SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 (Cerpen) Sang Penulis

Go down 
+7
Eza
khole
quirelzequip
ipink
Admin
rivaltirani
tukangtidur
11 posters
PengirimMessage
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyMon 3 May 2010 - 10:14

Biar forum ini makin rame, nih gue kirim cerpen terbaru gue. Mohon dikomentari ya :flower:
________________________
Sang Penulis

Penulis itu mencopot kedua tangannya dan dibuang ke tempat sampah. Kedua tangannya menggelepar sebentar lantas diam seperti tangan orang pingsan.

Ia mencopot kedua tangannya begitu saja. Tidak dengan pisau dan semacamnya. Tak ada darah yang membuncah dan semacamnya. Tak ada luka yang menganga dan semacamnya. Ia memperlakukan tubuhnya seperti lego yang dapat dicopot dan dibuang semaunya.

Ada kegetiran yang begitu abstrak, yang tak bisa ia katakan, dan ia mengerti bahwa sejak dahulu kata-kata memang tidak pernah bisa diandalkan untuk menjelaskan segala hal. Kata-kata hanyalah sebuah usaha untuk mendekati kebenaran, tapi selalu berhenti di titik hampir. Ia mengerti sekali akan hal itu.

Ia sudah bertahun-tahun menjadi penulis. Setiap detik ia selalu bergumul dengan kata-kata yang tidak pernah setia: menemukannya, mendedahnya, membongkarnya, dan meragukannya. Itu sebabnya ia tidak tahu mesti berkata apa ketika menyaksikan kedua tangannya teronggok di tempat sampah. Seperti kesedihan tapi bukan itu, seperti kebahagiaan tapi itu pun masih kurang tepat. Entahlah. Ia hanya bisa diam, dan ia merasa betapa diam ternyata masih lebih baik dari segala macam kata yang pernah manusia ciptakan. Alasan mengapa ia membuang kedua tangannya ke tempat sampah cukup sederhana: ia tidak ingin menulis lagi.

Sebenarnya sudah lama sekali ia ingin berhenti menulis. Pena dan kertas telah ia buang, laptopnya telah ia hibahkan kepada kekasihnya yang gemar berkata-kata kotor, dan buku-buku yang sekiranya dapat membangkitkan gairah menulisnya sudah ia bakar di halaman belakang dengan menggunakan beberapa batang korek api dan setengah liter minyak tanah. Tidak lupa, hampir setiap malam ia juga selalu memohon kepada Tuhan yang selama ini sering ia khianati, agar bakat menulisnya segera dicabut sampai ke akar-akarnya. Dan, hasilnya adalah setiap malam ia harus menderita sakit kepala.

Ia kesal karena seluruh usahanya selalu gagal. Ia masih tetap terus menulis. Ia menulis di pintu kulkas, di layar telepon genggam, di bak kamar mandi, di bantal, di cermin, di lipatan baju, di kalender, di meja makan, di sepatu, di kantung celana, di permukaan piring, dan di kaca jendela yang jarang sekali terbuka. Bahkan ketika sedang tertidur pun ia masih mampu menyelesaikan dua buah cerita pendek di selimut tebal tempat ia biasa bersembunyi dari dinginnya malam. Ia juga tidak tahu mengapa semua itu bisa terjadi. Ia tidak mengerti mengapa ia masih terus saja menulis. Karena bingung mesti berbuat apa lagi, sedangkan aktifitas menulisnya tidak juga kunjung berhenti, tanpa pikir panjang lagi ia langsung mencopot kedua tangannya untuk kemudian dibuang ke tempat sampah.

Ia berhenti menulis karena ia merasa menulis adalah perbuatan yang percuma. Ia sudah menulis ribuan puisi, ratusan cerita pendek, dan puluhan novel. Belum lagi ditambah dengan beberapa artikel dan essai yang pernah dimuat di beberapa majalah dan surat kabar nasional. Banyak orang yang kemudian mengidolakannya, memborong semua karya-karyanya, bahkan ada yang sampai tergila-gila begitu rupa kepadanya. Ia memang hanya penulis, namun popularitasnya sudah hampir sama dengan para selebritas nasional. Setiap kali ia meluncurkan buku baru, berbagai jenis manusia dari berbagai jenis penjuru berbondong-bondong memadati ruangan acara itu. Bisa dipastikan betapa ia akan merasakan letih yang amat luar biasa karena mau tidak mau ia harus menandatangani setiap buku yang dibeli oleh penggemar fanatiknya yang jumlahnya banyak itu. Semula ia memang jumawa dengan semua itu. Namun, akhirnya ia sadar, bahwa ternyata semua itu adalah percuma.

