Boleh minta tolong? ._.

Aku mengenalnya jauh lebih baik dari siapa pun. Lebih dekatnya bagaikan tanpa harus menyentuhnya. Jauh lebih lama bersamanya dibandingkan bayangannya sendiri. Selalu, selalu berada dengannya. Tanpa adanya halangan dari jarak, waktu.

Aku di sisinya, selalu di sisinya. Lebih dari siapa pun.

Tanyakan apa yang ingin kau ketahui tentangnya, maka aku akan bisa menjawab. Tanpa ada keraguan, tanpa adanya kesalahan. Tapi, itu bila aku memang ingin menjawabnya.

Hanya saja aku tak ingin menjawab dan membeberkan apapun tentangnya. Dia menyimpan rahasia, dan aku menghormatinya. Sebenci apapun aku pada rahasia itu. Seingin apapun aku menyatakannya. Aku akan selalu menutup mulutku bila ia tak menginginkannya.

Saat dia bergerak, aku akan ikut bergerak. Saat dia bicara, aku akan mendengarkan semuanya. Saat dia mendengarkan, aku akan mendengarkan juga dan membuat penilaian yang tidak ia lakukan. Saat ia menangis, aku akan diam di sisinya menunggunya berhenti menangis. Saat ia bahagia, aku akan tersenyum kecil.

Bila diistilahkan, kami adalah sebuah koin. Selalu menyatu tanpa bisa dilepaskan. Saling membelakangi tanpa bisa melihat. Lalu saling melengkapi.

Aku menerima semua hal dalam dirinya. Kejelekan, keburukan, semuanya. Walau aku tetaplah harus menelan kenyataan pahit akan dirinya.

Seperti yang kukatakan, kami bagaika koin dan saling membelakangi. Sekali pun kami bersama, ia tak akan bisa melihatku. Tak akan bisa menyadari keberadaanku. Karena aku bukanlah hal yang bisa terlihat. Bukanlah sosok yang memiliki wujudnya sendiri.

Aku… adalah eksistensi yang ada dalam dirinya. Keberadaan yang bagi banyak orang lain tak nyata namun sebagian membenarkan keberadaan kami dalam ilmu psikologi. Ilmu yang mempelajari perilakuk manusia.

Alter Ego. Istilah yang diberikan untuk menyebutku. Kerpibadian yang lain dalam diri seseorang. Kepribadian yang terpecah dan membentuk sifat lain yang biasanya bertolak belakang.