Petualangan Malam

Aku berdiri diam tak berdaya. Sesuatu menghalang pandanganku. Kegelapan, kehampaan, dan kesunyian menyelimutiku. Terdengar suara lolongan serigala membahana di iringi dengan rintikan hujan dan halilintar. Malam semakin mencekam. Udara dingin menusuk-nusuk kulitku. Perasaanku mulai bercampur aduk, pikiranku mulai melarikan diri dari persembunyiannya. Tubuhku menggigil, bukan hanya karena udara dingin yang membelai tubuh ini, tetapi lebih lagi karena kengerian yang telah melekat di benak ini. Membayangkan hal yang menakutkan, uh... menyeramkan!

Walau rasanya berat, akhirnya ku beranikan diri untuk melangkahkan kaki ini. Dengan hati-hati aku berjalan. Kugunakan kedua tangan ini sebagai pengganti mataku. Kuraba-raba sekeliling, tetapi tak kudapati apa-apa. Aku pun melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba terdengar suara jeritan misterius yang menyakitkan telinga. Tanpa berpikir panjang, aku pun menambah kecepatanku. Tetapi suara itu semakin lama semakin banyak terdengar. Tidak hanya satu atau dua, tetapi tiga. Bahkan semakin banyak lagi. Perutku terasa mual, kepalaku pening rasanya. Kakiku gemetaran, tubuhku menggigil. Aku ketakutan setengah mati.

Pada akhirnya aku pun berhenti melangkah. Kudapati di depanku bukanlah jalan keluar, melainkan tembok besar menghadang. Kusentuh tembok dingin itu, kuraba-raba seluruh tubuh tembok itu. Suara jeritan itu tidak lagi terdengar, berganti menjadi suara langkahan seseorang yang melangkah mendekatiku. Suara langkahan itu semakin lama semakin jelas terdengar. Jantungku pun mulai memompa cepat, lebih cepat dari biasanya. Kemejaku basah oleh keringat yang terus mengalir tak henti-hentinya. Aku tak dapat berbuat apa-apa selain menunggu apa yang terjadi kepadaku selanjutnya.

Tanpa kusadari, ketika tanganku meraba-raba dinding tembok itu. Jemariku menyentuh sesuatu. Bentuknya tak sejajar dan seirama dengan tembok itu. Ia berbeda sendiri, tubuhnya menonjol dan barulah kusadari bahwa itu adalah sebuah tombol. Ini dia yang kucari-cari selama ini! pikirku sambil membalikkan badan menghadap tembok tersebut. Suara langkahan seseorang itu sudah tak lagi terdengar di telingaku. Bukan karena suara itu telah menjauh, tetapi lebih tepatnya karena “sesuatu” itu telah berada di belakangku. Dapat kudengar hembusan nafasnya menggelitik sekujur pundak dan leherku. Oh my god! Lalu tanpa berlama-lama lagi, aku pun menekan tombol tersebut. dan…

KLIK!

Plaaaaakkkkk!

“Adduuhh……” kepalaku terasa sakit. Seseorang baru saja menjitak kepalaku dari belakang.

“Oiii, bego! Tangan gue sakit nih, gara-gara elu…” Kubalikkan tubuhku, dan tampaklah sekumpulan orang menatapku penuh kebencian dan kekesalan. Mereka adalah teman se-kampusku. Doni menjulurkan tangannya yang terkena injak olehku tadi.

“Ehh…”

“Apa reaksinya cuma, Ehh??” sahut seseorang yang bertubuh paling kecil diantara mereka, namanya Anggi. “Gara-gara lu nih, punggung gue terasa nyerii, lu kira badanku kecil apa!”.

“Gila ente yee… temen sendiri di injek-injek, gimana nanti kalo udah sukses, bisa-bisa di injek-injek terus dibuang kelaut ane sama ente!” Sahrul menambah dengan komentar yang berlebihan, itu sampai-sampai berjatuhan dan berceceran di dalam otakku.

“Sorriii-sorriii….” Aku pun mulai meminta maaf sambil menyalami mereka satu-satu.

“Lagian, ngapain coba malam-malam lari-larian kayak orang kesetanan…” Doni bertanya dengan wajah tampak serius.

“Ahh… gue gak bisa tidur gelap-gelapan” Jawabku singkat.

“Jiaahhh!! Dasar penakut!!” kemudian serentak mereka mulai menjitakku beramai-ramai secara bergiliran. Lalu kami pun kembali ke posisi tidur masing-masing. Bergeletakan di lantai bagaikan korban banjir yang mengungsi di posko terdekat. Udara dingin kembali menggelitik tubuhku, aku pun kembali bangkit berdiri, lalu mendekati kipas angin yang berdiri tegak di pojok ruangan, dan menggantinya ke nomor kecil. Kemudian kembali berebah di atas lantai dingin ini. Hari itu kami sedang berada di rumah Doni, menyelesaikan tugas yang menghabiskan waktu hingga larut malam. Tiba-tiba, lagi-lagi terdengar suara lolongan misterius dari luar rumah tersebut.

Aaauuuuuuu…..

Seingat gue, Doni gak melihara anjing deh.. lalu? Pikirku tampak cemas. Ah… mungkin gue kelelahan kali ya. Akhirnya aku pun mulai tertidur lelap. Huh, hari yang melelahkan!