Semua itu bermula dari pertanyaan sederhana yang terlontar dari mulut seorang gadis pada saat acara peluncuran bukunya sedang berlangsung: apa artinya menulis jika tulisan kita tidak mampu mengubah apa pun? Pertanyaan sederhana itu ia jawab dengan lancar. Menulis adalah semacam katarsis, yang dapat membebaskan kita dari kejumudan. Ia juga mengatakan bahwa seorang penulis bukanlah nabi, yang disuruh Tuhan untuk mengubah suatu kaum. Tugas seorang penulis bukanlah untuk mengubah keadaan, melainkan hanya ingin mengabarkan tentang segala hal yang sedang terjadi di depan mata kita secara apa adanya. Semua yang hadir dalam acara itu mengangguk-angguk, merasa takjub, untuk kemudian bertepuk tangan bersama-sama.

Tidak ada yang tahu bahwa sesampainya ia di rumah, ketika ingin beranjak tidur, pertanyaan itu masih terus membututinya: apa artinya menulis jika tulisan kita tidak mampu mengubah apa pun? Keesokan harinya pertanyaan itu kembali terngiang di benaknya. Di hari-hari berikutnya pun demikian. Sampai akhirnya penulis itu lelah, dan mulai merasa gelisah.

Apa artinya menulis jika tulisan kita tidak mampu mengubah apa pun?

Penulis itu gelisah bukan kepalang. Semula ia tidak peduli dengan pertanyaan sepele itu. Semula ia menganggap bahwa tugas seorang penulis ya hanya menulis saja. Titik. Tidak lebih dari itu. Tapi, entah kenapa, akhirnya ia sepakat bahwa ternyata dirinya adalah seorang penulis yang tiada berguna.

Ia sudah banyak menerbitkan buku, tapi ia sama sekali belum bisa mengubah apa pun. Sebenarnya ia juga tidak tahu apa yang mesti diubah, tapi ia sadar bahwa keadaan memang masih tetap begini-begini saja. Tidak ada yang berubah. Ia sering mengangkat tema tentang kemiskinan dalam setiap cerpen-cerpennya, tapi sampai sekarang kemiskinan itu masih ada dan tak pernah berubah. Ia sering mengangkat tema tentang kerusakan alam di setiap sajak-sajaknya, tapi sampai sekarang masih banyak saja orang-orang yang tidak peduli dengan alam, malah lebih parah dari sebelumnya. Ia juga sering mengangkat tema tentang kemunafikan manusia di setiap novel-novelnya, tapi hingga detik ini kemunafikan itu belum juga hilang.

Begitulah. Akhirnya penulis itu memutuskan untuk berhenti menulis dan membuang kedua tangannya ke tempat sampah.

“Selesai sudah,” gumam penulis itu sambil menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Lebih baik tidak usah menulis sama sekali, ujarnya dalam hati, dari pada menulis tapi tidak pernah dihiraukan sama sekali.

Tidak lama kemudian, penulis itu tertidur.
***

Penulis itu terbangun dan terkejut bukan main. Ia melihat dinding kamarnya sudah dipenuhi dengan tulisan. Begitu pula dengan lemari baju, permukaan piring, sepatu, sampai atap rumahnya pun telah dipenuhi tulisan. Ada yang berupa puisi, cerita pendek, fiksimini, pantun, haiku, dan ada pula yang hanya berupa sekumpulan kata-kata yang tersusun secara acak tanpa bisa diketahui apa maknanya. Penulis itu kembali menderita sakit kepala. Ia tidak tahu kalau pada akhirnya akan menjadi sesulit ini.

“Lebih baik aku mati saja!” ujarnya sambil bangkit dari rebahnya, berjalan mendekati lemari pakaiannya yang tertutup, dan susah payah menarik pintu lemari itu dengan gigi depannya.

Di dalam lemari itu tampak sebuah pistol yang mengilat. Ia tersenyum. Ya, lebih baik aku mati saja, ujarnya dalam hati.

