Naskah Film Lepas

Luar. Rumah. Pagi
Close-up : Embun menetes dari daun ke daun yang ada di bawahnya.
Wide shot : sebuah rumah kecil dengan pekarangan berumput yang cukup luas dengan pagar pendek terbuat dari kayu. Pekarangan itu ditumbuhi berbagai tanaman. Suara dihiasi dengan suara burung gereja. Salah satu jendela yang ada di rumah yang menghadap ke pekarangan muka terbuka.

Dalam. Rumah. Pagi.
Close-up : Seorang nenek yang telah keriput dengan mata coklat cemerlang memandangi pemandangan di luar jendela selama beberapa detik.
Cut to : sebuah tempat tidur berukuran 12 dengan seprai yang berantakan berlatarkan sebuah lemari kayu yang sudah tua dan meja rias hitam model lama.
Follow : Wanita tua bernama Marina itu menyeretkan kakinya dengan susah-payah. Usianya yang ke-70 telah mengikis tenaganya. Dia membereskan tempat tidur dengan lamban.
Tight on : Pintu depan. Suara pintu diketuk.
Close-up : Marina menoleh mendengar ketukan. Menghela nafas.
Close-up : wanita muda berkuncir kuda dengan tubuh berisi dan kulit agak gelap, memandang dengan gelisah.

Atun
(berteriak sambil mengetuk pintu) Bu, ini Atun.
Follow : Marina berjalan terseok-seok, berpegangan dengan dinding dan setiap benda yang cukup kuat untuk menjadi penopang tubuhnya yang agak gemuk.
Extreme close-up : tangan keriput Marina berpegangan dengan daun pintu.
Cut to : Atun yang tidak sabar, mencoba membuka pintu, ternyata tidak terkunci. Dia kebingungan sesaat, lalu menyadari Marina memandanginya dari balik pintu kamarnya.
Cut to : Marina yang sedang berpegangan di pintu.
Cut to : Atun berkacak pinggang.
Follow : Dari arah belakang, Atun berjalan mendekati Marina dengan sigap dan membantunya berjalan

Atun
Tuh, kan! Pintunya lupa dikunci lagi, harusnya saya ke sini tiap hari…
Close on : Menepis tangan Atun dan berjalan ke sofa tunggal di depan TV hitam-putih.
Marina bergerak mendekati kamera hingga menghilang dengan latar belakang Atun mendecak kesal dari balik punggungnya.

Marina
Saya nggak perlu pembantu, saya bisa kerjain semuanya sendiri.
Close on : Marina duduk di sofanya dan mendesah puas.
Cut to : Atun mendesah sambil mengangkat kedua tangannya.

Atun
Ah, nggak bisa diomongin, terserahlah! Saya pulang saja, kalau begitu!
Follow : Atun berjalan dengan langkah panjang-panjang dan menghentak ke arah pintu dan membanting pintu.
Kamera mengambil close-up wajah Marina dari samping, lalu agak menjauh hingga seluruh sofa terekam di kamera.
Ekstrim Close-up : tangan Marina memegang bahu sofa yang bernoda menghitam.
Close-up : Marina tersenyum memandangi noda hitam itu.
Gambar memudar menjadi hitam-putih beralih dengan cepat ke wajah seorang anak kecil yang sedang tertawa, berganti lagi dengan close-up wajah Marina yang tersenyum.
Gambar beralih lagi ke seorang wanita muda yang berdiri membungkuk memegangi anaknya yang memberontak ingin terus berlarian sambil membawa miniatur pesawat tempur di tangannya.
Close up : wajah wanita bernama Mawar yang sedang mengomeli anaknya. Tampak sepasang kaki mendekat.
Kamera beralih perlahan dari wajah wanita itu ke wajah seorang pria bernama Banyu, yang menunduk mengamati video player yang sudah kuno.
Dalam. Rumah. Siang

Banyu
Ma, sekarang itu video udah nggak ada yang make... Mendingan mama ganti aja sama VCD player…
Gambar beralih lagi menjadi berwarna mendekati Marina yang sedang mengusap bahu sofa dengan rasa sayang.

Dalam. Rumah. Pagi.
Marina menyelipkan tangannya di sela-sela tubuhnya dan sofa untuk mencari remote TV.
Close up : Marina menyipitkan matanya dan menjauhkan remote itu sejenak.
Kamera beralih ke punggung Marina, menunjukkan latar tangan Marina yang sedang menekan remote TV dan TV yang menyala.
Close-up : TV menyemut sejenak, lalu tiba-tiba sesosok wajah muncul dari balik layarnya.
Ekstrim close-up : wajah seorang pria yang sedang mengenakan seragam tentara PETA.
Kamera terus mendekat dan gambar beralih menjadi hitam-putih menyorot sebuah desa dari jarak jauh.

Luar. Kotamadya Bukittinggi. Sore.
Gambar menjadi berwarna kembali, menyorot pesawahan dan ladang-ladang, serta rumah penduduk desa dengan atap gonjongnya. Ibu-ibu yang berpapasan berpakaian baju kurung dengan kain yang dilipat di kepala.

Luar. Desa Balaigurah. Sore.
Sinar matahari keemasan perlahan menyentuh atap rumah yang tertutup oleh ijuk yang berbentuk gonjong. Kamera mendekati rumah itu perlahan-lahan.

Dalam. Dapur. Sore.
Gambar beralih ke dapur rumah itu.
Close-up : kayu berderak-derak terbakar oleh api berukuran kecil, memanasi sebuah kuali besar berwarna abu-abu tua dengan pegangan besi.
Cut to : Seorang wanita paruh baya yang mulai beruban meniup tungku tersebut dengan sebilah bambu pendek. Ia membetulkan selendang yang teronggok di kepalanya, dengan tangan yang sebelah lagi sibuk meremas-remas daun sirih yang ada di mulutnya.
Cut to : Marina muda sedang memarut kelapa. Rambutnya yang lurus dan panjang hingga sepinggang dikuncir satu seadanya. Tubuhnya sendiri terbalut oleh baju kurung dari kain satin yang halus dengan warna jingga, senada dengan rok berpola lurus yang dikenakannya.
Cut to : Adiknya, Karina yang berusia 9 tahun, sedang mengiris-iris bawang merah di atas tatakan, duduk bersimpuh tak jauh di sampingnya.
Close-up : wajah Marina muda dari samping. Bersenandung sambil menggoyang-goyangkan kepala mengikuti irama senandungnya.
Cut to : Ibunya, Siti Halimah, menengok ke arahnya, menggeleng-gelengkan kepala.

Siti Halimah
Lakehlah, Marina. Mande paralu santan tu.
Kamera beralih ke Karina, mengikuti gerak-geriknya yang memberikan hasil irisan bawang dan bumbu-bumbu kepada ibunya. Siti Halimah menyuruhnya menampi beras. Kamera menyorot punggungnya yang mendekati guci tempat penyimpan beras.
Close-up : Siti Halimah mendecak tak sabar.

Siti Halimah
Marina… (dengan nada memperingatkan)
Close-up : Marina menganggukkan kepala.

Marina
Sabalah, Mak. Sabanta lai ko, ha… Janlah mande marah-marah, capek tuo mande beko… Sayanglah tabuang sio-sio kecantikan mande tu… (tersenyum menggoda)
Tight on : Siti Halimah menghela nafas dengan senyum tipis.

Siti Halimah
Biso se Rina… Bamanih-manih jo amak di waktu macam ko se…
Tight on: Siti Halimah dan Marina yang sedang bercakap-cakap.
Close up : Marina tertawa kecil.
Senyum menghilang dari wajah Marina, tiba-tiba dia terlihat murung.

Marina
Apak alah pulang dari kantua, mande?
Cut to: Siti Halimah menoleh ke arah Marina.

Siti Halimah
Alun lai, nak… Baa tu?
Tight on : Marina menggeleng sambil tersenyum kecut.

Marina
Indak baa do…
Marina terdiam sejenak.

Marina
Manga apak bakarajo di kantua belanda, mande? Bukankah urang-urang itu yang manjajah nagari ko?
Tight on : Karina melirik ke arah Marina sambil menampi beras.
Close up : Menekan jari telunjuk ke mulutnya, menyuruh Marina diam.
Cut to: Siti Halimah dan Marina saling bertatapan.

Siti Halimah
Jan mangecek macam tu… Mereka itu yang mambuek awak sanang macam ko… Apak Rina bakarajo dengan baik di sinan, karajonyo pun halal, apo lai masalahnyo?
Cut to : Marina memandangi ibunya sejenak dan mengedikkan bahu. Ia lalu kembali bekerja.
Wide on : Siti Halimah dan Marina bekerja dalam diam.
Cut to : Karina berhenti menampi beras.
Follow : Karina mendekati ibunya.
Tight on : Karina menunduk kepada ibunya.

Karina
Alah, Mande…

Siti Halimah
Masuaakkan ka siko, Kar… (Memberikan sebuah panci dandang yang besar kepada Karina.)
Cut to : Karina mengangguk, lalu menuangkan beras ke panci dandang.
Kamera bergerak menjauh menunjukkan mereka bertiga yang sedang menyelesaikan pekerjaan masing-masing.

uuuh sedih bgt gak ada yg komen

oh itu contoh bikin Naskah buat film ya kak??
kalo scenario buat film sama naskah film itu beda gak sihh??

boleh minta saran gmn cara bkin naskah film gak??

gw tertarik nihh...

