afriyanti.baden Pendatang Baru
Jumlah posting : 26 Points : 45 Reputation : 3 Join date : 01.10.11 Lokasi : Gorontalo
| Subyek: cerpen "Kesetiaan yang tergadai' Sat 1 Oct 2011 - 11:33 | |
| Kesetiaan yang tergadai
Aku terdiam mataku nanar menatap langit-langit kamar yang dihiasi oleh jaring laba-laba,entahlah sudah berapa lama kamar ini tidak kubenahi mungkin sudah seminggu,dua minggu atau sekitar sebulan barangkali. Sekarang yang aku fikirkan hanyalah bagaimana melunasi semua hutang-hutangku pada juragan Karyo Panen padi tahun ini gagal karena diserang hama sedangkan pekerjaan sampingan sama sekali aku tak punya.Aku masih ingat ketika harus meminjam pada tengkulak yang terkenal paling licik di kampungku “mengapa perempuan secantik kamu harus jadi petani, lihat tanganmu yang halus itu jadi kotor karena lumpur sawah” katanya coba menjamah tanganku,Ku tarik tanganku cepat merasa jijik dengan tengkulak yang satu ini, yang istrinya sudah begitu banyak “Apa dia tidak puas dengan istri-istrinya”rutukku dalam hati. “Bukan begitu tuan,sawah itu kan warisan suami saya dan hanya itu satu-satunya harapan saya untuk menyambung hidup,bolehkan tuan saya meminjam uang barang sedikit saja untuk beli racun hama padi,” ucapku sambil menundukkan muka, tak sanggup menatap matanya yang mulai kurang ajar menjalari seluruh bagian tubuhku. Angin mulai bertiup semilir mencoba memberi sedikit kesejukan ketubuhku yang mulai gerah karena dijalari dan seolah mau dimamah oleh tengkulak itu. Lama menunggu detik demi detik waktu terus berputar tak terasa sejam lebih aku menunggu”Andai saja kang Kusno masih hidup pasti dia tidak mau melihat istrinya mengemis di depan tengkulak tua ini” batinku. “Boleh saja tapi bungganya dua puluh persen “katanya sambil duduk dikursi kebesarannya “tapi tuan”kataku agak keberatan dengan bungga yang ia berikan. “Kalau mau silahkan kalau tidak juga tak apa”katanya pendek sambil berlalu dihadapku. Dan dengan berat hati aku terima semua persyaratannya . Dan teryata usahaku sia-sia nasib baik belum berpihak, panenku tetap gagal dengan jumlah utang yang semakin besar jumlahnya, tiap hari tukang pukul jurangan Karyo datang ke rumah, mondar-mandir di depan pintu dan kadang mengendornya karena kurang yakin tidak ada berpenghuni dan tiap kali aku bersembunyi dari penagih hutang itu. “Si Inah sudah pulang Mbak? terdengar nada kasar bertanya pada Mbak Sumi tetangga sebelah rumah. “Ndak tau pak,sudah beberapa hari ini tidak kelihatan batang hidungnya ,mungkin sedang mencari uang tambahan untuk membayar hutangnya”kata mbak Sumi terdengar dari jendela kamarku yang kecil dan pengap.Sementara itu aku berusaha untuk tidak mengeluar suara sedikitpun, takut terdengar oleh anak buah jurangan Karyo yang ada di depan pintu. “Dasar perempuan sudah berutang malahan tak bayar-bayar, dijadikan istri juga tak mau,apa sih maunya,ditebas mungkin ”rutuk tukang pukul itu kasar, sambil menendang pintu depan. “Mbak bilang sama Inah kalau minggu depan utangnya tak dibayar sawahnya di sita kalau tidak mau, ya jadi istri jurangan saya saja, kan enak” pesannya sambil berlalu. Dengan berlinang air mata aku membuka pintu depan ,Mbak Sumi masih disana menatap punggung anak buah jurangan karyo yang menjauh. Angin bertiup panas menerbangkan daun-daun kering entah kemana kadang membuat pusaran keci l yang membumbungkan sampah ke udara dan menghempaskannya turun. Gemertak ranting rapuh yang patah pun terasa keras di telinggaku. “Tukang pukulnya tengkulak Karyo datang mencarimu Nah, katanya minggu depan utangmu harus dilunasi atau sawahmu mereka ambil, tapi bisa juga kamu dijadikan istrinya yang ke sembilan, kau mau Nah, katanya balik bertanya. Aku cuma diam.kuhapus air mataku dengan punggung tangan yang mulai menghitam karena lumpur sawah. Teryata bulir mutiara yang jatuh itu tak mau berhenti, malahan semakin deras seperti rangkaian kalung yang putus dari pengaitnya begitu deras dan bunyinya menyayat. Tangisku pecah aku sesegukan, ku peluk Mbak Sumi”Aku sudah tak punya uang Mbak, panenku gagal dan aku tidak mau menyerahkan warisan suamiku ke tangan jurangan Karyo” isakku di pundaknya seolah memindahkan beban berat yang menghimpit dadaku yang mulai menyesak dan seolah mau pecah. “Mbak juga tak bisa membantumu Nah,hidup Mbak juga serba kekurangan apalagi anak mbak lagi sakit keras, entahlah Nah mengapa nasib tidak pernah berpihak pada orang seperti kita ya" katanya seolah berguman,dan jurangan Karyo itu orangnya kejam dan tegaan, kau harus membuat pilihan walaupun itu berat” kata Mbak Sumi memeluk pundakku, “dan Mbak tahu kau sangat mencintai suamimu, tapi dia sudah tak ada Nah, Tak ada yang bisa melindunggimu dari jurangan Karyo, dan Mbak tahu jurangan karyo sudah lama mengincarmu untuk dijadikan istrinya yang kesekian tapi mbak terlambat memberi tahu mu,maafkan Mbak ya Nah” sambung Mbak Sumi sambil memperbaiki letak sarungnya yang diterbangkan angin. Aku tercenung mendengarkan penuturan Mbak Sumi,Jadi selama ini memang benar apa yang dikatakan oleh orang kampung Jurangan Karyo mengincarku yang telah menjanda dan suamiku sendiri dibunuh untuk melancarkan niatnya "Kerang ajar sekali Tengkulak tua itu,tunggu pembalasanku "kataku dalam hati ,dan tentu saja dengan caraku sendiri. Hari ini aku bersimpuh di makam suamiku.Kubersihkan semua rumput yang tumbuh di pusara, disana tertulis nama laki-laki yang aku cintai.Meninggal setahun yang lalu dalam sebuah perkelahian karena memperebutkan air yang akan mengairi sawah kami di musim kemarau. Ya, aku masih ingat ia pamit untuk menjaga air sawah yang beberapa hari ini sering hilang di tengah jalan. “Rupanya anak buah jurangan Karyo mengambilnya pakai talang bambu Nah , dan dialirkan ke sawahnya, pantas sawah kita selalu kekeringan dan panen kita gagal” kata suamiku sambil memasukkan nasi kedalam mulutnya. “Jadi bagaimana Kang, kalau begini panen kita akan selalu gagal “ kataku sambil menuangkan kopi pahit ke cangkirnya. “kita harus membuat perhitungan dengan Jurangan Karyo agar ia tidak sembarangan lagi”kata suamiku geram. Besok harinya aku menemukan mayat suamiku tersungkur di dalam sawah dengan berlumuran darah di dada dan punggungnya, ada bekas tikaman senjata tajam .Saat itu aku cuma bisa menangisi kepergianya di tengah hujan yang menguyur tanah kering. Dan kata Mbak Sumi aku menjerit seperti orang kesurupan meneriakkan nama Jurangan Karyo dan berjanji akan mambalaskan sakit hatinya “Kang Inah minta maaf tidak bisa membalaskan sakit hati Akang sekarang, tapi Inah akan membalaskanya Kang , sekarang Inah minta izin Akang untuk menjadi istri Jurangan Karyo. Kang tolong jangan kutuk Inah dari dunia sana,nasib yang membuat Inah melakukan pilihan ini Kang ”.kataku di depan pusaranya. Di tengah hujan deras batinku menjerit ada perasaan tidak rela untuk menjadi istri Jurangan karyo yang membuat hidupku menderita. Tapi aku tak tahu lagi apa yang harus dilakukan selain menikah dengannya dan membalas sakit hati dengan caraku sendiri, air yang mengalir dari pelupuk mataku bersatu dengan hujan menyusup ke dalam tanah mengaliri pori-pori sawah yang kering karena kemarau dan aku berharap bisa mengairi sawah penduduk bersatu dengan air mata Inah yang lainnya..dan aku berjanji Jurangan Karyo akan mati ditanganku sendiri
Terakhir diubah oleh afriyanti.baden tanggal Sun 2 Oct 2011 - 18:40, total 1 kali diubah | |
|
de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| Subyek: Re: cerpen "Kesetiaan yang tergadai' Sun 2 Oct 2011 - 7:00 | |
| gan, nama tokohny kurang konsisten... pertama2 namany tengkulak Jono, terus ganti lagi jadi Juragan Karyo temany menarik, tema sosial gtu, tp penjabaran nasib si istri Kusno ini kurang bnyak jd kesanny kurang mndalam... saran dr amatiran | |
|
afriyanti.baden Pendatang Baru
Jumlah posting : 26 Points : 45 Reputation : 3 Join date : 01.10.11 Lokasi : Gorontalo
| Subyek: to de_wind Sun 2 Oct 2011 - 11:23 | |
| terimakasih asih atas komentarnya.. kasi masukan terus ya.. biar bisa lebih baik lagi... | |
|
de_wind Penulis Sejati
Jumlah posting : 3494 Points : 3669 Reputation : 52 Join date : 29.03.11 Age : 39 Lokasi : Bekasi
| |
ilhammenulis Penulis Senior
Jumlah posting : 1114 Points : 1203 Reputation : 18 Join date : 23.07.11 Age : 34 Lokasi : Bandung
| Subyek: Re: cerpen "Kesetiaan yang tergadai' Tue 4 Oct 2011 - 13:05 | |
| | |
|
prutprut Penulis Pemula
Jumlah posting : 117 Points : 161 Reputation : 6 Join date : 23.06.11 Age : 37 Lokasi : Malang
| Subyek: Re: cerpen "Kesetiaan yang tergadai' Mon 10 Oct 2011 - 18:45 | |
| bangeet...!!! salam kenal.... | |
|
Sponsored content
| Subyek: Re: cerpen "Kesetiaan yang tergadai' | |
| |
|