| (Cerpen) Bom | |
|
|
Pengirim | Message |
---|
tukangtidur Penulis Senior
Jumlah posting : 831 Points : 988 Reputation : 19 Join date : 30.04.10 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: (Cerpen) Bom Mon 7 Nov 2011 - 10:46 | |
| Bom
Seharusnya setengah jam yang lalu tubuhku sudah meledak. Menjelma mayat dengan tubuh berserak. Namun secara tiba-tiba segumpal keraguan merasuk. Wajah cantik istriku yang sedang hamil tua terus membayang tak pernah lekang. Matanya yang sejernih telaga dan bibirnya yang semerah matahari senja, membuat diriku urung menekan picu bom yang bersemayam di dalam tas ranselku. Sekali saja picu bom ini kutekan, ledakan bukan hanya akan menghancurkan tubuhku, melainkan juga mampu membuat tempat ini luluh lantak.
Aku sudah mencoba menghimpun keberanian, merapal kembali ayat-ayat Tuhan, dan terus berusaha meyakinkan diriku sendiri betapa perbuatanku ini adalah perbuatan mulia yang akan melontarkan arwahku ke surga. Namun bayang-bayang wajah istriku sudah terlanjur meraja, sehingga aku tak mampu berlaku apa-apa.
Aku menenggak sebotol air mineral beberapa kali. Lampu berkerlap-kerlip. Musik berdentam-dentam. Asap rokok melayang-layang memenuhi segala ruang. Setengah jam berada di tempat ini, aku merasa seperti tersekap bertahun-tahun di dalam neraka yang dipenuhi iblis dan setan. Perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang bertebaran di mana-mana. Beberapa dari perempuan itu sempat mendekatiku. Menawarkan kehangatan. Menjanjikan kenikmatan. Namun dengan tegas aku menolak. Tujuanku berada di tempat ini bukan untuk melakukan persetubuhan liar, melainkan untuk memenuhi seruan Tuhan: menegakkan kebaikan, menghancurkan kemungkaran. Dan aku menganggap bahwa tempat ini adalah bagian dari kemungkaran yang sudah sepatutnya aku ledakkan.
Setengah jam sudah waktu berlalu, tapi tempat ini belum juga aku ledakkan.
Keyakinan yang semula mengental di dalam denyut nadiku secara perlahan memudar. Mengelupas lapis demi lapis sehingga yang tersisa hanyalah segumpal keraguan. Sial. Ini tidak boleh terjadi. Pintu surga tinggal sejengkal lagi. Para bidadari tentu sudah menanti. Uh. Mengapa jadi sulit begini padahal yang aku lakukan adalah sebuah kebenaran?
Sebuah kebenaran? Tiba-tiba aku teringat perkataan istriku, “Aku tidak setuju jika bom bunuh diri dijadikan sebagai bagian dari perjuangan untuk membela agama Tuhan.”
Saat itu kami sedang menonton berita di televisi. Sebuah bom berkekuatan besar meledak di depan kedutaan. Ledakan tersebut diduga merupakan tindakan bom bunuh diri.
“Itu bukan bunuh diri,” ujarku mencoba membantah, “itu adalah strategi perang.”
“Strategi perang kok bunuh diri. Itu mati konyol namanya.”
“Husss… kamu tidak boleh berkata seperti itu. Kamu boleh tidak sependapat, tapi kamu jangan sampai mencela begitu. Siapa tahu saja tindakan tersebut dilakukan dengan niat yang lurus.”
“Niat yang lurus harus ditindaklanjuti dengan perbuatan yang lurus pula. Ingat, niat yang semula baik bisa menjadi buruk jika perbuatannya pun buruk.”
“Iya, tapi buruk di mata kita tidak berarti buruk di mata Tuhan. Siapa tahu Tuhan menyukai tindakan seperti itu. Kita kan tidak pernah tahu.”
“Tuhan tidak mungkin plin-plan.”
“Maksudmu?”
“Iya, di dalam kitab suci, Tuhan telah mengatakan bahwa kita tidak boleh membunuh diri kita sendiri.”
“Tapi itu bukan bunuh diri.”
“Menempelkan bom di tubuh sendiri dan kemudian meledakkannya dengan tangan sendiri, apalagi namanya kalau bukan bunuh diri?”
“Itu strategi perang.”
“Itu bunuh diri.”
Saat itu aku tidak membantahnya lagi. Bukan karena aku merasa kalah, melainkan karena aku merasa betapa hal tersebut tidaklah baik untuk diperdebatkan sampai berlarut-larut. Biarlah istriku memiliki pemahaman seperti itu. Tidak selamanya pemahaman suami-istri harus selalu seiring sejalan, bukan? Lagi pula, aku pikir, untuk menerima bom bunuh diri sebagai bagian dari aksi perjuangan memang tidaklah mudah. Semula aku pun menolaknya. Namun lambat laun aku mulai memakluminya, untuk kemudian menerimanya, bahkan ingin sekali melakukannya. Tentu saja istriku tidak mengetahuinya.