-TAMAT-


Mohon KOMENTARNYA DAN SARANNYA hehehe...
Kalau jelek maklum ya, masih beginer, dan ini cerpen gue yang terbaru dari sekian lama tak menuli .. ( vakum bentar dari pena dan pulpen. ck ck ck ).

Trim's

Spoiler:

Yak!
Sekian komentar saya

Habis sudah! dikkomentari habis² oleh ruii


Akh.. kena serangan jantung!!


musti belajar lg nihh, biar gk dikomentari pedes ama ruii


krna kecapean belajar ..
Ahkk! mati lagi..

Heh?
Segitu udah disebut pedas ya?

tp kenyang kok makan yg pedas²

rasanya ini maish nggak seberapa dibandingkan yang dikasih seseorang ke Rui deh ._.

siapakah itu? bila saya bisa mengetahuiny ??
(-_- )

ntah siapa..
biarkan semua tetap jadi teka teki,
semua akan terjawab seiring jalannya waktu..
jreeennngg..

Hoho~
sudah lama~~
jadi ya mau gimana lagi.
kau nggak kenal kok, dia flamer kawakan di web penulis yang pernah Rui ikuti

mulai lagu galau...


"i remmember..... " mocca - remmember

wat wor eng?

udh penuh aja ini trit...
wah keren ceritany...bisa nimbulin efek ambigu nih..
tp ambiguitasny jg bisa nimbulin efek bias dalam cerita (mnrtku)
jd prtama pas prolog,

angin dingin --> berarti dia dluar kamar, tp setting lain yg ngegambarin klo dia dluar kamar itu gak ada (dsini mulai ambigu)

efekny --> kupikir ini cerita parodi yg nunjukin klo itu org cm lg ketakutan dkamar yg gelap, tp lagi2 aku mikir, lah knp tiba2 ada angin dingin kyk setting dluar ruangan??

apalagi pas epilog dgambarin ada lolongan anjing. klo dhubung2in sm epilog, sharusny pas prolog itu dia emg "tiba2 berada dluar ruangan pd malam hari" jd dsini aku kbingungan sbnrny ini parodian apa emg horor?

klo emg asli horor, mndingan settingan lain yg ngegambarin klo dia emg dluar ruangan itu jg ikut djelasin. entah itu "ranting pohon" atau "tanah yg dingin" apa aja deh...

klo emg parodian, "angin dingin" ny gak usah dmsukin

tp aku suka cerita2 ambigu
duduk manis

hahahaha... niatny tentang "angin dingin" itu mau gue buka pas endingny..
"ternyata angin dingin itu berasal dari kipas angin yang berada dalam kamr itu.." tapi bingung mau mskin kata²ny gmn.. so gak jd deh.. ckckckc..

trus lolongan anjing itu, cuma bkin mistery aja.. ada atau tdk adany keberadaan anjing menjadi mistery..

ckckckck


makasih sarannya kakak de_wind
emank d'best

Kirain angin AC

ampun deh, kmren aku udah ikutan komen2 di trit ini, tapi tak terbaca gara2 modemnya matii...
ukh ukh

sebenarnya gak ngomen apa2 sih,
wong udah dibabat sama yang lain..
hhi


tapi pas pertama kali baca mah saya nggak 'ngeh' sama ceritanya,,
apa karena emang otaknya yang lemot ya (maklum, prosesornya pentium 2)
tapi yaa, kenapa aku gak bisa kayak elfrii yaaa???
bisa nulis terus gitu...
aku lagi mati ide (semati2nyaaaaaa,,, huh)

lah, gw jg gak nulis trus kok.. hahaha..
kadang kalo lagi modd pengen nulis, ya nulis. gtu aja sih..
tapi kalo mati ide itu gampang, tinggal kta cari suasana yang tenang yang menurut nabila bisa ngebantu dapetin ide. misalnya gue, kalo lg pengen cari ide gue bisasanya denger musik clasic atau jazz, trus dateng deh ide-ide yang menarik... ambil pulpen lalu tulis


nah kalo nabila gmn?

pokoknya aku sedang tak bisa menulis apa-apaaaaaaaa...
hiks hiks hiks
(efek menjelang proposal skripsi kali,, ugh!!!)


nih ya, kadang2 siih muncul ide, tapi giliran mau ditulis, malah ilaaang semua yang mau ditulis...
parah kan?? huhu

ohhh...pantesan.
mending urus skipsi dlu, dri pada tertunda..
hahaha...

waduh.. amnesia level 1 tuh.
bahaya, bisa menyebabkan kanker, ganguan mata, sakit perut, bibir pecah2 dan ganguan jiwa lohh... musti ditanya ke ahlinya (tukang ledeng), biar di reparasi..

ck ck ck..

heh,
elfri..
ga bole melet2 gitu sama kakaknya!
<---sok tegas

hah, kau membuatku jatuuuuh ke dasar juraaang
(sampai2 kumat lagi sarafnya kaaaan??????? hahahahaha)

yep, bener..
kemaren baru kejedok bata,,

xixi

tuuuh, denger kata sis sagiiii yaaa...

ini sekarang, malah kakak yg ga bs memberi contoh yg baik utk adek2nya..
daripada aku stress, yauda aku ikutan aja lah..

yah...
sama melet semua jadinya

rui malah ngupil..

daripada ikut-ikutan melet