itu naskahku, jgn dcontoh...
klo yg contoh naskah itu ada di trit ny iqbal..
orgny tau kmna lagi, pdhl kayakny dia ngerti soal naskah film...
jd pas abis aku baca dua contoh naskah film lepas
"romeo n juliet" dan "public enemy"
aku coba bikin sendiri dgn pngertian ala kadarny
gini dah jadiny, tp yg suka bikin naskah jg malah gak tau kmna..


gak tau, aku sbnrny gak ngerti.
aku jg pngen bgt ada yg ngajarin...

aku juga ga ngerti kak..

de_wind wrote:

itu naskahku, jgn dcontoh...
klo yg contoh naskah itu ada di trit ny iqbal..
orgny tau kmna lagi, pdhl kayakny dia ngerti soal naskah film...
jd pas abis aku baca dua contoh naskah film lepas
"romeo n juliet" dan "public enemy"
aku coba bikin sendiri dgn pngertian ala kadarny
gini dah jadiny, tp yg suka bikin naskah jg malah gak tau kmna..


gak tau, aku sbnrny gak ngerti.
aku jg pngen bgt ada yg ngajarin...

Ehem ehemm.. Hayoo!! ngomongin orang yaa!!!
orangnya baru nongol nih!

ceritanya saya tau mbak.wind. tapi menurut saya. menurut saya ni yee... nggak tau deh menurut orang lain.

menurut saya naskah seperti itu adalah naskah yang dibikin sutradara/kameramen. jadi nanti nih, semisal film kita mau diputer, sutradara dan kameramen akan membuat skenario juga. nah mereka itu yang akan mennetukan close up, medium shot, long shot dsb. kita boleh tapi disarankan hanya pada adegan-adegan tertentu yg menurut kita puenting aja.

but mbak.WInd udh mbikin naskah keren kok.
(jadi sutradara aja mbak! gmn?)

aku sampe bingung maksud follow, tigh on, dsb ntu. kasi tauu doong...!

elfrisrudie wrote:

oh itu contoh bikin Naskah buat film ya kak??
kalo scenario buat film sama naskah film itu beda gak sihh??

boleh minta saran gmn cara bkin naskah film gak??

gw tertarik nihh...

Tertarik? baca buku tentang skenario karya elizabeth luther ato punyaknya Jujur Prananto.
SEMANGAT

@iqbal..
okey thank's ya infonya.

cemungut kakak!

waaaaah ada iqbaaaalll.... baru aja diomongin.......
oke balik lg ya ngomongin naskah...aku jg pny sih versi novelny...nnt ku sharing,. smntr ini tdur dlu ajalah...

Saya pernah riset dikit banget( benar salah belum tahu ) naskah film katanya sih yang close up-cut dll adalah tugas Sutradara atau Directornya...( sama seperti iqbal di atas.... )

Screen writer hanya kasih gambaran jelas cerita yang ingin ditunjukin ( kadang di buat gambar sketsa kasar pengambilan ), sutradara yang arrange pengambilan Take nya....dengan kamera... itu adalah bidang sutradara atau kamerawan sudah beda dengan jalur penulis...

Tapi yang penting dituntut dari penulis adalah ideanya karena untuk itulah dia dibayar... IDEA CERITANYA yang mahal... contoh iklan 15 detik dan 30 detik sekali tayang berharga @ 3jt-10jt tergantung ditempatkan di acara dengan rating berapa...

jadi penulis dipaksa memberikan idea segar... ( saya lebih suka begitu sih jadi sibuk berkutat dengan laptop, pen dan idea saja... perfilman rumit...)... Kalau perubahan dari novel berarti isi novel akan di paksa masuk kedalam 60-120 menit film.... mencari mana bagian-bagian penting saja agar mendapat flownya cerita....

jadi buku yang tebalnya 500 halaman biasanya susah di jadiin film... ( jika di buatpun banyak hal-hal yang terpaksa di potong ) untuk film biasanya novel ukuran 100-200 halaman dengan idea padat...


Mohon maaf jika salah.... ( naskah Wind banyak bahasa tidak saya kenal tapi mantab kok )

haha! si TAMU ini super misterius. tapi infonya berharga mahal.
salut buat si TAMU.
Eh mau saya tanyakan.. eh, honornya emang bener segitu ya? buseeett!!! bisa jadi banyak duit nih kalo berhasil!
hihihi.....

jiaaaaaahhh dri skian banyak info trnyta info satu itu yg dapet tanggepan...
iya sih, ayo deh bal...kita rampungin...
klo dpet sbnyk itu mah lumayan jg klo dbagi2...

de_wind wrote:

jiaaaaaahhh dri skian banyak info trnyta info satu itu yg dapet tanggepan...
iya sih, ayo deh bal...kita rampungin...
klo dpet sbnyk itu mah lumayan jg klo dbagi2...

dibagi2? boleh... 70-30. hahaha!!! (maunya)

apa aku bagian yg 70-nya?
wah baik bgt nih anak...