alurnya tak pernah berhenti terurai
menyentuh jiwanya yang kini terperangai
terpaku dalam hujan yang tajam berderai
membuat hatinya berserakan terburai
jingga jiwanya telah nampak
hampir membiru karena dingin yang sesak
tak mampu lagi bulan ajaknya bicara sejenak
detik pun tak berani untuk beranjak
jika kanal menghampirinya
kuizinkan dia ikuti lajunya
tinggalkan semu yang bersenyawa
biarkan rasanya menguap entah kemana
tersandar sudah kenangan yang tak pernah terjadi
dia yang ajarkanku akan sunyi
kini tak pernah mau, sentuh jiwa ini
terlepas sudah sayap indahnya yang pernah singgahi hati
(setelah udah lama banget gak nulis puisi, mencari tumpuan baru, namun tetap kembali disatu sosok)
-bandung 6512 20.23