SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Bagus gak???

Go down 
2 posters
PengirimMessage
veronica
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 1
Points : 3
Reputation : 0
Join date : 21.04.11
Age : 29
Lokasi : surabaya

Bagus gak??? Empty
PostSubyek: Bagus gak???   Bagus gak??? EmptyThu 21 Apr 2011 - 18:21

“Tak Terganti”
Hujan rintik sore ini tak membuatku berhenti untuk menatapnya, dia yang telah mencuri hatiku selama ini. Ia adalah Ray,pria keturunan Tionghoa ini telah menyita perhatianku semenjak duduk di bangku kelas 1 SMA. Tak kusangka dialah yang akan mewarnai hari-hariku. Ia yang telah merebut hatiku selama ini. Cerita ini berawal dari sahabatku yang sejak kecil selalu setia bersamaku,sebut saja dia Fani, nama panggilan yang ku berikan untuknya.
Fani adalah cewek yang setia, termasuk dengan sahabat-sahabatnya, ia mendahuluiku. Ia sudah mendapat pasangan yang mengisi hari-harinya terlebidahulu ketimbang aku. Sebut saja nama pacarnya Kenneth, yang sekolah di sekolah putra yang berlokasi di belakang sekolah ku. Aku dan Fani satu sekolah, sekolah tempat kami ini sekolah khusus putri dan sekolah Kenneth, khusus putra.
Hubungan Fani dan Kenneth sudah terjalin cukup lama, enam bulan. Sedangkan aku??? Sering terbayang-bayang memiliki kekasih. Dari seringnya Kenneth menjempu Fani di sekolahnya, sering juga aku mendapat tumpangan. Ya itung-itung menghemat uang saku. Hehehe... Dari mobil Kenneth inilah perjalanan cintaku dan Ray di mulai. Ia adalah sepupu Kenneth, anak dari adik ayahnya Ken.
Tak jarang kami hang-out bareng, hampir setiap sabtu sepulang sekolah. Sejak saat itu aku merasa ada rasa yang berbeda mengganjal di hatiku, rasa yang tak pernah ku dapatkan dari orang-orang lain, rasa ini hanya kudapat dari keluargaku dan Fani saja. Bahkan mungkin lebih.
Ku pikir perasaan itu hadir karena aku menganggap dia seperti kakakku sendiri. Tapi ketika aku dekat dengannya aku merasakan dentuman-dentuman lain dalam hatiku. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta??? Apakah saat ini aku sedang merasakannya??? Sisi hatiku yang lain pun ikut memberi pendapat. Mana mungkin, paling hanya karena kamu sering pergi ama dia. Lagipula dia juga gak mungkin suka sama kamu...
Setiap hari Hpku pun tak pernah sepi, tiada hari tanpa namanya muncul di layar Hpku. Mulai dari ‘Ray calling...’ sampai ‘new message from Ray’. Hari demi hari selalu tak lupa getr hpku menunjukkan sms dari Ray. Mulai dari ucapan ‘Met pagi’, ‘Lagi apa’, sampa uacapat ‘met malem,met tidur’...
Menurut Fani sih Ray biasa aja gak ada menarik-menariknya,tapi menurutku. Ray menarik, entah apa yang membuat aku tertarik padanya, tapi itulah kenyataan yang ada. Aku jatuh cinta padanya. Ternyata cintaku pun tak bertepuk sebelah tangan. Dia merasakan hal yang sama denganku.
Teringat jelas saat itu gerimis dan langit yang berwarna keabu-abuan menjadi latar belakang dan saksi bisu awal perjalanan cinta kami. Ray menyatakan perasaannya kepadaku, hatiku berdegup kencang, tak kusangka hari itu akan menjadi hari dimana aku memulai melukis dan menghias kanvas yang ada dihatiku bersama Ray. Aku sangat ingat hari itu hari Senin,11Februari2006 di belakang sekolah kami.
Berjuta kenangan,pahit, manisnya hidup pun sudah kami jalani bersama. Bahkan hubungan kami berlanjur hingga 16bulan lamanya. Tapi rasa bosan mulai muncul, hubungan kami sudah diujung tanduk, aku pun memutuskan menyudahi hubunganku dan Ray. Tapi, ternyata sebuah pilihan yang salah besar. Kami tak dapat melupakan kenangan-kenangan yang telah kami lewati bersama. Saling menjelek-jelekkan satu sama lain pun kami lakukan agar kami bisa saling membenci. Tapi semakin aku melakukan itu semakin ku teringat kenangan-kenangan manis-pahit kami. Aku pun memilih mencariseseorang sebagai tempat pelarianku, tapi yang kudapat malah saki hati untuk kesekian kalinya.
Hubunganku dan Ray pun tidak membaik, malah semakin buruk, kami tak pernah saling sapa satu sama lain.Ray pun sudah bergonta-ganti pacar dan kupikir dia sudah bahagia degan pilihannya. Aku pun kian lama seiring waktu berjalan bisa melupakan Ray yang telah mengisi hatiku hampir 2 tahun itu. Aku mulai belajar memperbaiki hidupku. Aku mencoba membuka hatiku untuk orang lain dan ternyata berhasil.
Kami pun sudah duduk di bangku perguruan tinggi. Tapi sayang aku dan Fani tidak kuliah di universitas yang sama. Aku dan Ray sama-sama memilih jurusan teknik kimia bahkan di satu universitas swasta yang sama. Disana aku pun menemukan pengganti sementara Ray, Doni. Dia seniorku di kampus. Tapi sayangnya hubungan kami hanya seumur jagung tak sampai 2 bulan hubungan kami pun berakhir. Dia mempermasalahkan agamaku. Aku seorang katolik dan dia seorang kristen, menurutku semua agama sama,tapi tidak menurutnya.
Awal aku jadian dengan Doni, Ray pun mendapat pengganti baru yang menempati hatinya tuk kesekian kali, namanya Lena. Gadis berparas polos dan hobby olahraga inilah yang mengisi hari-hari Ray belakangan. Hubungan mereka bertahan jauh lebih lam dari hubungan ku dengan Doni.
Aku pun mulai kecewa, aku mencari pelarian selanjutnya, Mike. Dia benar-benar mengalihkan ku saat itu, ia seorang yang rajin melayani di gereja, dia baik, tak pantang menyerah dan kupikir dia lebih dewasa dariku. Tiga bulan kami menjalani masa PDKT. Akhirnya dia pun menyatakan sesuatu hal padaku. Bahwa dia jatuh cinta padaku. Aku pun senang, kupikir dia memeng benar-benar yang terakhir untukku, tapi tak seperti yang ku bayangkan. Hubungan kami hanya berjalan dua bulen lebih sehari. Mengenaskan.
Aku pun menyerah, aku sadar bahwa laki-laki terbaik yang mengisi hidupku hanyalah Ray, bodohnya aku melepaskan dia dulu. Ray pun masih tetap awet dengan Leni, tapi hubungan mereka kandas karena masalah sepele. Entah kenapa Ray pun menceritakan semua yang terjadi padaku. Sejak saat itu, aku menjadi akrab kembali dengan Ray, aku merasa, bunga-bunga di hatiku bermekaran kembali, bunga-bunga yang sempat layu dan pupus itu berkembang kembali.
Tapi semua terlambat. Sebuah trauma telah mebekas di hati Ray. Ia hanya menganggapku sebagai adiknya, tidak lebih. “Ray, apakah tak ada harapan hubungan kita yang dulu kembali lagi?”, tanyaku sedikit emosi.
“Tidak Lau, maaf”,jawabnya diujung telepon sana. Saat itu aku pun tak bisa menahan butiran-butiran hangat yang meleleh di pelupuk mataku. Sakit rasanya mendengar hal itu. Ray pun segera sadar bahawa aku diam bukan karena tak mau menjawab, tapi karena tak mampu untuk berkata apa-apa. “Lau, maafkan aku..”.suaranya terdengar tulus dan pelan seakan-akan tak tega, tapi itu tetap benar-benar menusukku.
“Tapi dulu ketika kita putus kamu bilang, kalau memang aku ingin hubungan kita seperti dulu aku saja yang memintamu, bukan kamu yang memintaku.”, desakku.
“Ya Lau, tapi itu dulu, sekaranng sudah terlambat, kamu tahu, setahun aku menunggumu dan masih mengharapkanmu kembali. Sekarang sudah tak bisa Lau.”, jawab Ray dengan sedikit keras dan emosinya pun terdengar.
“Bohong, selama ini hatimu sudah terisi oleh bayak wanita kan.!”,
“Siapa??? Kamu gak tau Lau, gak sadar kamu, 1 tahun aku belajar melupakanmu. Sekarang aku berhasil dan aku hanya menganggapmu seperti saudaraku Lau. Kau sudah seperti adikku.”, nadanya merendah.
“Maaf Ray. Aku tak bisa melupakanmu.” , kata-kata itu meluncur berbarengan dengan air mataku yang tak mau berhenti. Dari situ aku sadar bahwa aku hanya mencintai Ray dan tak ada yang lain. Hari demi hari tetap kami lewati bersama.
Kami tetap menjadi sahabat, yang selalu dan saling setia satu sama lain. Mungkin karena saking akrabnya kami berdua banyak orang mengira kami kembali menjadi sepasang kekasih seperti semasa SMA kami, tapi itu hanya sebatas harapan kosongku yang sedikit demi sedikit harus perlahan-lahan kubuang dan kuhindari.Tapi penantianku dan kesabaranku menghasilkan buah yang sangat-sangat manis. Penantian panjangku tak hanya berakhir menjadi seorang sahabat Ray.
Saat ini kami sudah sama-sama menginjak semester 6 di universitas yang menjadi saksi bisu dimana tempat ini tahu betapa pahit manisnya perjalanan cinta kami ini. Siang itu sedikit mendung dan berhiaskan hujan rintik, hujan rintik-rintik selalu mengingatkanku pada Ray. Sering sekali kami pergi ditemani rintik-rintik hujan seperti ini. Hujan tak membuat hatiku membeku pada Ray, tapi semakin meleleh berbarengan dengan tetes-tetes hujan yang membasahi tubuh kami. Hujan hanya membuat beku tubuhku,tapi tidak dengan hatiku.
Kehangatan dalam dekapannya selalu ingin membuat air mataku meleleh, entah kenapa aku juga tak mengerti, tapi itulah kenyataannya. Siang yang berhiaskan hujan rintik inilah yang akan menjadi saksi bisu terulangnya kisah kami, bahkan terajutnya kembali keabadian cinta di hati kami.
“Lau,aku mau ngomong sama kamu.”, Ray menghangatkan suasana yang dingin itu dengan mengawali pembicaraan.
“Ngomong aja Ray, ngomong aja lho, tiap hari kita juga ngomong kali...”
“Serius, Lau.”
“Aku juga serius, sayang”, tawa kecil menghias kedu bibir kami ketika kata-kata itu meluncur. Kami sudah biasa dengan panggilan itu, meski orang bilang tak lazim tapi peduli setan deh.
“Kamu mau gak memulai membuka kanvas hatimu yang mungkin sudah terisi 1/4nya, untuk kita selesaikan bersama?”,
“Maksudnya???emang kamu bisa gambar Ray?”, aku tetawa, tiba-tiba tangan Ray melingkari pundakku mendekapku begitu erat, perasaan yang dulu mulai terpendam kini menyeruak kembali ‘aku yakin kamu tahu isi hatiku Ray’ kataku dalam hati.
Tanpa sebuah jawaban aku menatap Ray tanpa bisa berkata-kata lagi. Mata itu tulus,indah, dan mata itu adalah pemilik hatiku selama ini. Meski aku tak menjawab pertanyaan Ray, aku tau Ray pasti tahu apa jawabanku hanya dari pandangan mata kami. Inilah akhir dari cinta abadi yang terpendam selama empat tahun ini. Berawal dari sebuah kesabaran dan berakhir dengan sebuah keabadian cinta.
[quote]
Kembali Ke Atas Go down
Eza
Pendatang Baru
Pendatang Baru



Jumlah posting : 9
Points : 15
Reputation : 0
Join date : 14.04.11
Lokasi : Pariaman

Bagus gak??? Empty
PostSubyek: Re: Bagus gak???   Bagus gak??? EmptyMon 25 Apr 2011 - 17:36

Waw, kayak curhat Elus
Kembali Ke Atas Go down
 
Bagus gak???
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» bagus gak bagus yang penting coret~
» Blajar Nuliz
» gadis di bawah hujan
» "Catatan Terakhir Gilang" (cerpen_)
» Puisiku ( gak bagus" amat )

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: