Minta saran dan masukan buat : SERUNI

SAgi sudah tertular jalan tak berhati.....

SAGI!!!! SAGI!!! di mana hatimu sayang

lah,
kakak lebih ga punya hati bikin tokoh bunuh diri..
kalo tokohnya bunuh diri, makna yg didapat cuma berhenti di situ, kak.
tapi coba kalau dia tetap hidup dengan kondisi yg aku gambarkan tadi?
lebih terasa, kan..
coba aja dulu kakak buat kelanjutan kayak yg aku mau itu..

Hidup tanpa Cinta, LEBIH BAIK MATI BERKALANG TANAH!!!!!!!!

wkwkwkwkkk....
sorrriiiii.............. ngilang...ini aja baru nemu lg stelah ngubek2 tong sampah SP...


wooooii...bg aksara..
jgn maksa dong...itu kematian seruni udh kpn tau...brarti dia perutny udh mulai mengembung dan aromany busuk bgt...mario jg gak bakalan tahan dket2 dia... wkwkwkk...

lagian...dri bahasany kan aku coba ngegambarin klo tubuh seruni itu dtemukan oleh polisi (dberitakan di media massa) knp malah mario ny mati bunuh diri dua jam stelah dtemukan??? gak mgkn toooh, ada jg dia kburu dtolong sm polisi dkk kaaaan???

klo gak gini...

Quote :

Mario duduk menatap menantang matahari. Sedikitpun matanya tidak mengerjap, perihnya menusuk pupil matanya, tidak dia hiraukan. Sesekali awan berarak pelan, begitu perlahan, menutupi mahkota api mentari yg menerjang bumi. Sejenak meneduhkan dunia fana yg begitu terik akan kepedihan. Dan dia tidak berdiri. Dia tidak lagi tersenyum simpul di hadapannya. Tak jua bersemi dengan kesukariaan.

Inilah dunia, penuh dengan lelucon busuk. Mengapa matahari menerjang begitu angkuh, menembus hatinya yg kelam akan kedukaan. Bagaimana pula awan berarak begitu damainya, seakan mengejek, mencibir kebisingan yg sunyi di hatinya. Mario menenggelamkan diri dalam ketiadaan dan dia tidak lagi mengulurkan tangannya.

Dan dia...

Ini tidak adil, benar-benar tidak adil.

Mario menyentuh landasan hijau bercampur lumpur. Sesaat lalu, tubuh Seruni menghangatkan rerumputan yg tumbuh dengan malu-malu. Sesaat lalu, mungkin Seruni telah membisikkan kata-kata cinta kepada kayu tempatnya bersandar. Atau kepada angin semilir yg lewat dengan hati-hati, agar tidak melukai pipinya yg lembut.

Mario terpana dengan pipi Seruni yg memerah. Rambut hitamnya terurai melebur dengan lapisan hijau yg menjadi mahkotanya. Akhirnya ia lihat lagi senyum simpulnya yg damai dalam kelopak mata yg tertutup lembut itu. Bayangan itu semakin nyata.

Seruni," bisikku menyentuh pipinya yang dingin, "Kamu pernah berjanji akan menikah denganku, sehidup semati denganku, membangun impian kita berdua dalam sebuah rumah kecil, berjanji akan memberiku anak-anak yang manis... KAMU BERJANJI PADAKU!!!!" Teriakku marah dan tangisku pecah, aku merasa dikhianati, merasa di tinggal, seandainya Tuhan bersedia membagi nyawaku dengannya, seandainya Tuhan membawaku serta bersamanya.

"Seruni, kamu kejam, apa kamu pikir aku dapat hidup tanpa dirimu sehingga semudah itu engkau meninggalkanku," kemarahan dan kesedihan membanjirku seluruh saraf dan diriku. Air mataku tidak dapat kutahan dan terus mengalir... tanganku mengeluarkan sebuah kotak cincin dari kantong celanaku dan dengan jari-jari gemetarku mengeluarkan cincin yang telah lama tersimpan untuknya.

Airmataku mengalir dan menyentuh tangan kirinya, membiarkan cincin putih dengan berlian memasuki jari manisnya, "Kita akan menikah Seruni," kataku sambil membiarkan tanganku yang lain membiarkan sebutir obat yang telah kusimpan sejak dirinya sakit untuk masuk dalam mulutku dan menelannya.

Perasaanku menjadi tenang setelah butir kecil itu memasuki perutku, tanganku menyentuh pipinya dan mengelusnya seperti aku selalu menyentuhnya, "Tunggulah aku Seruni, kamu tidak akan dapat meninggalkanku sendirian di sini tanpa dirimu, kamu tidak boleh menyiksaku sekejam itu."

