Kesederhanaan akan Kata-kata

Seorang Guruku yang sudah menulis belasan buku dan tercetak berulang-ulang di indo dan luar negeri selalu mengingatkanku akan, "Kesederhanaan kata-kata" ( yang aku selalu luput ), . . . Bagi penulis setelah adanya idea cerita maka berikutnya adalah pengeditan ( pengunaan ) kata-kata yang sederhana untuk menampung idea yang begitu besar dan agung...

Membuat kata-kata sederhana yang dapat menampung idea yang begitu besar adalah tantangan setiap penulis untuk memudahkan pembaca awam sekalipun menerima idea dan inspirasinya... menggunakan kata-kata rumit dan tinggi mungkin menarik tapi hampir sebagian besar masyarakat umum, ( yang berpendidikan tidak terlalu tinggi ) tidak akan mampu mencernanya sehingga menganggapnya membosankan atau tidak berharga untuk di baca. . .

Kesederhanaan kata-kata untuk menampung idea yang begitu besar selalu menjadi tantangan. . . ( setidaknya untukku... )

Buku-buku bagus dan menarik rata-rata memakai kata-kata yang sangat umum dan bahkan dapat dimengerti oleh orang-orang yang baru saja tamat dari membaca yang baik dan benar. . . namun membawa idea yang sangat mendalam... kata-kata tinggi dan indah yang menarik masuk kedalam golongan sastra yang mungkin jumlah pembacanya tidak sebesar pembaca awam...


Begitulah menurut diriku semua ini mudah dikatakan namun susah untuk dilaksanakan.... termasuk diriku sendiri

( anggap saja aku sedang berbicara pada diriku sendiri.... )

...
kata-kata sederhana eh... (gaze)

saya nggak pernah lulus dari sana --"

bisa kata2 sederhana,
tapi artinya jadi ga dalam..

cuma ya harus nrimo kalau banyak yang nggak ngerti --"

bener2 tantangan besar..

bener emg sih klo kita ngebuat satu karya kita harus mencoba mlihat dari sudut pandang si pembaca...gak selalu ngliat dari sudut pandang kita sndri sbg penulis. ini bakalan mngarahkan emosi kita saat mnulis. bgmanapun karya itu adalah seni yg kita persembahkan bwt org lain, bkn bwt diri kita sndri...

ada kutipan klise di kung fu hustle : "Kekuatan yg besar membutuhkan tgg jawab yg besar" jd bagi kita para pencipta karya seni, kita pny tgg jwb yg besar utk mmberikan ilmu ke masyarakat luas...krena itu kdng kita harus mlepaskan ego kita sndri dlm mnulis...dan lebih mempersembahkan tulisan kita ke masyarakat luas...

bgtu bkn, tamu eh... bg aksara??? bgtu bkn?

Huhu,
nah itu dia yang sulit Kak...
melihat dari sudut pandang pembaca

kita harus posisikan diri kita jadi mereka yang,
misalnya, cuma lulusan SD..
tapi doyan baca,
gimana caranya ya..

kalimat SPOK sederhana

Ibu memasak ikan di dapur

nah yap,
kalimat kayak gitu ._.

ngebosenin dong kalo gitu..

banget --"
tapi kan dari pandangan pembaca kayak gitu ya mau gimana lagi?

ga bisa aku nulis kalo kayak gitu..

saya angkat tangan ._.
mending nggak terbit sekalian

sumpah ya......susah bgt ci nulis pake bhasa yg berat2 kaya kalian...aku aku nich kurang kaya pilihan kata ato gimana y????? susssaaaaaaahhhhh minta ampun menggambarkan sesuatu dengan mengibaratkan sesuatu........



bingung g apa posting ku hahahhaha

caranya satu:
Baca, baca, baca, baca, baca... mendem di tumpukan buku nggak nulis-nulis (plak)

Pemilihan kata kita sih akan semakin bertambah kalau kita banyak baca buku dan sering uji coba kata

setuju sama rui..


kita sama2 belajar kok kak,
bahasa itu ga perlu berat2 sebenarnya,
cuma tau aja milih2 mana yang paling bagus,
misalnya : jika, andai, bila, kalau...
kadang2 ada kata2 tertentu lebih cantik dimasukin ke kalimat dibanding yang lain,
walau pun sebenarnya artinya sama.

ga harus bahasa yg berat2 kok, kakak..

cuma aku dan Sagi kepleset kejauhan sialnya --"

kepeleset kenapa?

kepleset karena kebayakan mainin kata
nggak bisa bikin dengan kata-kata sederhana dan menyesuaikan dengan pembaca

diingatkan pada hal suram..
huhuhuhu

kayaknya ini masih fresh di halaman sebelah deh --"

hahahhahha iya kalian berdua parah bgt kerenya..... pengen bisa kaya kalian tp kok malah aku yg bingung sndri aduuuuuhhhh

nah itu.
malah yang kayak kami ini sekali pun bisa nembus meja redaksi, belum tentu bisa kejual --"