Semua itu bermula dari rasa ingin tahu yang besar. Mengapa mereka rela meledakkan tubuhnya sendiri? Apa yang menyebabkan mereka berani berbuat seperti itu? Aku mulai mencari tahu. Membeli buku-buku yang membahas perihal tersebut, dan membacanya berkali-kali sampai aku mengerti. Mengujungi beberapa website yang mendukung aksi tersebut, mem-print beberapa artikel yang menurutku bagus, dan membacanya berkali-kali sampai aku mengerti. Sampai akhirnya aku pun jadi tahu bahwa mereka yang melakukan aksi peledakan itu adalah para pembela agama Tuhan. Berangkat dari situlah aku mulai menerima konsep perjuangan dengan meledakkan diri sendiri. Bahkan aku ingin sekali melakukannya. Aku ingin menjadi seorang pejuang agama Tuhan.
Begitulah. Hingga akhirnya aku berkenalan dengan sebuah kelompok yang memiliki pemahaman serupa. Secara berkala aku dan kelompok tersebut bertemu di suatu tempat yang tidak usah aku ceritakan. Di tempat itulah kami membuka-buka kitab suci, mempelajari ayat-ayat Tuhan, dan lebih sering berbagi kabar berita tentang beberapa kejadian di negeri ini maupun kejadian di belahan dunia lain. Kadang datang sebuah kabar berita yang mampu membuatku menangis. Tentang saudara-saudara seimanku yang dibantai secara membabi-buta oleh para penentang Tuhan. Air mataku mengalir mendengar kisah-kisah tersebut—air mata yang kemudian melahirkan sebongkah dendam yang sulit diredam.
Di pertemuan itu pula akhirnya kami menyusun semacam agenda perlawanan, menentukan siapa kawan siapa lawan, mencari target lokasi yang ingin dihancurkan, dan memilih siapa kiranya yang layak menjadi martir dalam aksi peledakan. Tanganku mengacung. Beberapa dari mereka menanyakan keseriusanku. Aku mengangguk dengan mantap sambil berkali-kali menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Akhirnya sampailah aku di tempat ini, duduk seorang diri, tapi ledakan belum juga terjadi.
Aku meragu. Apakah tindakanku ini sudah benar? Apakah bom bunuh diri juga termasuk salah satu strategi perang dari sekian banyak cara untuk membela agama Tuhan? Jangan-jangan istriku benar, mati dalam aksi bom bunuh diri adalah mati konyol. Tubuhku meligih. Bagaimana jika kelompokku itu ternyata keliru ketika menafsirkan ayat-ayat Tuhan? Apakah Tuhanku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang benar-benar merestui tindakanku ini? Bagaimana kalau tidak? Keyakinanku yang semula sekeras karang, kini sudah selembek daging kerang. Apakah mereka yang dulu melakukan aksi bom bunuh diri juga pernah merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan sekarang? Jika iya, bagaimana cara mengatasinya?
Ah. Aku kembali membayangkan beberapa peristiwa yang telah menimpa saudara-saudara seimanku. Penghinaan, penganiayaan, pembantaian, dan yang lain semacamnya aku rangkum kembali agar aku bisa menumpuk kebencian. Siapa tahu saja dengan kebencian yang memuncak, keyakinanku yang selembek daging kerang bisa kembali mengeras serupa karang.
Lagi-lagi aku teringat perkataan istriku, “Asal kamu tahu, perjuangan di jalan Tuhan adalah perjuangan tanpa kebencian. Jangan sampai kebencian dan dendam menjadi tujuan. Berjuang di jalan Tuhan adalah untuk menebar kebaikan, bukan kehancuran.”
Jantungku berdegup kencang. Ingin sekali aku berteriak dan meminta petunjuk Tuhan: berikan aku jawaban! Namun aku mengerti betapa semua itu sudah terlambat.
Aku menghela napas panjang. Sepasang mataku menyaksikan pemandangan sekitar. Seorang pria asing menenggak segelas bir berukuran besar. Dua perempuan yang duduk di sampingnya bertepuk tangan sambil terus menyemangati. Di bangku sebelahnya terlihat tiga pria asing sedang asyik berbicara dengan bahasa yang tidak aku pahami. Di pojok ruangan terlihat sepasang manusia, laki-laki dan perempuan, sedang berpelukan. Aku mengubah arah pandang. Seorang perempuan muntah di sebelah pintu toilet. Di lantai dansa terlihat puluhan manusia berjoget. Musik masih terus berdentam-dentam. Tiba-tiba ada yang merangkulku dari belakang. Terdengar suara perempuan yang begitu menggoda, “Sayang, sepertinya kamu sedang kesepian.”
Aroma alkohol meruap dari mulut perempuan itu. Tiba-tiba aku kepingin muntah. Aku segera melepas rangkulannya untuk kemudian berkata, “Tidak. Aku tidak kesepian. Pergilah, aku ingin sendiri.” Perempuan itu menghela napas jengkel dan segera pergi meninggalkanku.
Bayangan istriku terus membayang tak pernah lekang.
Aku terperosok dalam lamunan.
Sekali saja picu bom ini kutekan, maka tubuhku akan ikut meledak. Jika tidak jadi kutekan, aku ingin sekali segera pulang. Bertemu dengan istriku yang sedang hamil tua, yang matanya sejernih telaga dan bibirnya semerah matahari senja. []
Depok, 2011, Untuk mereka yang salah jalan.
| |
|
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Mon 7 Nov 2011 - 13:32 | |
| yang pertama kali terpikir apa coba bang? di tempat dugem gak ada yang jual air putih loh.. *kata temen saya yang pernah kesana hahahaha~ pesan terakhirnya mantap banget | |
|
| |
tukangtidur Penulis Senior
Jumlah posting : 831 Points : 988 Reputation : 19 Join date : 30.04.10 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Mon 7 Nov 2011 - 14:09 | |
| | |
|
| |
de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Tue 8 Nov 2011 - 1:02 | |
| kerrreeeeennn............... bener gak nih si abang tukangtidur realis bgt ceritanya..??? hehe... aku suka bgt, bang... aku juga gak setuju sama bom bunuh diri, radikal gak jelasss... eh bukan itu ya intinya... "Keyakinanku yang semula sekeras karang, kini sudah selembek daging kerang" aku suka nih kata2 yg ini.... (biasa gara2 ada rima ny ) btw, aku pernah denger klo cewe berjilbab gak boleh masuk nightclub ini settingannya nightclub kan? trus klo penganut radikal kan biasanya bergamis/atau peci tuh boleh gak ya? | |
|
| |
tukangtidur Penulis Senior
Jumlah posting : 831 Points : 988 Reputation : 19 Join date : 30.04.10 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Tue 8 Nov 2011 - 11:37 | |
| | |
|
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Tue 8 Nov 2011 - 13:19 | |
| yakali mana mungkin dia masuk night club pake gamis/peci... hahahaha yang di tribun atas mana suaraaaanyaaaaa??? *yaaaaaaayyyy *bikin ombak | |
|
| |
khairani mukhlis Penulis Senior
Jumlah posting : 1250 Points : 1309 Reputation : 32 Join date : 13.10.11 Age : 30 Lokasi : padang
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Tue 8 Nov 2011 - 14:30 | |
| | |
|
| |
tukangtidur Penulis Senior
Jumlah posting : 831 Points : 988 Reputation : 19 Join date : 30.04.10 Age : 42 Lokasi : Depok
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Tue 8 Nov 2011 - 14:34 | |
| - khairani mukhlis wrote:
- ceritanya bagus bg
hehe MAKACIH | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Tue 8 Nov 2011 - 16:00 | |
| Ah... kalau dikembangin kan bisa jadi novel yang bagus Kak... Lanjutkan! | |
|
| |
afriyanti.baden Pendatang Baru
Jumlah posting : 26 Points : 45 Reputation : 3 Join date : 01.10.11 Lokasi : Gorontalo
| |
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Mon 14 Nov 2011 - 7:14 | |
| ssst.... jangan suruh ini dibikin novel, yang "A" aja belom ada kelanjutannya.. hihihi *ngaciiiirrr | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Mon 14 Nov 2011 - 7:40 | |
| Kan aku cuma nyaranin... (pundung) | |
|
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Wed 16 Nov 2011 - 11:13 | |
| - Ruise V. Cort wrote:
- Kan aku cuma nyaranin... (pundung)
cup cup cup.. sabar ya.. si ilham emang gitu orangnya | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Wed 16 Nov 2011 - 21:52 | |
| Heh? Kamu siapa? | |
|
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Wed 16 Nov 2011 - 22:30 | |
| "Another One" nya.. #eh? hahahaha | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Thu 17 Nov 2011 - 16:02 | |
| Nyah... malah balikkun judul itu cerpen | |
|
| |
de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Fri 18 Nov 2011 - 4:55 | |
| halah...kayakny mulai mode "ngutip2" karya orang nih... pelakuny siapa lagi klo bukan....... | |
|
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| |
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Fri 18 Nov 2011 - 17:42 | |
| Esmeralda!? Dia ngapain lagi!? | |
|
| |
de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Sat 19 Nov 2011 - 6:27 | |
| huwwweeeeekkk tontonanku jaman dulu kala.... | |
|
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Sat 19 Nov 2011 - 8:50 | |
| - Ruise V. Cort wrote:
- Esmeralda!?
Dia ngapain lagi!? SABAR MARIA MERCEDES.. FERNANDO JOSE TIDAK SELINGKUH!! *ngaciiiirrr | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Sun 20 Nov 2011 - 7:14 | |
| Telenovela jaman kapan coba nih | |
|
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Sun 20 Nov 2011 - 8:33 | |
| jaman saya SD dulu~ dan jaman mbak wind SMP kali ya? hihihihi | |
|
| |
Ruise V. Cort Penulis Parah
Jumlah posting : 6382 Points : 6522 Reputation : 45 Join date : 28.04.11 Age : 31 Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom Tue 22 Nov 2011 - 16:18 | |
| | |
|
| |
Sponsored content
| Subyek: Re: (Cerpen) Bom | |
| |
|
| |
| (Cerpen) Bom | |
|