Kepalaku mulai terasa ringan dan aku meletakkan tubuhku diatas tubuhnya.

Kami akan menikah...


23 Agustus 2004, dini hari 04.21 WIB. Dua puluh empat jam setelah tubuh Seruni diketahui, Tubuh Mario sudah mendingin di atas lekukan kapur putih yg mulai memudar di atas rerumputan.

kolaborasi pertama aku dan bg aksara...gmn, bg? aku nambahin fakta2 soal seruni, soal adegan romantis2anny, tetep kupake bhs ny bg aksara nih...cm di edit dikit...

Wind... kamu membuatku menangis lagi.... bagus banget ceritanya. . .

Keren habis pembuatan tambahannya, emang penulis asli yang paling top cerr...


( maaf asal nambahin ceritanya )

Oh Wind thank you

aah,
mati semua tokohnya..

gak kok, ayah-ibu ny seruni tetep damai drumah, lagi mngenang si anak tercinta..
mario dbikin mati biar muasin bg aksara aja, dia jg bukan tokoh utama sih...
ssst...jgn smpe bg aksara dnger...

kak aksara ilang ditelan bumi kak wind,
lagi memutuskan kontak dari segala jenis jejaring sosial..

kak wind,
untuk memuaskan aku ga ada?
marionya tetap hidup tapi hidupnya itu cuma mayat yang masih ada nyawanya..

ampun dah...smuany kok jd pada request sih...
buat sagi :

Quote :

Mario merebahkan diri di atas ranjangnya yg diselimuti kegelapan. Titik-titik cahaya mulai masuk seiring detik jam yg kian berlalu. Mario tetap rebah dalam kesendiriannya. Bayangan demi bayangan berkecamuk di pelupuk matanya, namun tak tergapai. Entah berapa lama.

"Dasar kebooo... Bangun, ah, jangan tidur mulu!" bentak gadis itu, dengan kelopak mata yg turun, pandangan yg merendahkan. Gadis itu duduk di tepi kasurnya, melipat tangannya di depan dada seperti yg sudah-sudah, lalu menatap Mario dalam-dalam.

Mario mendesah. "Oke." Dia bangkit dan duduk di tepian kasurnya, persis di samping gadis berambut hitam itu.

"Kenapa sih lo jd begini?" sahut si gadis lagi. Mario menunduk, menghindari tatapannya, memandangi lantai kamarnya. Tangannya mengepal, tangan yg mendingin tanpa sepasang tangan yg menghangatkannya. Si gadis bersikukuh, tidak mau mengalah dari sikap Mario yg menjauh darinya. "Rio... Ini udah setaun, lho. Udah lama bgt..."

Mario mengucurkan keringat dingin. Dia tahu, itu waktu yg terlalu lama. Kegelapan sudah terlalu lama merasukinya. Dia tahu dia sebenarnya tidak boleh lagi mengharapkan bayangan yg terus-menerus berkelebat di pelupuk matanya. Senyum simpul yg hangat, sorot mata tajam yg seakan-akan ingin menghujam kedalaman orang di hadapannya. Bayangan itu seharusnya sudah lama terhapus dari benak Mario. Mario tetap terdiam.

"Harusnya lo sekarang lagi seneng2 di luar, sama cewe baru lo."

Rahang Mario menegang. "Gua gak mau, lo ngerti gak?!" bentaknya, akhirnya menghadapi gadis yg terus-menerus menatapnya, tajam. Mario seakan luluh di hadapannya. Pandangan itu menjadi sayu dalam keheningan yg berputar-putar di sekeliling mereka. Matahari mulai memamerkan sayap apinya, menantang setiap orang yg hendak menatapnya. Gelap telah berganti menjadi terang, seperti hari yg lainnya. Hari2 tanpa Seruni di hidup Mario. Bagaimana bisa, mereka tenang2 menjalankan aktivitasnya, matahari yg bertengger angkuh di atas cakrawala luas, pepohonan yg meliukkan dahannya menyambut sang angin. Bagaimana bisa, mereka hidup tanpa Seruni.

Gadis itu mengusapkan jemarinya yg lentik ke pipi Mario, dalam diam. Tidak lagi berbicara. Hanya tatapannya yg terus menghakimi kelemahan Mario. Mario merengkuhnya dalam pelukan.

"Lo harus tau, gue cuma mau lo, Ni..."

wkkk...maaf ya gi, picisan abis...
mdh2n puas...!


AWAS YA KLO ADA YG REQUEST LAGI...!!! KENAPA INI CERITA JD ROMANCE SIH???!

wahahahaa...
yeyeyey!
makasih kakak,

sad ending ya mba wind...

iya
lah yg buat kok ikutan nangis???