Namun, seketika itu pula ia terdiam. Ia tidak tahu bagaimana cara menembakan pistol ke dalam mulutnya. Sebab, ia baru ingat, kedua tangannya telah berada di dalam tempat sampah!
Selesai
Depok, 2009- Maret 2010
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
rivaltirani
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 1
Points : 1
Reputation : 0
Join date : 03.05.10

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyMon 3 May 2010 - 11:04

pertamax gan,,,,nice share.... :afro: :afro: :afro: :afro:
Kembali Ke Atas Go down
Admin
Admin
Admin


Jumlah posting : 107
Points : 138
Reputation : 5
Join date : 10.11.09
Age : 42
Lokasi : Depok

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyMon 3 May 2010 - 11:08

rivaltirani wrote:
pertamax gan,,,,nice share.... :afro: :afro: :afro: :afro:
Hahaha! Selamat gan, anda mendapat pertamax! Btw, kayaknya akan lebih indah kalo ente memperkenalkan diri dulu di sub forum saling sapa dan perkenalan. Biar makin asoy gitu, biar kesannya udah ramai Very Happy Very Happy
Kembali Ke Atas Go down
http://sindikatpenulis.blogspot.com
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyMon 3 May 2010 - 11:26

rivaltirani wrote:
pertamax gan,,,,nice share.... :afro: :afro: :afro: :afro:
Hehehe... tengkyu rival! Salam buat wiji tukul! Razz Razz
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
ipink
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 31
Points : 32
Reputation : 1
Join date : 03.05.10

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyTue 4 May 2010 - 15:37

maka, jangan jadi penulis yang menerjemahkan kata sebagai katarsis. lebih bermakna jika kata adalah katalisator. mendorong dan memantik.

penulis akan kehilangan identitas, bila tangannya adalah tangan sampah! yang tempatnya memang di tempat sampah!

namun, endingnya cukup mengejutkan. sumpah!
hanya saja, jika makna cerpen di atas adalah sebuah kemelut, maka ini adalah kemelut tanpa ending. kecuali dan hanya jika, sang penulis mau menemuiku dan memintaku untuk menembaknya dengan upeti 1 M.

akhir kata, wakakakakakak...........!! Top Top Top
Kembali Ke Atas Go down
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyTue 4 May 2010 - 16:03

ipink wrote:
maka, jangan jadi penulis yang menerjemahkan kata sebagai katarsis. lebih bermakna jika kata adalah katalisator. mendorong dan memantik.

penulis akan kehilangan identitas, bila tangannya adalah tangan sampah! yang tempatnya memang di tempat sampah!

namun, endingnya cukup mengejutkan. sumpah!
hanya saja, jika makna cerpen di atas adalah sebuah kemelut, maka ini adalah kemelut tanpa ending. kecuali dan hanya jika, sang penulis mau menemuiku dan memintaku untuk menembaknya dengan upeti 1 M.

akhir kata, wakakakakakak...........!! Top Top Top
Jujur Om, gue ngeliat kalo Om ini orangnya sangat optimis dan positif banget. Kebanyakan cerpen2 dan puisi2 gue kayak gini Om, sok murung, sok paling nggak berguna, sok stres, padahal mah emang stress beneran. Hihihi...

Untuk masalah ending, gue emang suka sama ending yang mengejutkan. Hampir semua cerpen2 gue selalu berakhir mengejutkan.

Tapi, ya gue setuju banget, bahwa menulis itu jgn cuma dijadiin katarsis aja, tapi sebagai katalisator! Gue pegang kata-kata ini Om. Thanx banget!

Top
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
ipink
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 31
Points : 32
Reputation : 1
Join date : 03.05.10

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyWed 5 May 2010 - 9:31

tukangtidur wrote:
ipink wrote:
maka, jangan jadi penulis yang menerjemahkan kata sebagai katarsis. lebih bermakna jika kata adalah katalisator. mendorong dan memantik.

penulis akan kehilangan identitas, bila tangannya adalah tangan sampah! yang tempatnya memang di tempat sampah!

namun, endingnya cukup mengejutkan. sumpah!
hanya saja, jika makna cerpen di atas adalah sebuah kemelut, maka ini adalah kemelut tanpa ending. kecuali dan hanya jika, sang penulis mau menemuiku dan memintaku untuk menembaknya dengan upeti 1 M.

akhir kata, wakakakakakak...........!! Top Top Top
Jujur Om, gue ngeliat kalo Om ini orangnya sangat optimis dan positif banget. Kebanyakan cerpen2 dan puisi2 gue kayak gini Om, sok murung, sok paling nggak berguna, sok stres, padahal mah emang stress beneran. Hihihi...

Untuk masalah ending, gue emang suka sama ending yang mengejutkan. Hampir semua cerpen2 gue selalu berakhir mengejutkan.

Tapi, ya gue setuju banget, bahwa menulis itu jgn cuma dijadiin katarsis aja, tapi sebagai katalisator! Gue pegang kata-kata ini Om. Thanx banget!

Top

keknya terpengaruh ma latar gue kali.....
dan tentunya, hasil perenungan sepanjang hayat tentang kehidupan,
bahwa: detik ini kita bernapas, detik ini pula kita bermakna!

kalau memang style lu kek begono, ya dilanjut aje! setiap orang punya style masing2, hanya tinggal bagaimana membuat style kita mempunyai daya guna, daya beda, dan daya kejut! (listrik kaleee......!!). untuk yang terakhir, lu dah punya. tinggal dua sisanya, okey.....!! (sok pintar ngritik mode on*).

hehehehe......tuh di atas, oran belon punya buku, ngritik nyang dah punya buku! gak pantes amat yak....??? Muka Ijo
Kembali Ke Atas Go down
quirelzequip
Pendatang Baru
Pendatang Baru
quirelzequip


Jumlah posting : 14
Points : 17
Reputation : 1
Join date : 14.10.10
Age : 36
Lokasi : bekasi

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyThu 14 Oct 2010 - 15:01

waw.... Shocked Shocked
Kembali Ke Atas Go down
khole
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 1
Points : 1
Reputation : 0
Join date : 14.04.11

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyThu 14 Apr 2011 - 12:01

Top
Kembali Ke Atas Go down
Eza
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 9
Points : 15
Reputation : 0
Join date : 14.04.11
Lokasi : Pariaman

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyFri 15 Apr 2011 - 20:37

mencari waw, cerpen yang diluar dugaan. Mantap! Aku suka! Top
Kembali Ke Atas Go down
peacemaker_creator
Pendatang Baru
Pendatang Baru
peacemaker_creator


Jumlah posting : 12
Points : 18
Reputation : 0
Join date : 28.06.11
Age : 30
Lokasi : medan

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyTue 28 Jun 2011 - 17:02

muntaaaaaaaaaaaaaaaaap....................................
keren ...
Kembali Ke Atas Go down
lauren pragina
Pendatang Baru
Pendatang Baru
lauren pragina


Jumlah posting : 8
Points : 19
Reputation : 3
Join date : 29.06.11
Age : 30
Lokasi : Batam

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: sang penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyWed 29 Jun 2011 - 20:20

KEEERREEENNN..
Top
Smile
Kembali Ke Atas Go down
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyFri 22 Jul 2011 - 11:07

Oh iya, buat-teman sekalian, cerpen daku di atas telah dimuat di koran Tempo pada tanggal 17 April 2011 dengan nama pena daku yaitu: Noor H. Dee Smile

Ayo buat teman-teman di sindikat penulis, buktikan kalau kita bisa menembus media/koran nasional!

Tukangtidur alias Noor H. Dee Smile
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
Silananda
Pendatang Baru
Pendatang Baru
Silananda


Jumlah posting : 44
Points : 49
Reputation : 3
Join date : 28.11.11
Age : 35
Lokasi : Malang

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyMon 28 Nov 2011 - 10:55

mantaaaaaap... udah pernah baca ini di korannya langsung, Bos.. hehe licik

kereeeeeeen wow
Kembali Ke Atas Go down
tukangtidur
Penulis Senior
Penulis Senior
tukangtidur


Jumlah posting : 831
Points : 988
Reputation : 19
Join date : 30.04.10
Age : 42
Lokasi : Depok

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptyMon 28 Nov 2011 - 11:00

Tengkyu, Sila! Wah elu udah baca versi korannya ya? Sama, gue juga udah baca (lho?)
What a Face
Kembali Ke Atas Go down
http://zonakosong.tk
lika
Penulis Muda
Penulis Muda
lika


Jumlah posting : 203
Points : 217
Reputation : 4
Join date : 16.02.12

(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis EmptySat 18 Feb 2012 - 16:39

keren... kdng yg kemuat ke media, cerita y dalem bngt, kdng sulit dimengerti (mnurut aku, atau aku y yg gk ngeh ngupil ) tp cerita y menarik gmana gitu goda
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





(Cerpen) Sang Penulis Empty
PostSubyek: Re: (Cerpen) Sang Penulis   (Cerpen) Sang Penulis Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
(Cerpen) Sang Penulis
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» penulis Indonesia VS penulis Luar negeri
» Pesta sang Iblis
» Malamnya Sang Pemimpi
» Apa Mimpimu Penulis?
» Penulis yang Jatuh

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: