SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Cerpen : Marital Law

Go down 
PengirimMessage
Andri
Penulis Muda
Penulis Muda
Andri


Jumlah posting : 264
Points : 311
Reputation : 13
Join date : 19.02.12
Lokasi : Sewer Speedway

Cerpen : Marital Law Empty
PostSubyek: Cerpen : Marital Law   Cerpen : Marital Law EmptyFri 28 Jun 2013 - 14:16

Lama gak kirim cerpen ke sini Very Happy

Martial Law


Malam yang berlarut dalam kegelapan membuatnya semakin mencekam. Suasana yang ramai berubah menjadi keheningan. Seorang lelaki berdiri di tengah kegelapan itu, meyakinkan dirinya sendiri jika ini hanyalah sebuah mimpi.

Ya, ini pasti mimpi!!

Kakinya melangkah menuju kegelapan yang lainnya. Matanya bergerak melihat keadaan yang sama gelapnya seperti yang ia rasakan. Kesakitan pada kedua kakinya tidak membuat keingintahuannya berhenti sampai disana saja, terus melangkah dan terus tanpa henti.

Sesekali ia mendesah dan berteriak keras karena kesakitan yang menderanya. Jalanan yang terkoyak dan berubah seperti menjadi reruntuhan ini benar-benar membuatnya tersiksa, membuatnya mendesah dan berteriak lebih keras lagi.

Kakinya berdarah-darah, mengucur kental dari semua luka yang berada pada kakinya. Celananya yang koyakpun tak dapat menahan derasnya aliran darah yang kental itu. Mengucur terus sampai ke tanah, membuatnya menjadi bau amis.

Sekali lagi dia berjalan menuju kegelapan yang lain, entah sudah berapa puluh orang yang hampir saja dia injak. Tapi dia masih terus bersikeras jika itu adalah mimpi.

Ya, ini pasti mimpi!!

Biarpun... kesakitan ini benar-benar bisa dirasakan...

...

Lelaki itu segera mendekati salah seorang yang terlihat sedang berbaring tidur. Ya, siluetnya memang seperti itu. Tapi terlihat semakin mengerikan saat sosok aslinya keluar.

Salah satu dari mereka, salah satu dari orang-orang yang sudah banyak daritadi dilewatinya.

Salah satu tangannya tidak ada, membuatnya tampak sangat mengerikan. Wajahnya hancur, pakaiannya terkoyak hancur dengan sebuah senjata yang berada di sampingnya. Darah yang berada dimana-mana itu seolah meyakinkan lelaki itu jika semua ini bukan mimpi, membuatnya terguncang dan jantungnya mulai berdetak kencang. Sekali lagi dia melihat seseorang yang terbaring itu. Atau mungkin lebih tepatnya sebuah mayat, mayat yang benar-benar dalam keadaan yang hancur.

Ini mimpi! Ini pasti sebuah mimpi!

Masih tak percaya dengan apa yang ia lihat, lelaki itu segera mencari siluet orang yang lain. Tapi semuanya sama. Hancur lebur, bahkan beberapa di antaranya hanyalah seonggok tubuh, sepotong kepala, atau malah tersisa seperti bangkai yang telah dimakan oleh banyak binatang.

Semuanya seperti itu, dan semakin membuat lelaki itu terguncang. Matanya terpejam keras sambil menahan rasa sakit pada kakinya. Ya, kakinya semakin berdarah-darah. Semakin sakit dan terus semakin sakit.

Sampai dia melihat ada bayangan seseorang yang bergerak dan berjalan di dekatnya.

”Hei!” lelaki berteriak memanggilnya, dan untunglah siluet itu tiba-tiba berhenti. Apakah dia bisa memberitahuku dan meyakinkanku jika ini semua mimpi? Tidak mungkin aku bisa mengalami kejadian yang mengerikan ini.

Dia mendekatinya dan sosoknya semakin jelas.

Terus semakin jelas..

...

Sampai terlihat jika dia mengenakan pakaian tentara Belanda. Orang asing itu berdiri sambil menggenggam sebuah senjata laras panjang, senjata yang dipakainya untuk membunuh banyak orang dari negara kami.

Lelaki itu hanya terpaku menatapnya saat orang asing itu menodongkan senjata itu tepat di depan mukanya. Terkesiap tak percaya akan apa yang dilihatnya.

Dan dengan teguhnya, lelaki itu masih meyakinkan dirinya bahwa ini adalah mimpi.

Ya, ini hanyalah mimpi!

Dan orang asing itu mulai menarik pelatuknya.

.....

Apakah lelaki itu hanya bermimpi?


Andri
Bandung, 11 Mei 2013
08:22 WIB

Inspirasi : Final Fantasy 4 OST – Cry in Sorrow
Kembali Ke Atas Go down
 
Cerpen : Marital Law
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» (cerpen) TOM
» Cerpen "24 Jam"
» (Cerpen) Bom
» CERPEN JUGA NIH"
» (Cerpen) Istriku

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: