Tanganku berkeringat memegang sebuah tongkat kayu. Sesaat kuayunkan benda keras ini, tapi aku tak bisa melanjutkannya. Kenapa harus terjadi padaku? Kenapa aku memilih jalan ini!?
Aku yang kehilangan akalku dan mengganti jalur menuju kegelapan kini harus dihadapi ketakutan untuk membunuh temanku. Maksudku, dia adalah teman, bukan musuh. Memangnya kau bisa melakukannya tanpa rasa penyesalan sedikitpun?
Kulihat matanya menatap tak percaya. Dan sesungguhnya akupun tak bisa mempercayai ini.
”Bunuh, sekarang!” Suara berat yang berada dibelakangku terus menyuruhku untuk melakukan hal yang buruk ini. Kupejamkan mataku untuk berpikir sebentar. ”Jika kau tidak membunuh temanmu, maka kau yang akan mati. Tapi jika tidak...”
”Sekarang!!” Suara laki-laki yang menjadi bos organisasi pembunuhan itu terus membuat hatiku tertekan. Makin kupejamkan mata ini untuk memikirkan apa yang harus kulakukan. Dan... Sialan!! Itu sulit!!
Apakah kau memang bisa membunuh orang yang menjadi teman sepermainanmu? Tentu saja tidak! Hanya orang bodoh yang bisa melakukan itu!
Apakah kau memang bisa membunuh orang yang selama ini terus bersamamu? Hanya orang bodoh yang bisa melakukan itu!
”Kalau begitu kau yang akan mati.” Tiba-tiba lelaku itu segera menodongkan pistol pada kepala belakangku. Aku bisa merasakannya karena dia memang sengaja menempelkannya, untuk membuktikan bahwa dia tidak main-main. ”sekarang apa yang harus kulakukan!?”
Kuayunkan tongkat yang kupegang, dan segera kutempatkan pada temanku. ”tak ada pilihan lain, salahkan dirimu karena terlalu dekat denganku. Jika kau bukan temanku, maka aku akan membuatku semakin mudah membunuhmu. Jadi salahkan dirimu!!”. Biarpun rasanya aku membohongi diriku. Aku merasa bahwa air mataku akan jatuh. Mungkin bukan jatuh, tapi mengalir.
Aku melihat tubuhnya yang sudah dipenuhi darah. Olehku. Aku melihat matanya terbelalak seperti nampak tidak percaya. ”apa yang kau lakukan!?” aku kembali menajamkan mataku. "Sekarang kau bisa membunuh temanmu!? hanya setan yang bisa melakukan itu!"
”bagus.” Laki-laki itu segera berkata padaku. Spontan aku berbalik. Kulihat dia tersungging dan segera menodongkan pistolnya lagi kekeningku. ”Terima kasih.”
dan, dor!
________________________________________________________________
Original : Andri
Inspired by : Crossfade – Cold
18-02-2012
04:50
Kritik sarannya XD