? :>
Aku nggak baca tankouban, mangascan semua~~

Jauh lebih misterius lagi si Jack ._.
Bikin kejutan mulu sekarang itu mahluk --"

Dan cakep kan kalau itu poni ilang?
Kakkoi

memang elbih gampang belajar sendiri sih Kak...
Kalau diajarin malah bingung ._.

Iyap!
Senasib :>

haha,,, pinjem dong.. males download...


iyaaa iyaaa...
jack itu kenapa ya?
kirain baik, eh tapi ujung2 jadi begitu.
eh eh rui suka chainnya siapa???

betul betuuulll, nggak nyangka kalo undertaker bisa kayak begitu muka aslinya,,,
aduuuuh...


he'em ya... makanya saya menyerah saja di photoshopnya...

woooiiii....ngbrol di trit orang....
:bletak: bwt sis azzwa, :bletak: bwt rui...
pindah sana ke "Apa saja" (sok galak dkit dlu)

okee mau komen dkit...
hmm, semua ny udh dkomenin apa lgi???
y udh "idem" aja deh

tp klo bwt dialog, aku sih sukany yg lebih nyantai gtu...
kyk kita shari2, klo di diskotik kan bnyk ny pake "gue-elo"
tp ini murni gmna karakter penulis sih.... huehehe
(komentar yg gak bnyk gunanya)

gyaaaaa,, ayo rui, kita cabut dari trit ini.. ahihihii

https://sindikatpenulis.indonesianforum.net/t516-lanjut-ngobrol-p#6676

Aku udah buatin trir barunya ni XD

waduh... comentarnya kbanyakan negatip ny dari postif..
but. it's okay. sorry ya karya gw jelek hehehe..
nanti gw perbaiki.. oh ya.. untuk membalas kata maaf dari gw...
gw mau bkin cerpen lagi nih.. mohon di kritik dan di beri saran yang berguna pliss...

Thank's buat sagita, azzwa dan rui. dan untuk de_wind.. "comentarny apa?" ckckc...
Cekali lagi Ma'Aci Yo