Malam itu sangat gelap. Lampu-lampu di pinggir jalan berpendar seperti kunang-kunang raksasa. Vine berjalan sambil menutup tubuh dengan jaket panjangnya rapat-rapat. Ia melangkahkan kaki dengan lambat. Kepalanya pening dan ia ingin sekali tidur. Kakinya perih karena telah berjalan terlalu lama.
Vine menyentuh kantong jaketnya, terasa botol kecil bergoyang mengikuti gerakan tubuh Vine. Gadis buruk rupa berambut merah emas itu menjaga botol yang telah dicarinya berbulan-bulan dengan sangat hati-hati. Botol itu berisi serbuk sihir yang akan membantu kotanya terbangun dari tidur yang panjang. Mengingat betapa pentingnya botol itu, Vine mempercepat langkahnya.
Beberapa bulan yang lalu...
Kota kelahiran Vine adalah kota yang indah dan ramai. Setiap hari orang-orang pergi keluar rumah dengan semangat. Orang tua pergi bekerja dan anak-anak pergi belajar di sekolah. Tidak ada pengemis yang beredar di kota Vine. Mereka yang miskin diberi pekerjaan oleh pemerintah untuk merawat kota. Dari membersihkan sungai, menyapu jalanan sampai menyiram bunga di taman. Meskipun mereka tidak mendapat banyak gaji, pendapatan mereka cukup untuk makan sehari-hari.
Vine adalah salah satu dari anak keluarga miskin tersebut. Ayahnya bekerja sebagai petugas pembersih jalan yang bertanggung jawab dalam membersihkan sampah-sampah di jalan. Bagi banyak orang pekerjaan tersebut tidak membanggakan tapi bagi ayah Vine tidak demikian. Setiap saat jika sedang senggang Ayah Vine membanggakan pekerjaannya pada Vine. Jika ia tidak ada, banyak orang akan merasa tidak nyaman dengan jalanan. Bunga-bunga akan merenung sedih dan enggan bernyanyi. Para rumput akan tidak bersemangat dan menolak menari bersama angin. Para tanaman adalah salah satu sumber keceriaan kota WoodPep. Dan bagi Vine, ayahnya adalah seorang Ksatria yang melindungi makhluk-makhluk lemah dan memberikan keceriaan bagi banyak orang.
Namun, keindahan kota itu tidak berlangsung lama. Tanpa ada pertanda apapun, segerombolan nyamuk tzetze datang dari arah utara. Mereka menyelinap ke dalam kota WoodPep, bersembunyi di balik bebatuan, di dinding rumah, di balik tong sampah, dan di tempat-tempat yang kotor juga lembab. Nyamuk tzetze akan menggigit korbannya. Para korban yang telah digigit akan kehilangan kesadaran, dan roh-roh lain akan memasuki tubuh korbannya.
Kedatangan nyamuk tzetze dan roh-roh itu adalah hasil perbuatan Hantu Misterius. Makhluk yang satu ini bergerak dalam keheningan. Dengan ilmu hitamnya, ia menciptakan ketakutan di kota-kota. Dan, salah satu korbannya adalah kota WoodPep. Kota-kota yang didatangi oleh Hantu Misterius akan menjadi dikuasai olehnya. Mereka yang kuat memperjuangkan kebebasannya dari Hantu Misterius dan berhasil mengusirnya dari tempat tinggal mereka. Namun, Hantu Misterius pun sangat kuat. Hingga saat ini belum ada yang benar-benar mampu menghancurkannya.
Kota WoodPep yang indah berubah menjadi kelabu. Kabut tebal menghalangi jalan. Orang-orang dewasa banyak yang telah hilang kesadaran, tapi tetap bergerak karena dimasuki oleh roh-roh lain. Roh yang dikendalikan oleh Hantu Misterius. Roh tsb. tidak dapat merasuki anak-anak, karena racun nyamuk tze-tze membuat anak-anak tertidur lelap. Setiap hari orang-orang bergerak tanpa arah dan tujuan. Semakin sedikit yang bekerja, semakin sedikit yang belajar. Mereka yang berusaha mendapatkan kesadarannya kembali, selalu diserang oleh roh-roh lain hingga tidak sedikit yang bunuh diri.
Mereka yang kuat berkumpul dan mencari solusi untuk menangani hal ini. Ayah Vine adalah salah satu dari mereka yang kuat. Vine sering diikutsertakan dalam pertemuan bawah tanah. Dalam pertemuan itu mereka selalu berkomunikasi dengan seseorang yang tak dapat Vine lihat. Mereka memanggilnya sang Raja. Hanya dengan berkomunikasi dengan sang Raja, peserta pertemuan tsb. menjadi lebih sadar. Vine pun diajarkan untuk berkomunikasi dengan sang Raja. Dari sisi Vine, sang Raja terasa sangat ramah dan hangat seperti ayahnya. Selama bulan-bulan serangan nyamuk tzetze, perkumpulan bawah tanah tsb. semakin kuat dan terlindungi dari pengaruh buruk nyamuk tzetze.
Hantu Misterius selalu tahu bahwa ada perkumpulan yang berkomunikasi dengan sang Raja. Ia sendiri takut pada sang Raja, sosok yang tak dapat dia lawan dan tidak dia sukai. Namun bukan Hantu Misterius namanya jika ia tidak bisa menebar ketakutan pada orang-orang yang sering berkomunikasi pada sang Raja sekalipun. Hantu Misterius memutar otak agar komunikasi dengan sang Raja berhenti. Karena hanya dengan cara itulah, Hantu Misterius dapat mengambil kesadaran orang-orang kuat tsb. Hantu Misterius pun memasang jebakan-jebakan menggoda dan membuat mereka terkena racun nyamuk tzetze super (spesias superior dari nyamuk tzetze).
Sayangnya hal itu berhasil, dan sedikit demi sedikit jumlah peserta dalam pertemuan tsb. berkurang. Mereka yang kuat tidak lagi berkomunikasi dengan sang Raja. Hal itu menyebabkan sang Raja tak dapat melindungi mereka. Peserta yang tersisa saat ini sangat sedikit, sampai bisa dihitung dengan jari. Mereka adalah Vine, ayah Vine, Mr. Plin, Mrs. Disi, Kurcaci Api, Peri Kasih dan Anjing Kompas. Mereka semua merupakan target yang tak dapat dijangkau oleh Hantu Misterius. Belum.
Sang Raja sangat menyayangi rakyatnya. Ia pun membuat rencana untuk menyelamatkan mereka di setiap kota yang telah didatangi oleh Hantu Misterius. Suatu malam, dalam pertemuan rutin bawah tanah sang Raja menyampaikan rencananya kepada mereka bertujuh. Di bukit Reaf ada seekor burung kecil yang menyimpan sebuah botol berisi serbuk sihir. Mereka yang melihatnya akan mengira ia adalah burung pipit biasa, tapi dibalik penampilannya ada jiwa ksatria dan sihir yang sangat kuat, yang bahkan tidak dapat dikalahkan oleh Hantu Misterius. Si Burung Pipit bertugas menjaga botol tersebut dari para penyamun dan makhluk-makhluk yang kikir. Serbuk sihir itu sangat mahal karena kegunaannya membunyikan Gema Burung. Semua orang tahu Gema Burung gong yang dapat memanggil burung-burung pelangi pembawa kebahagiaan. Itulah tugas mereka mengambil serbuk sihir, yaitu untuk membunyikan Gema Burung.
Vine dan keluarga barunya berangkat ke bukit Reaf. Bukit mengerikan yang ditinggali oleh serigala jadi-jadian, buaya siluman, penyihir jahat dan kelompok pencuri cilik. Perjalanan tsb. tidak mudah karena pertama, Hantu Misterius tidak henti-hentinya berusaha menghentikan komunikasi mereka dengan sang Raja. Nyamuk-nyamuk semakin banyak berterbangan dimana-mana. Mereka mendengung dan menyerang setiap orang yang masih sadar yang belum mereka gigit. Dan, hanya mereka yang tetap berkomunikasi dengan sang Rajalah yang semangat. Kedua, lokasi bukit Reaf jauh, tanahnya miring, licin dan banyak semak-semak berduri.
Selama berbulan-bulan mereka berjalan, melindungi diri dari nyamuk-nyamuk tzetze, bersembunyi dari buaya siluman, membunuh beberapa serigala jadi-jadian, dan menerjang semak-semak berduri. Mereka semua kelelahan dan ingin berhenti. Vine mengenang saat itu, saat dimana ayahnya kelelahan dan marah pada sang Raja karena telah membuat mereka semua terluka dan merana. Gambaran nyamuk-nyamuk tzetze yang menyerang ayahnya, di depan mata Vine terus teringat di kepala Vine. Ia ingat ayahnya dibawa terbang pergi oleh nyamuk-nyamuk tersebut menjauhi Vine. Vine yang merasa sangat sedih, berlari mengejar ayahnya. Namun, Anjing Kompas menghalangi jalan Vine. Peri Kasih mengingatkan bahwa satu-satunya cara untuk menolong ayah Vine adalah dengan mendapatkan serbuk sihir. Kurcaci Api membopong Vine sambil berlari menjauhi dari nyamuk-nyamuk tzetze yang menyerang mereka juga. Mr. Plin dan Mrs. Disi berlari di depan mengikuti Anjing Kompas.
Mereka masing-masing tidak dapat mengelak dari gigitan nyamuk tzetze. Untunglah Mr. Plin dan Mr. Disi segera berkomunikasi dengan sang Raja dan tertolonglah mereka, untuk sementara. Racun nyamuk tzetze menjalar kuat di tubuh Mr. Plin. Dialah yang pertama kali ambruk dalam perjalanan. Mrs. Disi menangis keras-keras tidak rela tubuh suaminya diambil oleh roh-roh lain. Ia pun mengeluarkan sihir tingkat tinggi untuk mengubah rohnya dan roh suaminya menjadi kelereng. Mrs. Disi menitipkan rohnya dan roh suaminya pada Vine setelah itu tubuh Mr. Plin dan Mrs. Disi terbakar sendiri. Nyamuk-nyamuk tzetze tidak dapat mengambil tubuh Mr. Plin dan Mrs. Disi.
Saat itu tinggal mereka berempat yang terus berlari ke arah rumah Burung Pipit. Anjing Kompas berlari paling depan untuk menunjukkan arah. Kurcaci Api berlari menggandeng tangan Vine, dan Peri Kasih berlari paling belakang untuk melindungi mereka dari siapa pun yang bermaksud jahat. Vine berusaha untuk tidak menghentikan komunikasinya dengan sang Raja, begitu juga dengan Anjing Kompas, Peri Kasih dan Kurcaci Api. Dari jauh sang Raja melindungi mereka dengan segenap tenaga, memberi mereka energi untuk terus maju dan menyemangati mereka agar tidak berhenti.
Anjing Kompas berteriak riang karena mereka sudah tinggal beberapa meter sampai di depan rumah Burung Pipit. Namun, tiba-tiba seekor ular yang luar biasa besar menghalangi mereka. Saat ia membuka mulut, Vine bisa melihat rongga mulutnya yang berduri banyak dan lidahnya yang bercabang panjang. Vine ketakutan setengah mati. Dengan segera ia menelan kelereng roh Mr. Plin dan Mrs. Disi ke dalam tubuhnya. Peri Kasih mengeluarkan pedang dari dalam bola cahaya yang ia ciptakan dan menyerang ular besar itu. Gerakan ular bermata kuning itu sungguh mengerikan. Setiap lenggokannya menumbangkan pohon-pohon yang ada di sekitar situ. Peri Kasih berusaha menebaskan pedangnya ke leher si ular. Namun ular itu mengelak seolah-olah tahu kemana Peri Kasih akan menyerang. Anjing Kompas menggigt ekor si ular tapi dengan tangkas kepala ular itu menyerang Anjing Kompas. Kurcaci Api menendang perut si ular. Ekor ular raksasa itu berusaha menebas Kurcaci Api.
Vine diam tak bergerak. Ia terlalu terpana pada apa yang ada di depannya. Saat itu ia mulai gemetaran dan tidak mendengar ketika sang Raja memanggilnya. Seekor nyamuk tzetze yang berhasil mengikuti mereka segera mengigit Vine. Vine berteriak kencang -kencang dan jatuh terjerembab. Matanya mulai mengantuk dan ia mulai melihat ada kasur di dekatnya. Ia merangkak ke kasur yang tampak empuk, hangat dan menyenangkan. Daripada harus melewati pertarungan yang menyakitkan ini, Vine memilih untuk tidur.
Peri Kasih yang melihat hal itu segera mengeluarkan sihir petir untuk membunuh nyamuk tzetze. Kurcaci Api segera lari meninggalkan si Ular dan menampar wajah Vine. Anjing Kompas kewalahan seorang diri melawan Ular itu. Dengan tersenyum penuh kemenangan si Ular menyabit Anjing Kompas. Tubuh Anjing Kompas terlempar ke depan rumah Burung Pipit. Vine yang menyaksikan hal itu segera terbangun dan mengambil belati dari tangan Kurcaci Api. Dengan kecepatan tinggi Ular Raksasa berusaha menerkam Vine. Peri Kasih menembakkan sihir petirnya ke mata Ular Raksasa, saat itu juga Kurcaci Api berlari ke arah Vine dan memanggulnya dengan paksa.
Ular Raksasa bergeliat-geliat marah, menabrakkan badannya ke sana kemari. Peri Kasih tidak cukup cepat menghindar dari terjangan kepala si Ular. Ia pun terlempar jauh ke atas langit. Sesosok bayangan hitam kecil berhasil menangkap Peri Kasih dan membawanya terbang ke arah rumah Burung Pipit. Bayangan kecil itu terbang sambil mengeluarkan tembakan-tembakan api biru ke arah Ular Raksasa . Serangan itu begitu bertubi-tubi hingga membuat Ular Raksasa kabur diiringi hancurnya batang-batang pohon.
Kurcaci Api menurunkan Vine di dekat Anjing Kompas. Dengan berlinang air mata, Vine memeluk Anjing Kompas yang terkulai tak bergerak. Bayangan kecil itu mendekati Vine dan Kurcaci Api. Ia menyuruh mereka masuk ke dalam rumah. Vine melihat si Burung Pipit untuk pertama kalinya. Ia begitu kecil dan mungil. Siapa yang mengira makhluk kecil itu mampu mengalahkan Ular Raksasa yang begitu besar.
Setelah perjalanan yang begitu panjang dan menyakitkan, akhirnya mereka tiba juga di rumah Burung Pipit. Rumah itu begitu hangat dan nyaman. Vine lagi-lagi mengantuk tapi ditampar untuk ke dua kalinya oleh Kurcaci Api. “Kamu tidak boleh tidur, Vine!” Burung Pipit merebahkan Peri Kasih di atas tempat tidur yang entah bagaimana sesuai dengan ukuran tubuh Peri Kasih.
“HUAAAAAAAAAAAA!!!” Vine menangis keras-keras, “Aku mau tidur, aku tidak mau melihat Anjing Kompas mati, Peri Kasih pun terluka gara-gara aku. Mr. Plin dan Mrs. Disi pun sudah tidak ada di sini lagi. Ayah juga dibawa pergi oleh mereka. Aku tidak mau lagi seperti ini. Terlalu menyakitkan. Aku mau TIDUR!!!”
“Aku tidak akan membiarkanmu!” kata Kurcaci Api yang Apinya pun mulai memudar karena ia sangat-sangat kelelahan.
“Kamu jahat! Aku tidak mau lagi bersamamu Kurcaci! Aku mau tidur!”teriak Vine.
“Tidak akan kubiarkan, walau apiku mulai meredup aku tak kan biarkan kau tidur!”kata Kurcaci Api tegas.
“Biarin, pokoknya aku mau tidur sama Anjing Kompas!” kata Vine semakin keras sambil memeluk erat Anjing Kompas. Air matanya terus mengalir karena sedih, sedih akan semua yang terjadi. Sedih karena ayahnya pergi dari sisinya. Sedih karena ia kehilangan keluarga barunya Mr. Plin dan Mrs. Disi. Sedih karena Anjing Kompas dan Peri Kasih terluka karena dirinya. Sedih karena sahabatnya sendiri tidak ingin ia merasa nyaman.
“Kurcaci jahat! Aku benci dirimu!” kata Vine lagi sambil menangis meraung-raung.
Api di tubuh si Kurcaci Api semakin redup dan redup. Ia kelelahan dan terluka. Sepertinya tubuhnya tak mampu mengeluarkan api lagi. Bagi seorang Kurcaci Api, kehilangan Api sama artinya dengan kematian.
Burung Pipit menyela pembicaraan mereka berdua. “Kalian,”katanya, “Mari duduk sini dekat perapian.” Vine dan Kurcaci Api mendekati perapian. Vine menidurkan Anjing Kompas di sebelah Peri Kasih. Api di perapian bergerak-gerak lincah. Kurcaci Api mendekati perapian untuk menghidupkan apinya lagi. Burung Pipit mengajak mereka untuk berkomunikasi dengan sang Raja. Dalam moment itu Vine merasa tenang dan tidak mengantuk lagi, sedangkan Kurcaci Api merasa lebih hidup. Dari jauh sang Raja menyembuhkan Peri Kasih dan Anjing Kompas.
Di luar rumah Burung Pipit ada bayangan-bayangan hitam yang bergerak dengan cepat mengitari rumah itu. Burung Pipit yang menyadari hal itu segera mengubah Anjing Kompas dan Peri Kasih menjadi kelereng. Ia menyuruh Vine menelan kelereng-kelereng itu. Tanpa pikir panjang Vine melakukan seperti yang diperintahkan.
Adegan memakan kelereng itu membuat otak Kurcaci Api menarik ingatan mengenai sihir kuno dari leluhurnya. Jika Kurcaci Api merubah diri menjadi Api dan dimakan oleh orang yang ia pilih, Kurcaci tsb. akan menjadi kekuatan bagi orang itu. Dengan segenap kemampuan otaknya yang terbatas, Kurcaci Api mencari langkah-langkah untuk melakukan sihir kuno tsb. dalam ingatannya. Selama ia berpikir, makhluk-makhluk di luar sana mulai mendobrak masuk.
Vine tidak menghentikan komunikasinya dengan sang Raja. Ia terus dan terus menerus menceritakan hal-hal yang ia hadapi dan kekawatiran yang ditimbulkan dari hal itu. Sang Raja dengan penuh kasih sayang meyakinkan Vine bahwa semuanya akan baik-baik saja karena Vine dan semua orang yang ia sayangi berada dalam perlindungannya. Vine semakin mendapatkan kesadaran dan hampir lupa akan kantuknya.
Burung Pipit berdiri diam di tempatnya. Ia diam-diam memperhatikan Kurcaci Api yang sedang berusaha berubah menjadi api. Di dalam kepalanya ia menyusun rencana dan di dalam hatinya ia berdiskusi dengan sang Raja. Burung terdiam selama beberapa saat.Ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan.
Dari segala arah dinding rumah Burung Pipit yang terbuat dari kayu koyak. Serpihan-serpihan kayu berterbangan ke sana kemari. Vine menutup matanya, menghindari serpihan-serpihan kayu tajam. Di saat yang bersamaan Kurcaci Api berubah menjadi api. Tepat saat itu, Burung Pipit menangkap api Kurcaci Api dan mengangkat Vine dengan kakinya. Ia melesat ke atas tinggi sekali. Seorang penyamun berusaha menangkap mereka tapi gagal. Vine melihat ke bawah ke arah makhluk-makhluk berjubah yang menatap bengis ke arahnya. Makhluk itu hitam dan berlendir, ada juga yang berkepala kadal. Mereka mendesis-desis marah ke arah Burung Pipit.
“Di sakumu,” kata Burung Pipit, “Ada botol berisi serbuk sihir.”
Vine menyentuh kantongnya dan merasakan ada botol di dalamnya. Jantung Vine berdegup kencang. Benda yang selama ini ia cari dengan mengorbankan banyak hal ada di dalam kantong jaketnya.
“Lalu ini,” kata Burung Pipit itu lagi sambil memberikan api Kurcaci Api ke Vine, “temanmu.”
Di atas langit sana, Vine bergelantungan di bawah kaki seekor Burung yang bertubuh mini. Di tangannya ada roh sahabatnya yang meminta diri untuk dimakan. “Apakah harus seperti ini?” kata Vine sambil menangis.
“Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja. Bukankah ada sang Raja yang akan memberikan akhir yang bahagia pada kita. Kamu sudah memiliki botol itu. Tenang saja. Kami semua bersamamu. Dan, selama kamu masih berkomunikasi dengan sang Raja, kebahagiaan akan muncul dengan indah,” kata Kurcaci Api sambil tersenyum.
Vine tersenyum sambil menangis lalu menelan api Kurcaci Api. Burung Pipit terus terbang ke selatan. Ia membawa Vine kembali ke kotanya. Di situlah Vine harus menyelesaikan tugasnya. “Dengar Vine, aku akan menurunkanmu di pintu masuk ke kotamu. Aku tidak bisa masuk ke sana karena aku harus siap di atas sini saat Gema Burung kau bunyikan. Sang Raja memberiku tugas di atas sini,” kata Burung Pipit.
Vine menelan ludah. Tidak akan ada seorang pun di sisinya lagi. Tidak akan ada yang menyelamatkannya ketika ia melakukan kesalahan. Masuk ke kotanya sama dengan mati. Bagaimana mungkin ia melewati orang-orang yang sudah dirasuki oleh roh-roh yang lain. Bagaimana bisa ia berjalan dengan santai tanpa digigit oleh nyamuk tzetze. Dan, bagaimana bisa ia sendirian melawan Hantu Misterius. Kekawatiran merasuki pikiran Vine tapi semua hal itu segera ditepis oleh keyakinan akan kata-kata sang Raja, yaitu bahwa ia dilindungi.
Burung Pipit turun rendah ke depan pintu masuk kota WoodPep. Gerbangnya tinggi dan besar, kota di dalamnya berkabut tebal dan banyak bayangan yang bergerak ke sana kemari tak tentu arah. Selain itu ada juga suara dengungan yang ia benci, suara nyamuk tzetze. Burung Pipit memberitahunya untuk memecahkan botol tsb. di pusat kota. Tepat di atas simbol lingkaran di tengah kota.
Vine menarik nafas dan masuk ke dalam. Walaupun di luar langit terang benderang, di dalam seperti malam. Kakinya berjalan dengan lambat melewati lampu-lampu yang berpendar. Ia menyentuh sakunya, meyakinkan bahwa botol serbuk sihir itu masih ada dalam sakunya. Ia berjalan semakin cepat.
Dari kanan kiri terdengar langkah-langkah kaki dan dengungan suara nyamuk tzetze. Vine tiba-tiba mulai merasa mengantuk lagi. Dengan cepat, Vine segera berkomunikasi dengan sang Raja. Di mana pun Vine berada, sang Raja selalu bisa mendengar suara Vine. Kali ini suaranya takut sekaligus berani, ragu tapi yakin. Sang Raja sedang melindungi Vine dari jauh.
Vine menutup tubuhnya rapat-rapat dengan jaket sambil memegang erat kantongnya. Matanya terasa berat dan pandangannya mulai kabur. Kakinya mulai protes karena kelelahan. Nyeri di sana sini membuatnya malas bergerak dan ingin tidur. Vine berusaha tetap sadar dengan terus berkomunikasi ke sang Raja. Ia berjalan dan menghindar setiap kali hampir menabrak orang-orang yang berjalan tak tentu arah.
Kabut terasa semakin tebal. Suara-suara nyamuk tzetze pun semakin kencang. Ia tidak bisa melihat ke depan. Beberapa kali ia hampir menabrak orang-orang tapi selalu sempat menghindar. Vine sempat ragu apakah arah jalannya benar. Namun entah bagaimana, hatinya meyakinkan bahwa ia berada di jalan yang benar. Vine menduga itu adalah kekuatan Anjing Kompas. Anjing Kompas selalu menunjukkan jalan. Ia tidak sendiri, ia bersama-sama dengan keluargannya Mr. Plin dan Mrs. Disi, Anjing Kompas, Peri Kasih dan Kurcaci Api. Vine berjalan terus ke pusat kota.
Vine sudah dekat, tinggal beberapa meter lagi. Tapi tiba-tiba kabut mulai menghilang dan 3 meter di depannya berdiri sosok yang melayang-layang. Wajahnya dibalut dengan perban putih dan tubuhnya ditutupi oleh jubah hitam sobek-sobek. Ia tersenyum mengerikan, memamerkan giginya yang sudah busuk dan berwarna kuning kehijauan. Tidak ada suara, Vine tidak mendengar suara siapa pun bergerak atau suara nyamuk tzetze. Baru sekarang Vine merasa tidak senang tidak mendengar suara nyamuk tzetze. Keheningan lebih menyeramkan karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi.
“Aku sudah lama menunggumu, Vine..” kata sosok itu.
Vine terdiam menatap makhluk di depannya. Vine tahu sosok itu adalah si Hantu Misterius. Aura mengerikan di sekitarnya, senyumnya yang jahat dan matanya yang gelap licik. Hantu Misterius berdiri tepat di atas simbol lingkaran pusat kota. Vine mengutuk dalam hati tapi hal itu malah membuat situasi tambah buruk. Ia tidak bisa mendengar suara sang Raja. Keraguan menyelimuti dirinya. Vine berhenti terdiam, kakinya mulai berubah menjadi batu. Hantu Misterius berhasil menyuruh nyamuk tzetze menggigit Vine diam-diam tanpa terasa.
Dari sekelilingnya ia melihat orang-orang berwajah dungu, dengan air liur menetes-netes, berjalan ke arahnya. Vine semakin pusing tapi tetap berusaha untuk sadar. Ia menyentuh kantongnya dan merasakan keberadaan botol di situ. Kekuatan Kurcaci Api merasuk dalam diri Vine dan membuat kaki Vine lepas dari sihir batu Hantu Misterius. Tanpa segan-segan Hantu Misterius menyuruh semua nyamuk tzetze dan orang-orang kota yang kehilangan kesadaran menyerang Vine.
Satu diantara mereka berhasil menerjang Vine. Vine tidak kuat melawan orang dewasa, walau bagaimana ia masih anak-anak. Vine berusaha berkomunikasi dengan sang Raja sekali lagi dan berhasil. Sang Raja mengingatkan Vine akan kekuatan dalam dirinya. Dengan meminjam semangat Kurcaci Api, Vine menghantam kepalanya ke kepala orang yang menangkapnya. Ia pun berhasil mengeluarkan pedang Peri Kasih dari telapak tangannya. Cahaya pedang itu menyilaukan orang-orang tapi tidak nyamuk tzetze.
Suara nyamuk itu begitu berisik, Vine tidak bisa maju ke depan. Konsentrasinya buyar dan dia sama sekali tidak melihat ke depan. Tangannya yang kecil menebas-nebaskan pedang Peri Kasih ke segala arah. Vine terus berusaha tidak berhenti berkomunikasi dengan sang Raja. Ia bahkan menyanyikan lagu yang sering ia nyanyikan bersama ayah kesayangannya setiap kali ada pertemuan bawah tanah.
Vine bisa melihat Hantu Misterius di depannya. Dengan semua serangan nyamuk-nyamuk tzetze, Vine mengumpulkan konsentrasi dan memberikan tebasan maut ke arah Hantu Misterius di depannya. Hantu Misterius itu tidak bisa ditebas, ia hanyalah bayangan. Ia hanyalah roh yang tak berwujud. Vine sudah tidak lagi memperdulikan si Hantu Misterius. Ia berfokus pada simbol lingkaran di bawahnya.
Racun nyamuk tzetze mulai menimbulkan halusinasi. Vine melihat tanah di bawahnya sudah berubah menjadi tikar kain yang sering ia dan Ayahnya gunakan untuk berpiknik. Matahari bersinar dengan cerah dan angin bertiup sepoi-sepoi. Saat seperti ini tentunya sangat nyaman untuk tidur. Vine merasa ada pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan, tapi ia terlalu malas. Ia mau tidur saja, hidupnya sudah susah. Ia mau menikmati hidupnya dengan cara sederhana. Begitulah cara murah untuk bahagia dalam kemiskinan. Tidur siang di bawah pohon yang rindang.
Hantu Misterius tersenyum senang rencananya berhasil. Ia sukses membuat satu-satunya orang yang bisa membangunkan seluruh isi kota itu tertidur. Ia tinggal menyingkirkan botol serbuk sihir itu jauh-jauh agar tidak ada satu sarana pun yang menghalanginya menguasai dunia. Dengan kekuatan sihir, ia menyuruh nyamuk tzetze menyingkir dan menyuruh salah satu orang yang hilang kesadaran mengambil botol serbuk sihir.
Dalam tidur siangnya, Vine tidak merasa nyaman ada sesuatu yang mengganggu. Vine merasa ada orang yang menggoyang-goyangkan tubuhnya. Vine membuka matanya untuk melihat siapa itu yang berusaha membangunkan dia. Di depannya berdiri Kurcaci Api membelakangi matahari yang bersinar terik. Kurcaci Api menampar wajah Vine keras-keras untuk yang ketiga kalinya.
Vine langsung membuka mata dan mendapati seseorang berusaha mengambil botol serbuk sihir dari kantongnya. Vine mengambil pedangnya dan menebas orang itu. Orang itu berteriak kencang karena tangannya putus. Darah bercucuran ke mana-mana. Hantu Misterius kaget dan sekali lagi memerintahkan semua makhluk yang bisa ia perintahkan untuk menyerang Vine.
Kali ini Vine dengan sigap mengambil botol serbuk pasir dari kantongnya kemudian memecahkan botol itu kencang-kencang tepat ke tengah simbol lingkaran. Suara gong berbunyi keras tiga kali. Suaranya begitu nyaring tapi Vine tidak merasa suara itu terlalu keras. Hantu Misterius kaget setengah mati. Ia sadar bahwa semua rencananya gagal. Semua jerih payahnya akan musnah dalam beberapa menit mendatang.
Dari atas kepala Vine cahaya matahari masuk dan Vine melihat sosok Burung Pipit datang dari atas. Ia tidak sendiri, dibelakang Burung Pipit begitu banyak burung-burung lain beraneka bentuk,ukuran dan warna terbang ke segala penjuru kota WoodPep. Setiap kepakan sayap burung-burung itu, tercium harum bunga yang menyenangkan. Vine melihat salah satunya menyambungkan tangan yang tadi ditebas oleh Vine. Di sisi lain burung-burung itu menyerang nyamuk tzetze yang berpencar ke segala penjuru. Ada juga yang mematuk kepala orang-orang yang kehilangan kesadaran agar racun nyamuk tzetze hilang. Burung Pipit sendiri terbang mengejar Hantu Misterius.
Lalu ada satu lagi di depan Vine, seekor anak burung garuda. Warnanya coklat dengan semburat emas yang cantik. Mata burung itu menatap mata Vine dalam-dalam. Sang Raja menyampaikan rasa bahagianya karena Vine mempercayai sang Raja sampai akhir. Dari jantung Vine keluar kelereng-kelereng berkilau pelangi. Itu keluarganya, burung itu memunculkan kembali sosok fisik keluarganya. Kurcaci Api, Anjing Kompas, Peri Kasi, Mr. Plin dan Mrs. Disi. Vine berlari ke arah mereka dan memeluk mereka satu-satu.
Anjing Kompas menggonggong riang dan menarik Vine ke taman kota. Di sana burung-burung sedang menurunkan ayahnya dari atas pohon tertinggi di kota WoodPep. Vine tersenyum riang dan memeluk ayahnya erat-erat. Ayah Vine menangis tersedu-sedu karena ia telah menjadi contoh yang buruk bagi Vine. Ia marah pada sang Raja yang berusaha membantu mereka lepas dari Hantu Misterius. Ayah Vine berterima kasih sedalam-dalamnya pada sang Raja karena telah dimaafkan dan bisa bertemu lagi dengan Vine.
Hari itu seperti yang telah dijanjikan. Saat Gema Burung dibunyikan, burung-burung pelangi akan datang membawa kebahagiaan pada setiap orang. Mereka yang kehilangan kesadaran telah sadar kembali dan menjadi dirinya lagi. Mereka yang kehilangan orang yang dicintai bertemu kembali. Kota WoodPep berubah menjadi indah kembali. Anak-anak terbangun dan bersemangat lagi menjalani hidupnya. Mereka yang terluka disembuhkan dan yang lemah disegarkan.
Ayah Vine menatap gembira ketika burung-burung pelangi meletakkan mahkota bunga di atas kepala para ksatria, Anjing Kompas, Peri Kasih, Kurcaci Api, Mr. Plin dan Mrs. Disi, juga Vine. Seluruh penduduk kota bersorak gembira merayakan hari itu. Mereka menari, menyanyi, saling berpelukan dan tertawa riang. Vine bangga pada dirinya sendiri karena ia telah berhasil seperti ayahnya menjadi ksatria untuk mereka yang lemah. Vine mengucapkan terima kasih kepada sang Raja atas segala sesuatu yang telah terjadi.
Burung-burung pelangi tidak hanya membersihkan nyamuk-nyamuk tzetze di kota WoodPep, tapi juga semua kota yang telah dipengaruhi oleh Hantu Misterius. Kebahagiaan menyebar ke segala penjuru kota. Nama Vine dan kawan-kawannya menjadi legenda baru di mana-mana. Burung Pipit mengusir Hantu Misterius ke Semak Belukar Terkutuk. Di sana Hantu Misterius akan terkurung dalam waktu yang sangat lama. Hantu Misterius bisa saja kembali lagi dan menjadi kuat, hanya kalau orang-orang berhenti berkomunikasi dengan sang Raja.